Saham BUMN Mulai Menghijau - Buyback Saham Laksana Sebuah Oase

NERACA

Jakarta - Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno yang menginstruksikan BUMN untuk melakukan pembelian kembali saham atau buyback, membuat tren indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali merangkak naik setelah sebelumnya terkoreksi seiring dengan depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang menembus Rp 14.000.

Ibarat oase di gurun pasar, aksi korporasi buyback saham BUMN menjadi penyemangat investor untuk kembali berburu saham yang di lepas investor asing. Berdasarkan data perdagangan saham Selasa (25/8), saham-saham perbankan BUMN mencatatkan keuntungan dan sebagai penggerak indeks saham. Tengok saja, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) naik 5,19% menjadi Rp 9.625 per saham, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menguat 3,98% ke level Rp 8.500 per saham, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mendaki 2,88% ke level Rp 11.625 per saham dan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk menguat 5,94% ke level Rp 4.370 per saham.

Sementara itu, saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk naik 2,63% ke level Rp 2.730 per saham. Saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) mendaki 3,47% ke level Rp 7.475 per saham, saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) menguat 2,08% ke level Rp 2.940 per saham. Diikuti penguatan saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mendaki 3,48% ke level Rp 1.785 per saham.

Di tengah kondisi IHSG masih fluktuaktif, analis PT MNC Securities Sharlita Malik merekomendasikan saham-saham perbankan terutama BUMN bank untuk dicermati pelaku pasar. Saham-saham itu antara lain BBRI, BMRI,BBTN, dan salah satunya PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Dia mengatakan, kondisi IHSG anjlok membuat saham-saham di sektor bank jadi pilihan terutama saham bank BUMN dan BCA. Selain itu, emiten memiliki pendapatan dolar Amerika Serikat (AS) juga menjadi pilihan. "Saham-saham itu memiliki fundamental baik, dan juga sebagai penggerak IHSG," kata Sharlita.

Selain itu, dia juga merekomendasikan agar menghindari saham-saham pertambangan dan perkebunan. Hal itu mengingat harga komoditas sedang tertekan. Sebelumnya, Menteri BUMN Rini Soemarno pernah bilang, pemerintah telah menyiapkan anggaran Rp 10 triliun untuk mendanai aksi buyback saham BUMN.

Rini bilang, aksi buyback tersebut akan mulai dilaksanakan pada Selasa, 25 Agustus 2015. Dana tersebut akan digunakan untuk membeli saham BUMN yang mempunyai kapitalisasi besar. "Pembeliannya kami dasarkan di sekitar itu, 13 perusahaan besar," ujar Rini.

Dalam memilih saham-saham yang akan dibeli kembali, Kementerian BUMN akan memberikan prioritas kepada saham-saham yang mengalami penurunan yang cukup dalam. Sebagai informasi, Kementerian BUMN disibukkan untuk memanggil sejumlah perusahaan milik negara yang tercatat di Bursa Efek Indonesia terkait dengan rencana "buy back" (pembelian kembali) saham di pasar modal.

Direksi sejumlah BUMN yang hadir di Kementerian BUMN antara lain Bank Mandiri, Bank BRI Bank BNI, Adhi Karya, Waskita Karya."Benar ada rapat dengan sejumlah BUMN. Ini terkait dengan arahan program 'buy back' saham di pasar modal," kata Deputi Menteri BUMN Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan, Gatot Trihargo. (bani)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…