Produktivitas Belum Optimal - AMTI: Program Kemiteraan Jadi Solusi Petani Tembakau

NERACA

Rembang - Salah satu kabupaten yang terletak di pesisir Pulau Jawa ini, memang mempunyai tanah yang cukup tandus. Kebanyakan para petani di Rembang menanam padi, dengan menggunakan sistem tadah hujan. Di saat musim kemarau, mulai 2011 lalu mulai beralih menanami lahannya dengan tembakau.

Hartono, petani di Desa Selopuro, Kecamatan Lasen, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, sudah tiga tahun terakhir rutin memanfaatkan ladang miliknya untuk ditanami tembakau. Khususnya saat musim kemarau tiba. “Di Rembang ini kan terkenal daerah yang tanahnya gersang. Sulit kalau musim kemarau ini kita memaksakan tanam padi,” kata Hartono di Desa Selopuro, Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, pekan lalu.

Hal sama juga dilakukan Winarso. Winarso menyebut bak mendapat angin segar saat memutuskan untuk menanam tembakau pada musim kemarau. Jika tidak, lahan seluas tiga hektare miliknya akan jadi lahan tidur saat musim kemarau.

“Sebelum kita tahu soal tembakau, kita pas kemarau itu lahan kita kritis. Kita hanya tanam kalau tidak padi, ya palawija. Itu pun hasilnya gambling, kalau ada hujan ya lumayan, kalau kemarau gini ya rugi,” kata Winarso.

Selain di Desa Selopuro, petani di desa lainnya di Rembang, seperti Desa Rukem, Kecamatan Sulang dan Desa Sidomulyo, Kecamatan Gunem, juga melakukan hal serupa. Mereka mulai beralih menanam tembakau saat musim kemarau.

Sementara, Susilo Hadi, Kepala Bidang Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Rembang menyatakan saat ini ada 11 Kecamatan di Rembang yang masuk kategori daerah layak tanam tembakau. Sedangkan tiga Kecamatan lainnya yakni Kecamatan Kragan, Kecamatan Kaliori, dan Sluke, dianggap kurang potensial lantaran berada dekat dengan pantai.

Tanaman tembakau memang dikenal dengan tanaman yang tidak begitu banyak membutuhkan air dibandingkan dengan padi atau tanaman palawija. Sehingga, tembakau dijadikan satu alternatif bagi petani agar tetap bisa membuat lahannya produktif.

Untuk itu, Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) menilai produktivitas pertanian tembakau Indonesia saat ini masih belum mencapai kapasitas maksimal. Hal ini dikarenakan adanya beberapa permasalahan dalam pertanian tembakau yang belum dapat diatasi secara efektif seperti minimnya akses pasar secara langsung oleh petani, keterbatasan modal, teknik pertanian tradisional yang tidak efisien, serta kurangnya dukungan teknis dan infrastruktur pertanian. Akibatnya, produktivitas tembakau nasional berada jauh di bawah permintaan pasar. Di tahun 2013 total hasil panen tembakau hanya mencapai 189.600 ton, sedangkan permintaan pasar di tahun yang sama mencapai 315.000 ton.

Salah satu upaya dalam mengatasi permasalahan pertanian tembakau ialah dengan menjalankan program kemitraan antara petani dan pemasok/pabrikan seperti yang diterapkan dalam program Integrated Production System (IPS - Sistem Produksi Terintegrasi) di pertanian tembakau Rembang, Jawa Tengah.

“AMTI melihat bahwa program kemiteraan merupakan salah satu solusi yang baik untuk menjawab berbagai permasalahan di pertanian tembakau, khususnya terkait dengan produktivitas dan akses pasar petani yang dijamin oleh pemasok tembakau. Selain itu, para petani juga mendapatkan edukasi bercocok tanam yang baik melalui pendampingan dari pemasok serta akses terhadap teknik pertanian modern yang dapat meningkatkan efisensi produksi. AMTI berharap program IPS dapat diimplementasikan di pertanian tembakau lainnya agar industri tembakau yang berkualitas dapat terus dilestarikan,” ujar Budidoyo, Ketua Umum AMTI saat berkunjung ke Rembang, Jawa Tengah, akhir pekan kemarin.

IPS dijalankan melalui kontrak kerjasama antara pemasok daun tembakau dengan para mitra petani tembakau. Dalam kerjasama ini, para petani mendapatkan pendampingan pertanian, akses permodalan, sarana dan prasarana pertanian, serta jaminan akses pasar yang sangat diperlukan oleh petani. Mereka juga mendapatkan informasi dan bimbingan mengenai Praktik Pertanian yang Baik (Good Agricultural Practices - GAP) untuk meningkatkan kualitas, efisiensi, produktivitas, serta penghasilan yang diterima dari panen tembakau.  Dengan sendirinya, kesejahteraan para petani juga akan membaik.

Lima tahun sejak progam IPS diterapkan di Rembang, produksi tembakau telah meningkat secara signifikan dan menjadi lebih menarik bagi komunitas petani. Hal ini dapat dilihat dari jumlah petani tembakau yang meningkat hingga mencapai 7.000 pada tahun 2014. “Sejak bergabung dalam program IPS, saya mendapatkan banyak informasi dan bantuan sehingga kualitas dan jumlah hasil panen tembakau semakin meningkat. Pemasukkan yang saya terima dari hasil panen dapat digunakan untuk memberikan penghidupan yang lebih baik bagi keluarga saya,” ujar Jahudi, salah satu petani yang tergabung dalam program kemitraan IPS.

Selain di kota Rembang, program IPS juga diterapkan di beberapa daerah tembakau lainnya seperti Lombok, Wonogiri, Malang, Jember, Blitar, dan Lumajang.

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…