BI Taksir Inflasi Juli 0,8%

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Bank Indonesia menyatakan hingga minggu keempat Juli 2015 laju inflasi mencapai 0,8 persen secara bulanan (mtm) atau 7,13 persen secara tahunan (yoy). "Inflasi di pekan keempat itu ada kenaikan lagi tadinya 0,5 persen (mtm), sekarang ini di kisaran 0,8 persen (mtm)," kata Gubernur BI Agus Martowardojo saat ditemui di Kantor Pusat BI, Jakarta, Jumat pekan lalu.

Agus menuturkan, dibandingkan rata-rata inflasi dalam lima tahun terakhir 0,86 persen pada Juli, inflasi kali ini relatif cukup terkendali. "Kita punya prediksi awal (inflasi Juli) 1,12 persen. Ternyata di bawah prediksi, itu menunjukkan kondisi yang baik," ujar Agus.

Ia sendiri optimistis target inflasi 2015 4 persen plus minus satu persen akan dapat tercapai pada akhir tahun ini. Terkait dengan ancaman elnino yang akan berdampak pada perekonomian di Tanah Air, Agus mengatakan pihaknya telah mengantisipasi dan berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan juga pemerintah daerah. "Masalah pasokan dan distribusi menjadi perhatian tinggi untuk menjaga inflasi kita," kata Agus.

Agus menekankan pentingnya kelancaran distribusi pasokan terutama bahan pangan sehingga akan membuat harga tetap dalam kisaran wajar. "Kalau inflasi yang kita lihat sekarang ini ada koreksi harga yang menurun seperti telor dan ayam. Yang masih ada peningkatan itu di cabai dan transportasi darat," kata Agus.

Senada dengan BI, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan, inflasi di bulan Juli cukup terkontrol. Menurut dia, pemerintah akan menjaga agar inflasi dalam range yang merefleksikan nilai-nilai fundamental.

"Banyak sekali hal-hal yang di luar kontrol kita. Misalnya isu-isu kenaikan suku bunga the Fed. Hal-hal yang terkait dengan kontrol kita cukup oke, inflasi bulan Juli kelihatannya cukup terkontrol, paling tidak sampai Lebaran inflasi kita naiknya tidak seberapa," katanya.

Ia menambahkan, biasanya saat Lebaran inflasi naik tinggi sekali. Namun, pada awal hingga pertengahan Juli tahun ini, kenaikan harga-harga secara umum, masih dapat diterima. "Bahkan, akhir bulan ini setelah Lebaran akan terjadi deflasi. Mudah-mudahan month to month inflasinya akan lebih terkontrol,” tukasnya.

Ahli ekonomi Standard Chartered Bank, Eric Sugandi, memperkirakan inflasi Juli 2015, yang bertepatan dengan Lebaran Idul Fitri 1436 Hijriah, sebesar 0,75 persen secara bulan-ke-bulan (month-to-month) dan 7,1 persen secara tahun-ke-tahun (year-on-year).

Sugandi mengatakan, tekanan inflasi yang tidak terlalu tinggi selama Ramadhan dan Lebaran, karena permintaan dan daya beli masyarakat masih rendah. Di sisi lain, intervensi pemerintah menjaga stabilitas harga-harga kebutuhan pokok turut andil dalam meredam inflasi, yang biasanya selalu naik pada saat Ramadhan dan Lebaran.

"Tekanan inflasi masih ada, musiman. Namun, tidak terlalu tinggi karena pelemahan permintaan masyarakat," ujarnya. Di kalangan pelaku usaha atau pebisnis, kepastian dan fokus kinerja tim ekonomi pemerintah di sektor perekonomian ditunggu-tunggu.

Perkiraaan inflasi Juli 0,75 persen (mtm) ini menunjukkan peningkatan indeks harga konsumen yang tidak terlalu signifikan dibanding inflasi Juni yang tercatat 0,54 persen.  Sedangkan, jika dibandingkan Ramadhan dan Lebaran 2014, yang juga jatuh pada Juli, inflasi saat itu tercatat 0,93 persen (mtm).

Perbedaannya adalah Lebaran 2015 jatuh di pertengahan Juli, sedangkan Lebaran 2014 dirayakan di akhir Juli, dimana akan sangat mempengaruhi periode kenaikan harga-harga kebutuhan pokok dalam perhitungan inflasi. Lebih lanjut, dia menjelaskan, tendensi masih lemah permintaan masyarakat pada Lebaran 2015 ini harus dicermati pemerintah. Tendensi ini, kata dia, alias pelemahan permintaan masyarakat mencerminkan kelesuan konsumsi masyarakat telah terjadi berkepanjangan.

BERITA TERKAIT

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…