Laba Bersih Terkoreksi 18% - Kinerja Keuangan Astra Melandai

NERACA

Jakarta —  Dipangkasnya targetnya pertumbuhan penjualan otomotif ditengah lesunya pertumbuhan ekonomi dalam negeri menjadi pil pahit bagi performance kinerja keuangan PT Astra Internasional Tbk (ASII) yang harus terkoreksi. Ironisnya, anjloknya kinerja keuangan Astra Internasional hampir merata dirasakan anak usahanya di berbagai sektor.

Dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin, PT Astra International Tbk (ASII) membukukan penurunan laba bersih pada semester I 2015 sekitar 18% menjadi Rp8,052 triliun dari Rp9,820 triliun pada periode serupa tahun lalu. Kata Direktur Utama Astra Prijono Sugiarto, penurunan kinerja keuangan dipicu oleh melemahnya pendapatan usaha perseroan sekitar 8,88% dari Rp101,528 triliun pada periode yang berakhir 30 Juni 2014 menjadi Rp92,505 triliun periode serupa tahun ini.

Kendati demikian, perseroan berhasil menurunkan beban pokok pendapatan sekitar 9,4% menjadi 74,587 triliun per Juni 2015 dari Rp82,384 triliun periode serupa tahun lalu. Walaupun beban dapat menyusut, namun laba bruto menurun dari Rp19,144 triliun menjadi Rp17,918 triliun.

Kerugian selisih kurs juga berhasil ditekan dari Rp305 miliar, kini menjadi Rp74 miliar. Perseroan juga mampu memeroleh peningkatan penghasilan lain-lain dari Rp1,463 triliun menjadi Rp1,6 triliun. Hingga periode Juni 2015, total aset perusahaan otomotif ini tercatat Rp242 triliun, dengan ekuitasnya Rp123,631 triliun dan liabilitas Rp119,122 triliun.

Lihat saja laba bersih PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) di semester pertama tahun ini turun sebesar 66,47% menjadi Rp 152,20 miliar. Padahal, pada periode yang sama tahun sebelumnya laba bersih perseroan mencapai sebesar Rp 454,04 miliar. Hal tersebut dipicu oleh menurunnya pendapatan bersih perseroan menjadi sebesar Rp 5,72 triliun dari pendapatan bersih tahun sebelumnya yang Rp 6,22 triliun.

Hal yang sama juga dialami PT United Tractors Tbk (UNTR) yang membukukan penurunan pendapatan bersih konsolidasi di semester pertama tahun 2015 menjadi sebesar Rp 24,95 triliun. Capaian tersebut turun 9% dibandingkan Rp 27,53 triliun pada periode yang sama tahun 2014. Hanya saja, menguatnya nilai tukar dolar AS justru menguntungkan UNTR dan membuat laba bersih perseroan meningkat 4% mencapai Rp 3,41 triliun dari periode yang sama tahun lalu, Rp 3,29 triliun.

President Director UNTR Gidion Hasan bilang, segmen usaha mesin konstruksi mencatat penurunan penjualan alat berat Komatsu sebesar 38% atau menjadi 1.375 unit. Capaian ini lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014, yaitu 2.207 unit,”Penurunan tersebut terutama karena adanya perlambatan di seluruh sektor pengguna alat berat dan tertundanya proyek-proyek pembangunan konstruksi dan infrastruktur," ujarnya.

Di sisi lain, penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat meningkat 8% atau mencapai Rp 3,10 triliun didorong oleh kebutuhan para pelanggan untuk menjaga kondisi alat beratnya. "Secara total, pendapatan bersih dari segmen usaha mesin konstruksi mencatat penurunan 14% menjadi Rp 7,29 triliun," tuturnya. (bani)

BERITA TERKAIT

Peduli Bumi, Acer Indonesia Tanam 1.500 Mangrove

Dalam rangka merayakan hari jadi perjalanan 25 tahun Acer di Indonesia dan juga bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan pada…

Kemana Jasa Marga dan PUPR? - Stasiun Whoosh Karawang Belum Beroperasi

Stasiun Kereta Cepat Whoosh Karawang hingga kini masih belum bisa digunakan sebagai tempat pemberhentian meski sebenarnya sudah rampung. Penyebabnya karena…

PGEO Beri Kesempatan Setara Bagi Perempuan

Dalam rangka memperingati hari Kartini dan mendukung kesetaraan perempuan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga memberikan kesempatan yang luas…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Peduli Bumi, Acer Indonesia Tanam 1.500 Mangrove

Dalam rangka merayakan hari jadi perjalanan 25 tahun Acer di Indonesia dan juga bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan pada…

Kemana Jasa Marga dan PUPR? - Stasiun Whoosh Karawang Belum Beroperasi

Stasiun Kereta Cepat Whoosh Karawang hingga kini masih belum bisa digunakan sebagai tempat pemberhentian meski sebenarnya sudah rampung. Penyebabnya karena…

PGEO Beri Kesempatan Setara Bagi Perempuan

Dalam rangka memperingati hari Kartini dan mendukung kesetaraan perempuan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga memberikan kesempatan yang luas…