Telkom Kantungi Laba Bersih Rp 7,44 Triliun

NERACA

Jakarta – Sepanjang semester pertama tahun ini, Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) meraup laba bersih sebesar Rp7,44 triliun atau naik tipis 2,2 %dari posisi laba di semester I-2014 sebesar Rp7,28 triliun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Perseroan menyebutkan, perolehan laba yang naik 2,2% merupakan hasil positif dari pendapatan perseroan yang naik menjadi Rp48,84 triliun di akhir Juni 2015, yakni dari posisi pendapatan sebesar Rp43,54 triliun di periode yang sama tahun lalu. Sementara, beban operasi, pemeliharaan, dan jasa telekomunikasi menjadi Rp14,02 triliun atau naik dari posisi Rp10,76 triliun di semester I-2014.

Beban penyusutan dan amortisasi menjadi Rp8,8 triliun, beban karyawan menjadi Rp5,89 triliun, beban interkoneksi menjadi Rp1,95 triliun, beban umum dan administrasi menjadi Rp2,01 triliun, serta beban pemasaran menjadi Rp1,21 triliun. Kemudian, sepanjang enam bulan pertama tahun ini, perseroan mengalami rugi selisih kurs bersih menjadi Rp25 miliar, penghasilan lain-lain menjadi Rp477 miliar, dan beban lain-lain menjadi Rp126 miliar.

Adapun untuk penghasilan pendanaan mencapai Rp600 miliar dengan biaya pendanaan mencapai Rp1 triliun di semester I-2015, dari posisi biaya pendanaan sebesar Rp863 miliar. Selanjutnya, bagian rugi bersih entitas asosiasi mencapai Rp1 miliar. Sedangkan posisi aset perseroan sepanjang semester I-2015 mencapai Rp154,05 triliun, atau naik dari posisi aset sebesar Rp141,82 triliun di semester I-2014. Sedangkan jumlah liabilitas dan ekuitas perseroan masing-masing sebesar Rp71,78 triliun dan Rp82,26 triliun.

Pada tahun lalu, Telkom sendiri meraup laba bersih Rp89,69 triliun. Sedangkan di 2015, perseroan menargetkan laba tumbuh 20% menjadi Rp107,62 triliun. Tahun ini, Telkom mengalokasikan belanja modal sebesar 22%-25% dari target pendapatan 2015. Dimana alokasi belanja modal atau capex sekitar 61% untuk broadband di Telkomsel, 26% untuk broadband baik laut dan darat, serta 13% untuk anak usaha.

Oleh karena itu, perseroan melakukan pembiayaan dan salah satunya penerbitan obligasi yang dimulai pertengahan tahun 2015. Kinerja tahun ini, perseroan memproyeksikan pertumbuhan diatas rata-rata industri dengan total pendapatan yang dicanangkan sekitar Rp 10 triliun.

Selanjut, Telkom juga berniat melaksanakan akuisisi di tahun ini seiring dengan programnya yakni pengembangan bisnis internasional. Teranyar, perseroan melalui anak usahanya, PT Telekomunikasi International (Telin), segera merealisasikan ekspansi usaha ke Singapura. Perseroan akan membangun data center berkapasitas 20 ribu meter persegi senilai US$ 115 juta pada Juni 2015.

Kemudian luasnya lini bisnis Telkom, perseroan akan menggenjot kontribusi pendapatan bisnis digital meningkat 45% tahun ini. Disebutkan, enterprise dan business service memiliki kontribusi besar bisa digital bisnis perseroan yaitu mencapai 71%. Pada tahun ini, divisi enterprise and business service Telkom ditargetkan tumbuh 11% menjadi Rp11 triliun. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…