Laba Bersih Tumbuh 46,2% - Elnusa Masih Menaruh Asa di Bisnis Migas

NERACA

Jakarta – Ditengah anjloknya harga minyak dunia membuat pelaku industri minyak dan gas (migas) ikut terkena imbasnya dengan mencatatkan penurunan pendapatan. Namun sebaliknya, hal tersebut tidak berlaku bagi PT Elnusa Tbk. (ELSA) yang tetap optimistis mampu mencatatkan kinerja keuangan yang positif di semester pertama tahun ini.

Dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin, perseroan menegaskan tidak mau sesumbar target bisnis tahun ini bisa tercapai. Pasalnya, perseroan mempunyai komitmen besar untuk mampu menjaga marjin laba bersih tanpa mengurangi kualitas deliverables kepada klien,”Pencapaian semester I 2015 ini menunjukkan bahwa di tengah tekanan terhadap pendapatan usaha, perseroan terus melakukan project dan financial management yang baik serta efisiensi di semua lini untuk mempertahankan kinerja, sehingga marjin laba bersih secara keseluruhan masih dapat terjaga terhadap marjin periode sebelumnya,”kata Budi Rahardjo, Direktur Keuangan PT Elnusa Tbk.

Strategi Elnusa dalam menjaga stabilitas marjin adalah dengan melakukan kontrol ketat pada beban pokok pendapatan terhadap pendapatan usaha. Upaya ini terbukti mampu menjaga persentase marjin laba kotor dari 15,6% menjadi 16,4%, marjin EBITDA tumbuh dari 15,4% menjadi 16,9% dan tetap stabilnya marjin laba usaha bila dibandingkan periode sebelumnya sebesar 9,5%.

Pada semester I 2015, laba bersih Elnusa secara riil adalah sebesar Rp 132,7 miliar. Laba bersih ini lebih tinggi dibandingkan laba bersih riil periode sebelumnya sebesar Rp 91 miliar yang ditambah laba atas penjualan aset sebesar Rp87 miliar. “Jika laba atas penjualan aset tersebut ditiadakan, laba bersih Perseroan tetap tumbuh sebesar 46,2%. Perolehan laba ini merupakan pencapaian yang sangat baik pada iklim industri seperti ini”, ujar Budi.

Budi menambahkan, hasil kinerja semester ini merupakan kerja keras terbaik seluruh lini perseroan dalam meningkatkan laba bersih pada kondisi industri migas yang lesu. Raihan kontrak-kontrak besar Survei Seismik di area Cirebon dan Langkat, serta proyek HWU-Snubbing di Kalimantan diharapkan dapat meningkatkan kinerja perseroan ke depannya.

Dibisnis yang sama, PT Medco Energi International Tbk (MEDC) membukukan rugi US$ 17,5 juta atau setara Rp 227,5 miliar di semester pertama tahun 2015. Padahal di priode yang sama tahun lalu, perseroan masih membukukan laba US$ 7,5 juta atau Rp 97.5 miliar. Perseroan menjelaskan, kerugian ini terjadi akibat omzet atau pendapatan yang turun dari US$ 352,9 juta di semester pertama tahun lalu menjadi US$ 273,7 juta di akhir Juni 2015.

Turunnya omzet yang cukup dalam itu tidak dibarengi dengan penurunan tajam di beban pokok penjualan. Beban pokok penjualan dan biaya langsung lainnya hanya turun tipis dari US$ 184 juta menjadi US$ 178 juta di semester I-2015. Asal tahu saja, perseroan sebelumnya sudah memprediksikan bila pendapatan tahun ini bakal melandai. Penyebabnya adalah harga minyak yang anjlok dan terus turun sejak pertengahan tahun lalu. Presiden Direktur Medco Energi, Lukman Mahfoedz pernah bilang,  pendapatan perseroan tahun ini diperkirakan hanya akan mencapai US$ 704 juta. Nilai ini turun 9% dibandingkan pendapatan tahun lalu sebesar US$ 771 juta. “Ini dengan asumsi harga minyak US$ 60 per barel,” ujarnya. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…