Menanti Data Inflasi, IHSG Masih Menguat

NERACA

Jakarta – Meskipun banyak laporan keuangan emiten di semester pertama yang dirilis belum sesuai ekspektasi para investor, namun kondisi tersebut tidak menyurutkan untuk melakukan aksi beli. Kondisi ini membawa angin segar terhadap laju indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang balik arah menguat dibandingkan sebelumnya yang terus terkoreksi.

Menurut analis Asjaya Indosurya Securities, William Surya Wijaya, harga saham yang telah terkoreksi cukup dalam menjadi salah satu pendorong bagi pemodal untuk melakukan akumulasi beli saham sehingga IHSG BEI menembus level 4.800 poin, “Investor asing juga turut mendorong penguatan IHSG BEI setelah dalam beberapa hari terakhir ini cenderung melakukan aksi lepas saham,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Dia menambahkan, menjelang rilis data ekonomi Indonesia yang disinyalir masih akan menunjukkan kestabilan juga menjadi salah satu pendorong investor melakukan aksi beli. Secara teknikal, lanjutnya, arah pergerakan saat ini dalam rentang konsolidasi dan akan menjadi kokoh jika telah mampu menembus dan bertahan di atas level batas atas di 4.854 poin.

Oleh karena itu,  target itu berpotensi untuk ditembus dalam waktu dekat. Berikutnya indeks BEI Senin awal pekan diyakini akan menguat seiring data inflasi yang dinilai positif. Mengakhiri perdagangan saham akhir pekan kemarin, IHSG ditutup menguat sebesar 81,40 poin atau 1,72% menjadi 4.802,52. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak naik 17,03 poin (2,14%) menjadi 813,09.

Dalam data perdagangan Bursa Efek Indonesia, pelaku pasar asing mencatatkan beli bersih atau "foreign net buy" sebesar Rp341,02 miliar. Tercatat frekuensi saham di BEI mencapai 199.076 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 3,35 miliar lembar saham senilai Rp4,70 triliun. Sebanyak 181 saham bergerak naik, 99 saham bergerak turun, dan yang tidak bergerak nilainya atau stagnan sebanyak 107 saham.

Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng ditutup menguat 138,30 poin (0,56%) ke level 24.636,28, indeks Nikkei naik 62,41 poin (0,30%) ke level 20.585,24, dan indeks Straits Times melemah 48,27 poin (1,49%) ke posisi 3.201,25.

Perdagangan sesi pertama, IHSG ditutup naik 62,603 poin (1,33%) ke level 4.775,095. Sementara Indeks LQ45 bertambah 15,423 poin (1,94%) ke level 808.675. Perdagangan berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 105.195 kali dengan volume 2,632 miliar lembar saham senilai Rp 2,987 triliun. Sebanyak 144 saham naik, 91 saham turun, dan 86 saham stagnan.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah MERK naik Rp 18.500 ke Rp 145.000, UNVR naik Rp 1.175 ke Rp 39.675, UNTR naik Rp 875 ke Rp 20.075, dan MYOR naik Rp 875 ke Rp 27.975. Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain MIKA turun Rp 300 ke Rp 26.350, MDIA turun Rp 250 ke Rp 3500, INCO turun Rp 105 ke Rp 1.980, BMRI turun Rp 100 ke Rp 9.425.

Diawal perdagangan, IHSG dibuka naik 10,27 poin atau 0,23% menjadi 4.732,32, dan indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 2,38 poin (0,27%) ke level 798,37,”Sebagian pelaku pasar memanfaatkan beberapa saham yang sudah rendah nilainya untuk kembali diakumulasi, situasi itu cukup menopang IHSG," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada.

Kendati demikian, menurut Reza, akumulasi beli oleh pelaku pasar saham masih terbatas menyusul hasil kinerja emiten domestik pada kuartal kedua cenderung mengalami pelambatan,”Pola pergerakan IHSG belum menemukan momentum untuk pembalikan arah ke area positif yang kuat seiring sikap pelaku pasar yang masih hati-hati dalam mengantisipasi rilis kinerja keuangan emiten yang dikhawatirkan melambat," katanya.

Sementara itu, Kepala Riset Universal Broker Satrio Utomo mengatakan bahwa kinerja beberapa emiten yang kurang bagus diperkirakan membuat kenaikan IHSG BEI cenderung terbatas,”Dengan kinerja emiten yang di bawah ekspektasi, IHSG masih berpeluang tertekan. Harapan dari pelaku pasar adalah tinggal menunggu pengumuman angka pertumbuhan ekonomi yang rencananya akan dirilis pada pekan depan. Jika hasilnya positif, maka peluang bagi IHSG untuk mengakhiri tren turun," kata Satrio Utomo.

Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng dibuka menguat 22,16 poin (0,09%) ke level 24.520,14, indeks Nikkei naik 17,68 poin (0,07%) ke level 20.537,66, dan indeks Straits Times melemah 61,71 poin (1,87%) ke posisi 3.188,59. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…