Penanaman Modal - Singapura Minat Investasi Pusat Logistik di Batam

NERACA

Jakarta – Perusahaan Singapura berminat mengembangkan kawasan industri dan pusat logistik serta maritim di Batam, Kepulauan Riau, dengan nilai investasi 1,3 miliar dolar AS. Sebagaimana dilansir Antara, di Jakarta, minat investasi tersebut disampaikan perwakilan investor kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal dalam kunjungan kenegaraan Presiden Jokowi ke Singapura, Rabu (29/7).

“Kami memang mendorong percepatan realisasi minat investasi tersebut karena sektor maritim investasi tersebut karena sektor maritim merupakan salah satu prioritas fokus investasi selain infrastruktur, pertanian, pariwisata dan kawasan serta industri,” kata Kepala BKPM Franky Sibarani.

Menurut dia, proses fasilitasi tengah dilakukan BKPM melalui kantor perwakilan di Singapura dan Batam yang dikoordinasikan sepenuhnya oleh tim “Marketing Officer” di wilayah Korea Selatan dan Singapura.

“Kami memproyeksikan menindaklanjuti kerja sama investasi antara Indonesia dan Singapura dengan fokus pada tiga sektor yaitu maritim, infrastruktur dan manufaktur,” katanya.

Dalam kunjungan kenegaraan ke Singapura itu, Franky juga mengadakan pertemuan dengan International Enterprise Singapore yang diwakili ketuanya Seah Moon Ming dan CEO Teo Eng Cheong.

Lembaga pemerintah Singapura itu bertugas mempromosikan investasi Singapura di luar negeri.

Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak sepakat untuk mendorong masuknya investasi Singapura ke Indonesia pada tiga sektor yakni maritim, infrastruktur dan manufaktur. “BKPM dan IE Singapore menyepakati untuk mendorong kembali investasi Singapura di kawasan Batam, Bintan dan Karimun (BBK) dan di wilayah Indonesia lainnya,” katanya.

Franky optimistis hal tersebut dapat dilakukan lantaran Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong telah menegaskan komitmen untuk tidak hanya memfokuskan investasi di wilayah Batam tetapi juga di wilayah lainnya.

Berdasarkan data BKPM, total investasi Singapura ke Indonesia periode 2010 hingga Semester I 2015 sebesar 28,35 miliar dolar AS dengan fokus pada sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi; tanaman pangan dan perkebunan; pertambangan dan industri makanan; serta listrik, gas, dan air.

Sementara rasio realisasi investasi Singapura sepanjang 2005-2014 dalam kisaran 61,67 persen. Sedangkan stok net Izin Prinsip investasi Singapura periode 2010-Semester I 2015 yang belum terealisasi masih mencapai 50,2 miliar dolar AS.

Secara terpisah, dalam pidato sambutannya pada dialog bisnis itu, Presiden Jokowi menekankan bahwa Indonesia sedang dalam proses reformasi fundamental untuk memperkokoh perekonomian nasional. Selanjutnya, Jokowi mengatakan bahwa Indonesia juga telah melakukan berbagai langkah untuk menciptakan iklim investasi kondusif melalui perbaikan regulasi, penyederhaan perizinan investasi, serta jaminan stabilitas keamanan dan politik. “Jangan menunggu sampai semua sudah selesai dilakukan, ini saatnya bagi anda untuk berinvestasi,” seru Jokowi dalam dialog bisnis tersebut.

Sementara pada pertemuan antara Presiden Jokowi dengan Perdana Menteri Lee Hsien Loong, kedua pemimpin menekankan pentingnya menjaga keamanan dan stabilitas kawasan untuk menciptakan kondisi kondusif bagi pembangunan ekonomi dan dunia bisnis.

Untuk itu, kedua pemimpin menyepakati peningkatan kerja sama untuk menanggulangi ancaman terorisme dan penyebaran paham radikalisme serta peningkatan kerja sama pertahanan melalui peningkatan pemahamanan kedua angkatan bersenjata.

Dalam kunjungan kenegaraan Presiden RI ke Singapura, juga telah ditandatangani tiga nota kesepahaman, yaitu mengenai Kerja Sama di bidang Kepemudaan dan Olahraga, Kerja Sama mengenai “Electronic Government”, dan Kerja Sama antara KADIN dengan Singapore Business Federation.

Presiden RI dan Presiden Singapura sepakat memperluas kerja sama di bidang pendidikan, termasuk pendidikan kejuruan dan pembangunan kapasitas. Selain itu, kedua pemimpin menyambut baik perkembangan hubungan ekonomi kedua negara. Singapura merupakan mitra dagang terbesar kedua bagi Indonesia setelah Tiongkok, dengan nilai perdagangan sebesar 41,99 miliar dolar AS pada 2014.

Sementara pada pertemuan antara Presiden Jokowi dengan Perdana Menteri Lee Hsien Loong, kedua pihak sepakat mengembangkan kerja sama promosi dan tujuan wisata bersama (joint promotion and destination).

BERITA TERKAIT

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

Hingga H+3 Pertamina Tambah 14,4 juta Tabung LPG 3 Kg

NERACA Malang – Selama Ramadhan hingga H+3 Idul Fitri 2024, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan…

BERITA LAINNYA DI Industri

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

Hingga H+3 Pertamina Tambah 14,4 juta Tabung LPG 3 Kg

NERACA Malang – Selama Ramadhan hingga H+3 Idul Fitri 2024, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan…