Laba Bersih Astra Otopart Anjlok 66,47%

NERACA

Jakarta – Lesunya pertumbuhan ekonomi dalam negeri ditambah penurunan harga komoditas memaksa penjualan otomotif ikut turun. Alhasil kondisi ini juga memberikan imbas terhadap industri komponen otomotif seperti yang dirasakan PT Astra Otoparts Tbk (AUTO).

Tercatat anak usaha Astra Internasional ini mencatatkan penurunan laba bersih di semester pertama tahun ini sebesar 66,47% menjadi Rp 152,20 miliar. Padahal, pada periode yang sama tahun sebelumnya laba bersih perseroan mencapai sebesar Rp 454,04 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Hal tersebut dipicu oleh menurunnya pendapatan bersih perseroan menjadi sebesar Rp 5,72 triliun dari pendapatan bersih tahun sebelumnya yang Rp 6,22 triliun. Kemudian beban pokok turun jadi Rp 4,89 triliun dari beban pokok tahun sebelumnya Rp 5,30 triliun. Laba bruto turun jadi Rp 824,31 miliar dari laba bruto tahun sebelumnya yang Rp 922,33 miliar. Laba sebelum pajak anjlok menjadi Rp 190,45 miliar dari laba sebelum pajak tahun sebelumnya yang Rp 625,66 miliar.

Tercatat, aset pada semester pertama mencapai Rp 14,44 triliun naik tipis dari jumlah aset per Desember 2014 yang Rp 14,38 triliun. Dengan liabilitas Rp 4,41 triliun naik dari jumlah liabilitas per Desember 2014 yang Rp 4,24 triliun. Tahun ini, perseroan mengalokasikan belanja modal atau (capex) sedikitnya Rp 4, 5 triliuna atau turun tipis dibandingkan belanja modal atau capex tahun lalu Rp 4,6 triliun. Disebutkan, 70% dana belanja modal akan digunakan untuk penambahan kapasitas produksi dan kapasitas building tenaga sumberdaya manusia dan aspeknya.

Kemudian untuk perkuat bisnis kedepan, perseroan akan fokus mengembangkan potensial pasar after market dengan merambah bisnis ritel. Direktur Utama AUTO, Hamdi Dzulkarnaen pernah bilang, tahun ini ada tiga strategi utama perseroan untuk menggenjot pertumbuhan bisnis. Dimana dari ketiga strategi tersebut adalah fokus pada base produk dan perluas pasar after market,”Kita akan optimalkan peluang after market dengan terus menambah gerai baru,”ujarnya.

Disebutkan, perseroan tahun ini akan menambah gerai baru dari sebelumnya 335 gerai menjadi 400 gerai. Hal ini dilakukan guna mengoptimalkan bisnis ritel yang dinilai akan tumbuh signifikan. Kemudian terkoreksinya laba tahun lalu yang disebabkan terkoreksinya nilai tukar rupiah, lanjut Hamdi, tidak serta merta membuat perseroan untuk menaikkan harga jual produk Astra Otopart, “Naikkan harga tidak semudah itu, ini harus negosiasi dan termasuk melihat kompetisi pasar,”kata Hamdi.

Namun yang pasti, ditengah lesunya bisnis otomotif, tidak serta membuat ekspansi bisnis Astra Otopart juga ikut kendor. Pasalnya, perseroan akan terus ekspansi ke luar negeri. Disebutkan, negara Asia masih menjadi potensi pasar ekspansi perseroan setelah sukses membangun pabrik di Cina dan di Vietnam untuk produksi rantai sepeda motor dan produksi ban. (bani)

 

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…