Danai modal kerja tahun ini, PT Aneka Tambang Tbk (Antam/ANTM) siap menarik fasilitas pinjaman sebesar US$ 100-200 juta. Dimana ada sembilan bank lokal dan asing bakal mendanai kebutuhan belanja modal Antam,“Hampir semua bank BUMN mendanai pinjaman ini, termasuk Bank Mandiri. Lalu, bank asingnya ada Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ dan Standard Chartered,” kata Direktur Keuangan Antam Aloysius K Ro di Jakarta, kemarin.

Aloysius menegaskan, modal kerja tersebut akan digunakan untuk operasional smelter, pemeliharaan mesin, ataupun pembelian bahan bakar untuk pembangkit listrik. Menurut dia, perseroan tetap akan menarik pinjaman revolving secara berkala hingga laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) dalam posisi yang aman.

Perseroan, lanjut dia, berupaya menekan efisiensi untuk pengeluar rutin di luar proyek besar seperti pemeliharaan gedung yang dinilai cukup berdampak positif apabila diakumulasi. “Di tengah kondisi perlambatan ekonomi ini, kami berpikir tidak perlu terlalu jor-joran dalam hal pengeluaran,” jelas dia.

Menurut dia, selain kebutuhan proyek dan modal kerja, perseroan belum membutuhan pendanaan ekternal yang mendesak untuk refinancing. Perseroan memiliki utang jatuh tempo obligasi senilai Rp 3 triliun, yang terbagi dalam dua seri. Obligasi yang diterbitkan pada Desember 2011 tersebut baru akan jatuh tempo masing-masing di Desember 2018 dan Desember 2021.

Lebih lanjut, Antam tengah menjajaki pinjaman hingga US$ 1 miliar kepada China Development Bank (CDB). Pinjaman tersebut akan melengkapi kebutuhan dana ekspansi untuk proyek Feronikel di Halmahera Timur dan anode slime, selain melalui rights issue.

Sebelumnya, Direktur Pengembangan Antam Johan Nababan mengatakan, perseroan telah mengajukan proposal kepada CDB terkait dua proyek tersebut. Sejauh ini, komitmen pinjaman dari CDB tersebut masih dalam tahap government to government. (id/bani)