China Akan Memicu Koreksi Global di Tengah Lesunya Shanghai Stock Exchange

Oleh: Theo Fransisco, Pengamat Pasar Uang

Sektor manufaktur di China anjlok ke level terburuk dalam 15 bulan terakhir dan memicu kekuatiran pelaku ekonomi dunia, dimana perlambatan China juga akan mengakibatkan perlambatan ekonomi global.

Index jatuh ke level 48,2 pada bulan Juli, sementara sebulan sebelumnya (Juni) bertengger di angka 49,4. Untuk angka index, di bawah 50 berarti negatif, sedangkan di atas 50 berarti terjadi ekspansi. Berdasarkan angka yang kelihatan, memang belum bisa dibilang buruk-buruk amat, tetapi tren ini merupakan alarm bagi para pelaku ekonomi dunia.

Apalagi penurunan index China tersebut terjadi setelah anjloknya saham-saham di Shanghai Stock Exchange sebesar 30%, dalam hitungan minggu. Sejak kejadian itu, pemerintah China terihat agak panik dan berusaha untuk mencari solusi bagaimana menjaga “gelembung” sektor property tidak meledak dan menyebabkan kegaduhan ekonomi di dalam negeri.

Sayangnya, fenomena meletusnya gelembung sektor property ini malah membuat Bank Sentral China “meniup” bubble baru dalam bentuk saham. Ketika saham akhirnya jatuh, muncul pertanyaan, langkah apa lagi yang akan dilakukan oleh China? Bubble baru apa lagi yang nanti akan ditiup?

Setelah jatuhnya saham-saham di China tersebut, pemerintah setempat sibuk dengan langkah intervensi untuk mengendalikan pasar. Ketika pemerintah memutuskan untuk menghentikan sementara aktifitas perdagangan lantai bursa, serta mencegah terjadinya aksi jual oleh investor, hanya satu signal yang terkirim: pasar China tidak bisa lagi dipercaya.

Secara sederhana, stock market China saat ini adalah mubazir dan tidak berarti apa-apa lagi. Kehilangan taji. Jauhnya posisi ekonomi China dari sistem pasar bebas, semakin menambah rumit teka teki dari masa depan perekonomian negeri Tirai Bambu tersebut. Bagaimana sebetulnya postur ekonomi China saat ini, serta sentimen apa yang kini berkembang di sana.

Saya pikir, inilah penyebab utama gejolak di dalam sektor manufaktur China menjadi sangat penting untuk dicermati. Kalau saja perlambatan sektor manufaktur ini terjadi tanpa ada kaitan dengan jatuhnya stock market China, mungkin hal ini tidak akan dianggap serius. Demikian juga, jika stock market akhirnya mengkoreksi dirinya sendiri tanpa intervensi pemerintah, keadaan mungkin tidak akan sepanik saat ini.

Persoalan lain adalah, semua angka indikator yang dirilis oleh pemerintah, kebanyakan adalah angka-angka palsu yang tidak mewakili keadaan ekonomi real China sendiri. Ini jelas memperburuk sentimen pasar, padahal sektor manufaktur mempekerjakan puluhan juta tenaga kerja lokal. Bayangkan jika ternyata ada puluhan juta rakyat China yang pengangguran, sementara fakta ini ditutupi oleh pemerintah. Tidak ada yang bisa memastikan angka-angka sektor manufaktur ini tidak berada pada posisi over inflasi, meskipun dengan tren negatif saat ini.

Jelas bahwa perekonomian China merupakan contoh nyata dari kesalahan penggunaan anggaran, terburuk yang pernah terjadi dalam sejarah ekonomi dunia. Bagaimana mungkin pemerintah sentral Beijing, melakukan koreksi terhadap kesalahan besar yang mereka buat, tanpa menyebabkan sebuah revolusi besar-besaran?

Jika saja kejadian ini terjadi 30 tahun silam dimana ekonomi China sedang tenggelam, bisa dipastikan tidak ada masyarakat di luar China yang akan peduli. Alasannya jelas, ekonomi China waktu itu sangat tertutup dengan sistem pemerintahan komunisnya. Semua tentang China seperti tersimpan dalam sebuah keranjang tertutup dan tidak ada satupun yang diketahui oleh dunia luar.

Namun China hari ini sangat berbeda dengan China 30 tahun silam.

China adalah pemain global, apalagi dengan status negara terbesar kedua setelah Amerika Serikat dalam segi ekonomi. Populasi China sekarang lebih dari 1,3 miliar dan masih banyak yang hidup di bawah standar kemiskinan. Banyak negara-negara Eropa dan Asia yang memiliki total GDP per kapita yang lebih tinggi.

Ekspansi Moneter

Meskipun demikian, tidak bisa disangkal bahwa China adalah “pemain” yang penting di percaturan ekonomi global hari ini. Negara tersebut merupakan partner perdagangan Amerika. Seluruh penduduk dunia saat ini sangat bergantung pada produk-produk China yang murah. Pemerintah Amerika juga “tersandera”  dalam hal pembelian surat-surat hutangnya oleh China.

Di satu sisi, perlambatan ekonomi China mungkin saja tidak akan sampai “menyakiti” dunia termasuk Amerika Serikat. Barang-barang produksi China tetap akan membanjiri pasar dunia, export masih akan tetap berlangsung. Malahan, bisa saja barang-barang China akan semakin murah bagi para konsumen.

Sebagai rekan perdagangan bagi banyak negara di dunia, merupakan mimpi buruk jika melihat China terpuruk. Kekuatiran terbesar akibat penampilan ekonomi China saat ini adalah, keterkaitan yang tidak bisa dipisahkan antara satu negara dan negara yang lain. Ekonomi dunia modern dibangun di atas fondasi ekspansi moneter dari Federal Reserve. Itulah simpul ekonomi yang mengkaitkan hampir semua negara di dunia.

Masih harus ditunggu apakah gejolak ekonomi China –yang mungkin saja bertambah buruk-, akan membawa dampak negatif dan seberapa besar pengaruh yang akan terjadi bagi putaran roda ekonomi global.

Dalam banyak hal, dunia memerlukan sebuah koreksi untuk memperbaiki semua jenis kekeliruan dalam segi investasi dan perencanaan serta penggunaan anggaran. Mungkin akan menjadi proses yang sulit untuk dilewati.

Tapi dengan keadaan ekonomi sekarang, koreksi semacam ini terlihat tidak bisa terhindarkan lagi.

Mudah-mudahan pemerintah dan bank sentral setiap negara tidak akan langsung melakukan“text book therapy” –dengan intervensi pasar-, ketika koreksi demi koreksi terjadi.

Justru saat itulah kita bisa kembali berjalan di atas rel perekonomian yang benar, dimana pertumbuhan ekonomi bukan lagi merupakan gelembung-gelembung kosong yang bersifat menipu.

Namun sementara itu, cermatilah apa yang terjadi di China dan semua tanda-tanda yang terkirim dari tanah negeri Tirai Bambu itu. (www.jokowinomics.com)

BERITA TERKAIT

Tidak Ada Pihak yang Menolak Hasil Putusan Sidang MK

  Oleh : Dhita Karuniawati, Penelitti di Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia   Mahkamah Konstitusi (MK) mengumumkan hasil sidang putusan…

Investor Dukung Putusan MK dan Penetapan Hasil Pemilu 2024

  Oleh: Nial Fitriani, Analis Ekonomi Politik   Investor atau penanam modal mendukung penuh bagaimana penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi Tetap Tinggi di 2024

  Oleh : Attar Yafiq, Pemerhati Ekonomi   Saat ini perekonomian global tengah diguncang oleh berbagai sektor seperti cuaca ekstrim,…

BERITA LAINNYA DI Opini

Tidak Ada Pihak yang Menolak Hasil Putusan Sidang MK

  Oleh : Dhita Karuniawati, Penelitti di Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia   Mahkamah Konstitusi (MK) mengumumkan hasil sidang putusan…

Investor Dukung Putusan MK dan Penetapan Hasil Pemilu 2024

  Oleh: Nial Fitriani, Analis Ekonomi Politik   Investor atau penanam modal mendukung penuh bagaimana penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi Tetap Tinggi di 2024

  Oleh : Attar Yafiq, Pemerhati Ekonomi   Saat ini perekonomian global tengah diguncang oleh berbagai sektor seperti cuaca ekstrim,…