Kemenkes Perkuat Pengawasan Antisipasi Virus MERS

Menteri Kesehatan, Nila Djuwita F Moeloek menyatakan, pihaknya memperkuat pengawasan di beberapa pelabuhan di Kepulauan Riau untuk mengantisipasi penyebaran virus MERS."Tanjungpinang, Batam dan Bintan merupakan pintu keluar masuk haji, karena itu sistem dan peralatan pengawasan harus ditingkatkan untuk mengantisipasi menyebarnya virus MERS," kata Nila.

Dia mengemukakan pengawasan terhadap kesehatan masyarakat yang tiba dari Mekah dilakukan oleh petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan Tanjungpinang dan Batam. Di daerah lainnya yang dijadikan tempat keberangkatan dan pemulangan haji juga diperlakukan sama.

Kebijakan itu dilakukan agar kesehatan masyarakat terjamin. Pemerintah tidak ingin permasalahan kesehatan di Korea Selatan terjadi di Indonesia."Gara-gara satu orang yang terinfeksi virus MERS di negara lain, sebanyak 70 ribu orang harus diisolasi. Ini kan mengerikan," ujarnya.

Nila menjelaskan, pemerintah mengupayakan agar virus mematikan itu tidak menyebar di Kepri dan wilayah lainnya di Indonesia.Kebijakan yang ditetapkan pemerintah yakni pemeriksaan kesehatan kepada calon haji dan haji. Mereka wajib membawa kartu kewaspadaan dan mengisinya.

Kemudian dalam jangka waktu 14 hari menginformasikan kepada petugas kesehatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan."Ini wajib diikuti warga. Lebih baik mengantisipasi daripada mengobati. Karena anggaran untuk mengobati penderita MERS itu sangat mahal," katanya.

Disisi lain, Indonesia menjadi salah satu negara yang berisiko terjangkit virus Middle East Respiratory Syndrome (MERS). Ditjen Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan (DPPPL) Kementerian Kesehatan, M. Subuh menyebutkan status ini diambil setelah dilakukan penilaian risiko secara berkala.

Pernyataan itu, menurut Subuh, tak terlalu berlebihan. Sebab, banyak warga negara Indonesia (WNI) yang berkunjung ke Arab dengan berbagai keperluan."Cuma Indonesia dengan jamaah haji serta umroh dan TKI terbesar di dunia ke Arab. Dengan waktu yang lama lagi," kata Subuh.

Subuh juga menjelaskan, dari data yang ia miliki terdapat sekitar kurang lebih satu juta sampai dua juta WNI yang melakukan penerbangan dari dan ke Arab Saudi setiap tahun. Untuk itu, pemerintah gencar sosialisasi terkait pencegahan MERS.

Kendati demikian, ia menegaskan sampai saat ini belum ada warga di Indonesia yang terjangkit virus pernapasan akut itu."Tapi dulu, WNI ada dua orang yang kena. Satu berjenis kelamin wanita di Arab Saudi dan meninggal di sana. Satu lagi jamaah umroh dari Makassar dan keadaannya sudah sembuh sebelum kembali ke Indonesia," ungkapnya.

Untuk diketahui, virus ini mulai merebak pada September 2012 dan berasal dari Arab. Virus itu kembali menjadi sorotan setelah menelan 29 korban jiwa.

Kita baru saja dikejutkan dengan berita Virus Middle East Respiratory Syndrome (MERS) yang telah menewaskan empat orang di Korea Selatan. Karena virus yang menyerang sistem pernafasan ini dengan cepat menginfeksi puluhan orang, ratusan sekolah akhirnya ditutup.

 

 

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…