NERACA
Sukabumi - Dinas Pertanian Tanaman Pangan (DPTP) Kabupaten Sukabumi mencatat dari 42 ribu luas pertanian, 350 hektar sawah terancam gagal panen alias puso. Akibat kekeringan ini, diperkirakan produksi gabah menurun hingga 3.500 ton dengan perhitungan panen per hektar menghasilkan satu ton gabah.
Kepala DPTP Ir. Sudrajat mengatakan, diluar 350 hektar tersebut, 330 hektar sawah sudah alami puso, 450 hektar nyaris kering ringan, dan 2450 hektar alami kekeringan ringan, serta 400 hektar kekeringan parah.“Lokasi itu semuanya ada di wilayah selatan Kabupaten Sukabumi, persisnya di wilayah Kecamatan Jampang Kulon dan Ciracap. Langkah antisipasi sudah dilakukan dengan cara mengirimkan bantuan pompa air di 87 titik rawan kekeringan. Namun bantuan pompa air ini tidak maksimal karena sulitnya mencari sumber air,” terang dia kepada wartawan, Selasa kemarin (28/7).
Kemudian, sambung dia, di wilayah Kecamatan Palabuhanratu, terdapat sekitar 120 hektar sawah terancam kekeringan akibat jebolnya saluran air. Dan di wilayah Kecamatan Gubungguruh mencapai 25 hektar sudah mengalami kekeringan parah.
Sebelumnya, sebut dia, DPTP sudah memprediksikan kemungkinan terjadinya gagal panen pada masa tanam kedua ini. dan prediksi tersebut telah disampaikan kepada para petani serta mengimbau agar merubah pola tanam.“Jauh hari sudah kita imbau para petani,” tegas dia.
Sumur Warga Alami Kekeringan
Selain lahan persawahan, kekeringan juga melanda sumur warga di sejumlah wilayah Kabupaten Sukabumi. Akibat hujan belum juga turun, tidak sedikit warga yang menggunakan sumber mata air yang ada satusatunya di kampung tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Bahkan untuk mendapatkan air bersih, warga rela berjalan kaki kiloanmeter dan memanfaatkan air sungai.
Kepala Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Andi Kusnadi menghimbau warga yang kesulitan mendapatkan air bersih agar melapor.“Asal ada laporan dan surat dari desa, BPBD akan mengirimkan air bersih,” terang Andi.
Untuk mengantisipasi kesulitan air bersih ini, sambung dia, BPBD telah menyiapkan ribuan jeriken serta bak penampungan.“Jadi warga tidak harus menggunakan air dari kubangan,” tandas dia.
Senada dengan Kepala BPBP, Direktur Utama PDAM Kabupaten Sukabumi, Ir Ade Pemangku Rahmat mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah armada untuk mengirimkan air bersih ke tangah-tengah warga.
“Memang armadanya masih terbatas. Namun sebenarnya kalau warga mau, mereka bisa menggunakan armada lain untuk mengambil air dari PDAM secara gratis,” terang dia.
Apalagi, ungkap Ade, untuk mengantisipasi kesulitan air ini, warga sebaiknya berlangganan air bersih.“Layanan kita sudah hampir merata di wilayah Kabupaten Sukabumi. Bahkan bagi warga yang berpenghasilan rendah biaya pemasangan cukup murah,” kata dia menganjurkan. Ron
NERACA Jakarta - Dosen dan penyair DR Ipit Saefidier Dimyati menilai di Indonesia ada tiga penyair yang melakukan lompatan besar…
NERACA Depok - DPRD Kota Depok bersama alat kelengkapan dewannya, dalam proses pembahasan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Tim Anggaran…
NERACA Jakarta – Masih ingat Sri Agustin, pemilik merek sambel Wanstin yang dipuji Presiden Jokowi saat menyapa 3.000 nasabah PNM…
NERACA Jakarta - Dosen dan penyair DR Ipit Saefidier Dimyati menilai di Indonesia ada tiga penyair yang melakukan lompatan besar…
NERACA Depok - DPRD Kota Depok bersama alat kelengkapan dewannya, dalam proses pembahasan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Tim Anggaran…
NERACA Jakarta – Masih ingat Sri Agustin, pemilik merek sambel Wanstin yang dipuji Presiden Jokowi saat menyapa 3.000 nasabah PNM…