IHSG Tertular Anjloknya Nilai Rupiah

NERACA

Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin awal pekan, laju indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi 85,310 poin (1,76%) ke level 4.771,285. Sementara Indeks LQ45 anjlok 19,868 poin (2,40%) ke level 808,520. Pelemahan ini berlangsung seharian sejak pembukaan perdagangan.

Tekanan indeks BEI dipicu sentiment negatif dari bursa Asia yang ikut ditutup melemah. Alhasil kondisi tersebut membuat pelaku pasar gencar melakukan aksi jual saham. Kemudian ditambah nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di posisi Rp 13.460 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu di Rp 13.440 per dolar AS.

Berikutnya, indeks BEI Selasa diproyeksikan masih bergerak mendatar dengan kecenderungan kembali terkoreksi. Perdagangan Senin kemarin, aksi jual didominasi investor asing. Saham-saham unggulan jadi sasaran aksi jual. Transaksi investor asing hingga sore tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 576,537 miliar di seluruh pasar.

Perdagangan berjalan sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 173.096 kali dengan volume 4,508 miliar lembar saham senilai Rp 4,790 triliun. Sebanyak 75 saham naik, 214 turun, dan 71 saham stagnan. Bursa-bursa regional masih kompak melemah hingga siang. Minimnya sentimen positif membuat aksi jual pun bermunculan sejak pembukaan perdagangan.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Merck (MERK) naik Rp 2.500 ke Rp 126.500, Mitra Keluarga ((MIKA) naik Rp 275 ke Rp 24.500, BTPN (BTPN) naik Rp 120 ke Rp 3.475, dan Media Nusantara (MNCN) naik Rp 105 ke Rp 2.050. Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 3.100 ke Rp 84.000, Astra Agro (AALI) turun Rp 1.425 ke Rp 21.500, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 1.000 ke Rp 50.000, dan Semen Indonesia (SMGR) turun Rp 975 ke Rp 10.250.

Perdagangan sesi pertama, IHSG ditutup melemah 37,655 poin (0,78%) ke level 4.818,940. Sementara Indeks LQ45 turun 8,2 poin (0,99%) ke level 920,188. Seluruh lapisan saham di seluruh sektor industri terkena tekanan jual. Hanya satu sektor industri yang bisa naik ke zona hijau, yaitu perdagangan.
Perdagangan berjalan sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 82.999 kali dengan volume 2,211 miliar lembar saham senilai Rp 2,044 triliun. Sebanyak 72 saham naik, 165 turun, dan 84 saham stagnan. Bursa-bursa regional masih kompak melemah hingga siang. Minimnya sentimen positif membuat aksi jual pun bermunculan sejak pembukaan perdagangan.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Mitra Keluarga (MIKA) naik Rp 400 ke Rp 24.625, Gudang Garam (GGRM) naik Rp 300 ke Rp 51.300, Media Nusantara (MNCN) naik Rp 105 ke Rp 2.050, dan Tower Bersama (TBIG) naik Rp 100 ke Rp 8.600. Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 1.325 ke Rp 85.775, Indocement (INTP) turun Rp 700 ke Rp 21.325, Semen Indonesia (SMGR) turun Rp 450 ke Rp 10.775, dan BCA (BBCA) turun Rp 350 ke Rp 13.375.

Diawal perdagangan, IHSG dibuka turun sebesar 23,44 poin atau 0,48% menjadi 4.833,14, dan kelompok 45 saham unggulan (indeks LQ45) melemah 5,99 poin (0,72%) ke level 822,39,”Kondisi dari bursa regional yang memburuk dan mata uang rupiah yang melemah terhadap dolar AS membuat pelaku pasar saham di dalam negeri terlihat pesimis sehingga IHSG BEI kembali bergerak di area negatif," kata Kepala Riset Universal Broker, Satrio Utomo.

Melihat situasi itu, Satrio menambahkan bahwa pelaku pasar saham juga pesimis dalam menyambut pengumuman data-data ekonomi yang sedianya akan diumumkan pada awal bulan Agustus mendatang serta laporan kinerja emiten untuk periode kuartal kedua 2015 ini.

Dirinya berharap sentimen dari paket kebijakan yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan dapat menjadi sentimen positif sehingga menahan tekanan pada bursa saham di dalam negeri.

Pada akhir pekan lalu, OJK mengeluarkan 35 kebijakan dalam rangka menciptakan stimulus bagi pertumbuhan perekonomian nasional. Kebijakan itu terdiri atas 12 kebijakan di sektor perbankan, 15 kebijakan di sektor pasar modal, empat kebijakan di sektor industri keuangan non bank (IKNB) dan empat kebijakan di bidang edukasi dan perlindungan konsumen.

Menurut Satrio, paket kebijakan tersebut merupakan relaksasi terhadap berbagai peraturan yang ada, seperti diantaranya terhadap kredit bermasalah atau 'Non Performing Loan' (NPL) perbankan, dan kemudahan untuk melakukan penghimpunan dana dari pasar modal.

Jika sentimen dari OJK belum mampu mengangkat pasar, Satrio mengatakan bahwa pemodal sebaiknya bersiap akan kemungkinan terburuk mengingat secara teknikal IHSG masih berada dalam tren penurunan. Tercatat bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng diawal pekan dibuka melemah 389,04 poin (1,55%) ke level 24.739,47, indeks Nikkei turun 92,60 poin (0,45%) ke level 20.451,93, dan indeks Straits Times melemah 22,57 poin (0,68%) ke posisi 3.329,38. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…