Konsumsi BBM Saat Lebaran Naik

 

 

NERACA

 

Jakarta - Vice President Communication PT Pertamina, Wianda Pusponegoro menjelaskan bahwa realisasi konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) saat lebaran 2015 mengalami kenaikan sebesar enam persen di atas Daily Objective Thruput (DOT) semasa satgas. Kenaikan sebesar enam persen tersebut dihitung selama H-7 sampau dengan H+7 lebaran dan kenaikan tersebut sesuai dengan prediksi. 

"H-7 dan H+7 Lebaran sesuai dengan prediksi kita, yaitu sekitar 88.459 kiloliter per hari. Angka itu enam persen di atas DOT semasa satgas tahun ini. Namun, dibandingkan masa satgas tahun lalu, tahun ini lebih rendah. Karena kondisi Cipali," kata Wianda saat halal bihalal, di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (27/7).

Ia mencontohkan kenaikan terjadi pada BBM jenis Pertamax yakni naik sebesar sembilan persen. Kenaikan itu sudah diprediksi sebelumnya oleh Pertamina. Pertamina juga meyakini konsumen Pertamax akan loyalitas menggunakan Pertamax meskipun masa Lebaran. "Pertamax itu sembilan persen di atas prediksi yang kita lakukan pada masa Lebaran. Jadi, sampai 8.660 kl per hari. Kalau misalnya normal 7.100 Kl yang di luar masa satgas. Dibandingkan 2014, masa satgas, (konsumsi pertamax tahun ini) naik empat kali lipat," jelas dia.

Sementara untuk konsumen solar, Wianda menyebutkan konsumsi solar menujukkan penurunan yakni sekitar 8.600 Kl per hari atau sekitar 25 persen dari prediksi. "Turun. Di mana satgas itu kita turunkan lima persen dari konsumsi harian. Kalau normalnya, 37.200 Kl, kita turunkan jadi 35.000 Kl. Tapi, realisasinya hanya 26.400 Kl per hari atau 25 persen di bawah yang hendak kami realisasikan," tutup dia.

Direktur Pemasaran PT Pertamina (Persero) Ahmad Bambang menjelaskan penurunan konsumsi BBM karena kemacetan yang sudah mulai terurai dengan adanya tol Cipali. “Turunnya konsumsi ini lebih disebabkan tahun ini tidak terjadi kemacetan yang sangat parah seperti tahun lalu, dan sudah ada tambahan jalan tol yang cukup panjang (Cipali) sehingga re;latif lancar,” jelas Bambang.

Namun, bila dibandingkan dengan konsumsi rata-rata secara tahunan, konsumsi BBM premium meningkat signifikan. Hal ini karena jumlah kendaraan yang mudik meningkat. Sedangkan solar sama seperti tahun-tahun sebelumnya, konsumsinya selalu anjlok ketika mendekati Lebaran karena angkutan barang banyak yang tak beroperasi.

"Premium konsumsi normal hariannya 83.000 kilo liter (KL) mulai H-7 (sabtu) naik di atas normal, kemudian turun lagi ke arah normal dan melonjak tajam mulai H-3 hingga puncaknya pada H-1 (107.336 KL), kemudian turun tajam pada hari Lebaran dan masih sedikit di atas normal pada H+1 kemarin (84.854 KL)," jelas Bambang.

Sementara konsumsi minyak solar normal hariannya sebanyak 35.000 KL, justru tinggi (di atas normal) ketika masuk bulan puasa hingga H-7 (Sabtu) dan puncaknya pada H-10 (47.632 KL). Kemudian terus turun dan mulai H-4 sudah di bawah normal karena kendaraan berat dilarang operasi dan industri libur. "Bahkan dua hari terakhir H0 dan H+1 hanya mencapai 11.000 KL. Hari ini pun tak akan jauh berbeda dan baru akan naik lagi diperkirakan H+7," ungkap Bambang.

Bambang menambahkan, sedangkan konsumsi Pertamax normal hariannya 8.000 KL, pola konsumsi Pertamax mirip dengan premium, mulai H-7 (Sabtu) naik di atas normal, kemudian turun lagi ke arah normal dan melonjak tajam mulai H-3 hingga puncaknya pada H-1 (11.640 KL), kemudian turun tajam pada H-0 dan masih sedikit di atas normal pada H+1 kemarin (8.500 KL).

Sedangkan untuk konsumsi Pertamax justru sebaliknya, bila tahun 2014 rata-rata konsumsi hariannya 2.000 KL dan puncaknya 3.000 KL. Maka tahun ini konsumsi Pertamax meningkat berlipat. "Konsumsi Pertamax kenaikannya 400%. Kenaikan konsumsi Pertamax lebih disebabkan kesadaran masyarakat untuk menggunakan BBM yang lebih baik serta kemudahan memperoleh Pertamax baik di SPBU maupun di posko (non-SPBU) dalam bentuk kemasan/kaleng 1 & 2 liter (sepeda motor) serta 5, 10 & 20 liter (mobil)," tutup Bambang.

 

 

BERITA TERKAIT

Jadilah Individu Beretika di Dunia Nyata Maupun Digital

Jadilah Individu Beretika di Dunia Nyata Maupun Digital NERACA Banyuwangi - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab  NERACA Probolinggo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

Perhatikan Batasan dalam Berkonten di Media Sosial

  NERACA Jember - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) berkomitmen meningkatkan literasi digital masyarakat menuju Indonesia #MakinCakapDigital2024. Dalam rangka…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Jadilah Individu Beretika di Dunia Nyata Maupun Digital

Jadilah Individu Beretika di Dunia Nyata Maupun Digital NERACA Banyuwangi - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab  NERACA Probolinggo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

Perhatikan Batasan dalam Berkonten di Media Sosial

  NERACA Jember - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) berkomitmen meningkatkan literasi digital masyarakat menuju Indonesia #MakinCakapDigital2024. Dalam rangka…