Pasar Saham Bakal Pulih di Semester Kedua

NERACA

Jakarta- Keyakinan pasar saham akan kembali pulih di semester kedua tahun ini terus diutarakan para analis pasar modal. Hal inipun diamini Direktur Investasi Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Alvin Pattisahusiwa. Dirinya memproyeksikan, pasar saham dan surat utang Indonesia pada semester kedua akan lebih baik dibandingkan dengan semester pertama. Alasan dasarnya adalah optimisme komponen-komponen penting dalam produk domestik bruto (PDB) seperti konsumsi, investasi, dan belanja pemerintah akan meningkat.

Menurutnya, dari sektor konsumsi sejak April, volume penjualan Fast Moving Consumer Goods (FMCG) sudah menunjukkan adanya peningkatan. Hal tersebut ditopang oleh penyaluran Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) senilai total Rp 9,8 triliun bagi 15.4 juta keluarga miskin,”PSKS fase berikutnya akan disalurkan bulan Juli dan Oktober dan seharusnya akan kembali menjadi ‘darah segar’ bagi aktivitas konsumsi,”ujarnya di Jakarta, kemarin

Selain itu, agenda Pilkada serentak 208 kepala daerah bulan Desember 2015 nanti juga dapat mendorong konsumsi. KPU menganggarkan Rp 5,2 triliun, tetapi aktivitas belanja dan konsumsi aktual yang terjadi diperkirakan dapat meningkat tiga kali lipat.

Alvin melanjutkan, Program BKPM ‘pelayanan terpadu satu atap’, yakni integrasi proses perizinan antar Kementerian dan Lembaga untuk memudahkan investor. Nomenklatur anggaran dasar kementerian sudah disahkan. Hal ini akan meningkatkan efisiensi dan koordinasi terutama dalam implementasi proyek-proyek infrastruktur.

Sejauh ini, proyek-proyek yang sudah mulai berjalan adalah proyek tol Trans Sumatera, tol Solo-Ngawi-Kertosono, dan proyek 5 tahunan pembangkit listrik 35 ribu megawatt (MW). “Diharapkan proyek infrastruktur yang dikerjakan semakin meningkat di paruh kedua 2015 ini,” kata dia.

Optimisme atas perbaikan ekonomi di semester kedua juga tercermin dalam Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada bulan Juni yang berada di level 111.3, di atas level 107.4 di awal kuartal kedua. Hal ini menggambarkan penilaian dan keyakinan yang lebih positif terhadap keadaan ekonomi beberapa periode ke depan

Meskipun begitu, Alvin menyarankan investor untuk berhati-hati dalam menyikapi kondisi nasional dan global. Menurut dia, faktor global yang paling utama adalah antisipasi kenaikan suku bunga The Fed, perubahan kebijakan di Tiongkok terkait investasi finansial yang dapat menyedot arus dana dari negara berkembang,“Selain itu lambatnya pertumbuhan ekonomi global juga akan berdampak pada lambatnya pertumbuhan ekspor Indonesia,” tuturnya.

Sedangkan faktor domestik yang perlu diwaspadai adalah political risk dan execution risk. “Kita sempat kehilangan momentum di awal tahun karena belum mulusnya koordinasi dan implementasi rencana-rencana pemerintah yang seharusnya dapat mendorong laju ekonomi,” ungkap dia. Walaupun kini sudah ada perbaikan, masih ada risiko atas pelaksanaan di lapangan dari berbagai program Pemerintah. (bani)



BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…