Rilis Global Bond, Sritex Mandatkan Barclays

NERACA

Jakarta – Guna memuluskan aksi korporasi penerbitan obligasi dollar senilai $420 juta, emiten tekstil dan terintegrasi PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) telah memberikan mandat kepada Barclays sebagai penjamin emisi. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, Senin(27/7).

Perusahaan kini sedang menunggu persetujuan atas rencana tersebut dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang akan digelar pada 2 September mendatang. Disebutkan, obligasi yang bakal diterbitkan  kemungkinan akan berjangka waktu tiga hingga lima tahun. Obligasi ini mendapatkan peringkat B1 dari Moodys dan BB- dari Standard & Poors.

Sritex terakhir melepas obligasi internasionalnya pada April tahun lalu senilai US$200 juta yang akan jatuh tempo pada 2019 mendatang. Asal tahu saja, kedepan perseroan akan menambah dua pabrik baru di tahun 2016. Pertama, SRIL akan membangun pabrik pemintalan  benang atau spinning. Pabrik tersebut berkapasitas 88 bales per tahun. Sehingga, kapasitas pemintalan SRIL akan meningkat menjadi 654.000 bales per tahun.

Kedua, SRIL akan membangun pabrik penenunan atau weaving. Kapasitas produksi pabrik baru itu sekitar 25 juta meter per tahun. Lalu nantinya, kapasitas penenunan SRIL naik menjadi 180.000 juta meter per tahun. "Pembangunan akan dimulai semester kedua tahun 2016," kata Welly Salam, Sekretaris Perusahaan SRIL.

Untuk pembangunan dua pabrik barunya, SRIL menganggarkan dana US$ 86 juta atau sekitar Rp 1,14 triliun dari belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun depan. Welly mengungkapkan, sekitar 45% atau US$ 38,7 juta dianggarkan untuk membangun pabrik pemintalan. Sementara 55% atau setara dengan US$ 47,3 juta untuk pabrik penenunan.

SRIL optimistis usai ekspansi ini, penjualan di tahun depan bisa tumbuh. Emiten ini bahkan menargetkan bisa meningkatkan penjualan 8%-10% menjadi US$ 641 juta sampai US$ 672 juta. Sedangkan di tahun ini, SRIL menargetkan kenaikan penjualan 7%-10% menjadi US$ 594 juta hingga US$ 611 juta.

Welly mengaku, cukup puas dengan penjualan SRIL hingga kuartal kedua tahun ini. Tapi dia masih enggan menyebutkan nilai pastinya. Pada kuartal pertama tahun ini, penjualan SRIL tumbuh 11,05% menjadi US$ 157,39 juta dari US$ 141,72 juta.

Meski begitu, Welly mengkhawatirkan perlambatan pertumbuhan ekonomi China. Maklum, ekspor terbesar SRIL terbang ke kawasan Asia. Ini pula yang menyebabkan SRIL harus merevisi target penjualan ekspor. Jika semula SRIL berharap bisa menggenjot penjualan ekspor 55%. SRIL harus memangkas target tersebut. Menurut Welly, porsi ekspor SRIL hanya 50% di tahun ini.

Tahun ini, guna menopang target kinerja, Sritex tengah menjajaki pasar ekspor baru yang sampai saat ini menyumbang separuh terhadap pendapatan total perseroan. Pengembangan pasar ekspor perlu dilakukan untuk menyiasati pelemahan ekonomi dalam negeri yang terjadi. Disamping itu, Sritex mulai jajaki rencana beberapa perusahaan ritel yang bakal diakuisisi guna memperkuat bisnis sektor ritel,”Kita belum bisa pastikan kapan masuk rambah bisnis ritel, tetapi itu jangka panjang. Namun yang pasti perseroan selalu terbuka untuk kerjasama atau akuisisi perusahaan ritel ketimbang membuka sendiri,”kata Direktur Keuangan Sritex Allan Moran Severino. (bani)

BERITA TERKAIT

Peduli Bumi, Acer Indonesia Tanam 1.500 Mangrove

Dalam rangka merayakan hari jadi perjalanan 25 tahun Acer di Indonesia dan juga bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan pada…

Kemana Jasa Marga dan PUPR? - Stasiun Whoosh Karawang Belum Beroperasi

Stasiun Kereta Cepat Whoosh Karawang hingga kini masih belum bisa digunakan sebagai tempat pemberhentian meski sebenarnya sudah rampung. Penyebabnya karena…

PGEO Beri Kesempatan Setara Bagi Perempuan

Dalam rangka memperingati hari Kartini dan mendukung kesetaraan perempuan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga memberikan kesempatan yang luas…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Peduli Bumi, Acer Indonesia Tanam 1.500 Mangrove

Dalam rangka merayakan hari jadi perjalanan 25 tahun Acer di Indonesia dan juga bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan pada…

Kemana Jasa Marga dan PUPR? - Stasiun Whoosh Karawang Belum Beroperasi

Stasiun Kereta Cepat Whoosh Karawang hingga kini masih belum bisa digunakan sebagai tempat pemberhentian meski sebenarnya sudah rampung. Penyebabnya karena…

PGEO Beri Kesempatan Setara Bagi Perempuan

Dalam rangka memperingati hari Kartini dan mendukung kesetaraan perempuan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga memberikan kesempatan yang luas…