Dampak Literasi Keuangan Rendah - Masyarakat Jadi Korban Investasi Bodong

NERACA

Yogyakarta  - Geliat PT Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mendongkrak jumlah investor lokal di pasar modal masih menemui kendala terkait rendahnya literasi keuangan di masyarakat. Hal inilah yang dikeluhkan BEI Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kata Kepala BEI Daerah Istimewa Yogyakarta, Irfan Noor Riza, rendahnya tingkat literasi keuangan masyarakat menjadi tantangan terberat untuk meningkatkan investor lokal berinvestasi saham di pasar modal. Pasalnya, minimnya literasi keuangan masyarakat berujung belum banyaknya masyarakat memahami cara berinvestasi secara  komprehensif serta cara menghindari risikonya,”Masih maraknya kasus investasi bodong saat ini, di mana masih banyak masyarakat yang menjadi korbannya menandakan bahwa masyarakat belum melek keuangan dan investasi,”ungkapnya di Yogyakarta, kemarin.

Dia mengatakan, berdasarkan data terakhir sejak awal 2015 dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), terjadi kasus penipuan berkedok investasi atau investasi bodong sebanyak 200 kasus. Padahal, dia mengatakan, untuk lokal DIY, jumlah investor pasar modal hingga Desember 2014 tercatat 10.167 orang dengan transaksi mencapai Rp207 miliar, atau naik dari November yang masih sebanyak 9.783 orang.

Hingga saat ini, BEI DIY bersama-sama dengan OJK DIY masih melakukan berbagai upaya sosialisasi guna menghindarkan calon investor pasar modal di Yogyakarta dari penipuan. Dirinya juga berharap bagi masyarakat yang belum memahami cara berinvestasi atau telah menjadi korban penipuan investasi dapat langsung mendatangi Kantor BEI DIY serta OJK DIY,”Yang sulit ini jika tidak ada korban yang melapor, sehingga tidak bisa ditindaklanjuti oleh OJK," kata dia.

Kepala Kantor OJK DIY Dani Surya Sinaga mengatakan, pembekalan mengenai jasa keuangan, penting diberikan kepada masyarakat sejak dini, sebab menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) berbagai industri jasa keuangan akan menjamur di Indonesia.

Dia mengemukakan, tanpa literasi keuangan yang memadai, masyarakat tidak akan memahami konsekuensi atau risiko finansial yang ditimbulkan ketika menggunakan produk jasa keuangan, baik bank maupun nonbank."Sebab sampai sekarang masih banyak orang-orang dewasa yang belum betul-betul paham mengenai jasa keuangan meskipun sebagian besar telah menggunakannya," kata dia. (ant/bani)

 

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…