Oleh: Firdaus Baderi
Wartawan Harian Ekonomi NERACA
Sungguh ironis, baru dua bulan dioperasikan oleh Presiden Jokowi (13 Juni 2015), Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) sepanjang 116 Km yang bertarif Rp 827 per Km, sudah dirundung kecelakaan lalu lintas jalan secara bertubi-tubi.
Padahal, jalan tol ini mendapat perhatian cukup besar dari masyarakat karena kehadiran ruas jalan tol Cipali dinanti-nantikan banyak orang. “Untuk menempuh jarak Jakarta – Cirebon saya sekarang hanya butuh waktu sekitar 2,5 jam,” ujar Suryadi Ramlan, pengusaha jasa elektronik kepada Neraca, belum lama ini.
Jalan tol yang dibangun dan dioperasikan oleh PT Lintas Marga Sedaya ini menghubungkan Cikopo (Purwakarta) dengan Palimanan (Kabupaten Cirebon), menelan investasi hampir Rp 14 triliun. Pihak kepolisian menilai pengoperasian jalan bebas hambatan ini akan mampu mengurangi beban kendaraan roda empat arus mudik Lebaran hingga 40%.
Namun sayangnya, infrastruktur pendukung keamanan di jalan tol tersebut tampaknya kurang mendapatkan perhatian dari pihak pengelola maupun pemerintah selaku penanggung jawab. Dari dua kasus kecelakaan yang terjadi di malam hari, jelas menunjukkan belum adanya lampu penerangan jalan yang memadai di lokasi sekitar kecelakaan yang terjadi.
Seperti yang terjadi di Km 166.600 jalur A pada Jumat ( 24 Juli) yang melibatkan sebuah Innova B -1805 EKX yang melaju dari arah Cirebon menuju ke Cikopo dengan bus Setia Negara pada arah berlawanan, itu terjadi pada pk. 23:15 WIB. Kecelakaan itu berawal saat pengemudi Innova kehilangan kendali sehingga menabrak pembatas jalan dan menyeberang parit memasuki jalur berlawanan di jalan tol tersebut. Mobil itu bertabrakan dengan bus tersebut.
Sebelumnya pada Selasa malam (14/7) juga terjadi kecelakaan tunggal yang menewaskan 11 penumpang bus Rukun Sayur. Kemudian Senin dini hari (22/6) sebuah bus menyeruduk truk.
Lantas pihak pengelola Jasa Marga mengumumkan langkah antisipasi berupa penambahan spandukimbauan kepada pengguna jalan untuk beristirahat jika merasa lelah atau mengantuk. Lalu menyediakan poliklinik darurat di tempat istirahat di ruas jalan dengan kepadatan atau volume lalu lintasnya sangat tinggi. Serta langkah antisipasi ketiga, melakukan koordinasi dengan menggunakan fasilitas radio untuk mengingatkan pengguna jalan agar selalu waspada dan konsentrasi.
Lain lagi pendapat Kabag Ops Korlantas Polri Kombes Pol Istiono. Menurut dia, jalan tol Cipali sebenarnya sudah melalui kajian keselamatan dari pengelola dan pemangku kepentingan. Namun, dilihat dari kasus kecelakaan yang terjadi, kecelakaan banyak disebabkan faktor manusia.
”Jika dilihat dari TKP (tempat kejadian perkara, tampak pengguna jalan kebanyakan out of control (lepas kontrol) atau terlibat kecelakaan sendiri. Hal itu menyebabkan kecelakaan tabrak belakang, keluar jalur dan sebagainya. Ini bencana yang tersembunyi dan jadi isu utama,” ujarnya di Jakarta (7/7).
Nah, untuk sarana penerangan jalan tol sekarang menjadi tanggung jawab siapa? Karena faktor gelap menjadi salah satu andil terjadinya kecelakaan di malam hari.
Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…
Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin) Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…
Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…
Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…
Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin) Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…
Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…