Genjot Likuiditas Pasar Modal - BUMN Go Public Kembali Dioptimalkan

NERACA

Jakarta – Masih minimnya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang go public atau tercatat sahamnya di pasar modal menjadi alasan bagi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menerbitkan 15 kebijakan baru di pasar modal guna mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satu 15 kebijakan yang dirilis OJK antara lain mendorong peningkatan BUMN dan anak BUMN yang go public.

Kepala Eksekutif Bidang Pasar Modal OJK, Nurhaida mengatakan, pendanaan BUMN dan anak usahanya dalam rangka pengembangan usaha melalui pasar modal adalah langkah yang tepat dank arena itu pihaknya akan terus mendorong lebih banyak BUMN dan anak usaha go public di Bursa Efek Indonesia (BEI),”BUMN membutuhkan pendanaan besar serta jangka waktu yang cukup panjang untuk kegiatan pengembangan usahanya. Karakteristik pendanaan melalui pasar modal dinilai tepat bagi BUMN,”ungkapnya di Jakarta, kemarin.

Maka dari itu, kata Nurhaida, OJK akan terus melakukan sosialisi dan mendorong BUMN serta anak usahanya untuk melakukan pelepasan sebagian saham ke tengah masyarakat melalui mekanisme penawaran umum perdana saham (IPO) atau menerbitkan surat utang (obligasi) untuk mendapatkan dana jangka panjang.

Menurut Nurhaida, potensi BUMN untuk 'go public' baik itu penawaran saham perdana (IPO) dan obligasi cukup positif. Selain itu, juga dapat menjaga likuiditas industri pasar modal domestik. Disebutkan, dari 33 BUMN dan anak perusahannya yang saat ini telah "go public" sangat berpengaruh terhadap likuiditas pasar modal Indonesia.

Selain itu, BUMN yang "go public" juga dapat menambah sarana investasi bagi investor serta dapat meningkatkan kualitas tata kelola BUMN agar lebih baik. Saat ini, menurut Nurhaida, OJK sedang melakukan koordinasi dengan Kementerian BUMN untuk lebih menyosialisasikan pasar modal sebagai sumber pendanaan.

Sebelumnya, Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan bahwa kondisi perekonomian nasional maupun global yang cenderung melambat cukup memengaruhi kinerja industri pasar modal Indonesia.

Menurut dia, pemerintah dapat membantu menjaga industri pasar modal salah satunya dengan mendorong BUMN "go public" sehingga dapat meningkatkan efektivitas kerja perseroan, dalam hal ini BUMN, dan sebagai cara modern untuk memobilisasi dana jangka panjang dari masyarakat,”Kita memerlukan BUMN agar pasar modal domestik berkembang. Dengan begitu, pasar modal akan menjadi lebih kuat sehingga investor tertarik untuk melakukan investasi ke pasar modal. Situasi itu tentu juga akan meningkatkan permintaan rupiah," katanya.

Ketua Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Haryajid Ramelan pernah bilang, banyak perusahaan BUMN yang sebenarnya potensial masuk bursa lewat mekanisme IPO. Namun, karena ketatnya birokrasi memaksa jumlah IPO BUMN tidak terlalu banyak. Bahkan tahun lalu hanya hanya anak usaha saja yang IPO yaitu Wika Beton,”Ya seperti kita tahu untuk IPO di Indonesia harus lewat DPR. Itu yang menentukan apakah BUMN harus IPO atau tidak,” katanya.

Kata Hariyajid, paling tidak saat ini ada 30 BUMN yang benar-benar potensial untuk IPO dan Indonesia harus melihat negara China dengan bursa Shanghai. Disana perusahaan BUMN harus ngantri untuk bisa mencatatkan saham di bursa Shanghai. Bahkan, tahun ini kabarnya ada sebanyak 300 BUMN yang waiting list atau masuk daftar tunggu untuk masuk bursa. “Di 2015 ada 500 perusahaan yang waiting list masuk bursa Shanghai. 300 di antaranya merupakan BUMN,” jelasnya. (bani)

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…