Awal Pekan, IHSG Bergerak Mendatar

NERACA

Jakarta –Pasca libur Lebaran, laju indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) belum menunjukkan tren penguatan yang berarti. Puncaknya diakhir pekan lalu, IHSG ditutup terkoreksi 46,25 poin (0,94%) ke level 4.856,595. Sementara Indeks LQ45 ditutup terpangkas 11,4 poin (1,36%) ke level 828,388.

Kata Kepala Riset Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo, melemahnya mata uang rupiah menjadi salah satu faktor yang memicu pelaku pasar saham melakukan aksi lepas saham sehingga IHSG BEI tertekan pada akhir pekan,”Gejolak nilai tukar rupiah itu membuat pemodal lokal melepas posisinya terutama di saham-saham sektor perbankan. Diharapkan Bank Indonesia melakukan intervensi agar mata uang rupiah bergerak stabil terhadap dolar AS,”ujarnya.

Di sisi lain, lanjut dia, pelemahan bursa saham di kawasam Asia dan palaku pasar saham asing yang kembali melanjutkan aksi jual saham menambah sentimen negatif bagi IHSG BEI. "Pelaku pasar sebaiknya tetap berhati-hati dalam melakukan akumulasi karena meski tren jangka pendek IHSG berada dalam tren naik, namun untuk jangka menengah masih berada dalam tren turun," katanya.

Berikutnya, indeks BEI Senin awal pekan diproyeksikan masih bergerak mendatar seiring sikap investor memilih wait and see menunggu laporan kinerja keuangan emiten. Transaksi investor asing akhir pekan kemarin hingga sore tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 162,696 miliar di seluruh pasar. Perdagangan berjalan sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 79.686 kali dengan volume 1,994 miliar lembar saham senilai Rp 2,017 triliun. Sebanyak 56 saham naik, 175 turun, dan 69 saham stagnan.

Bursa-bursa di Asia berakhir kompak melemah di zona merah menutup perdagangan akhir pekan. Tidak ada sentimen positif yang bisa menggerakan pelaku pasar Asia. Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng melemah 270,34 poin (1,06%) ke level 25.128,51, indeks Nikkei turun 139,42 poin (0,67%) ke level 20.544,53, dan indeks Straits Times melemah 3,72 poin (0,11%) ke posisi 3.352,65.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Mayora (MYOR) naik Rp 1.175 ke Rp 27.175, Solusi Tunas (SUPR) naik Rp 650 ke Rp 9.900, Elang Mahkota (EMTK) naik Rp 500 ke Rp 11.000, dan Bank of India (BSWD) naik Rp 500 ke Rp 3.000. Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 2.900 ke Rp 87.100, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 2.650 ke Rp 51.000, Astra Agro (AALI) turun Rp 975 ke Rp 22.925, dan Indocement (INTP) turun Rp 425 ke Rp 22.025.

Perdagangan sesi pertama, IHSG ditutup terkoreksi 52,878 poin (1,08%) ke level 4.849,967. Sementara Indeks LQ45 anjlok 11,796 poin (1,40%) ke level 827,992. Seluruh lapisan saham terkena koreksi akibat aksi jual, begitu pula dengan indeks sektoral yang kompak melemah. Rata-rata koreksi Indeks sektoral lebih dari satu persen.

Perdagangan berjalan sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 79.686 kali dengan volume 1,994 miliar lembar saham senilai Rp 2,017 triliun. Sebanyak 56 saham naik, 175 turun, dan 69 saham stagnan. Bursa-bursa regional rata-rata masih bergerak negatif hingga siang, kecuali pasar saham China. Melemahnya bursa global semalam memberi sentimen negatif.

Diawal perdagangan, IHSG dibuka turun 12,06 poin atau 0,25% menjadi 4.890,77, dan indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 3,08 poin (0,37%) ke level 836,70,”IHSG BEI kembali mengalami tekanan merefleksikan pelemahan di pasar saham global menyusul masih minimnya berita positif yang mendorong pelaku pasar untuk melakukan akumulasi beli," kata Analis Samuel Sekuritas, Ruliff.

Dia menambahkan bahwa minimnya berita positif mendorong pelaku pasar mengambil posisi "wait and see". Saat ini pelaku pasar sedang menanti hasil kinerja emiten di kuartal II 2015. Head of Research Valbury Asia Securities, Alfiansyah menambahkan, sentimen dari dalam negeri terbilang positif, yakni berkenaan dengan pemerintah akan memberlakukan kenaikan tarif impor untuk makanan, pakaian dan mobil serta barang lainnya,”Kebijakan itu diharapkan dapat mendukung industri di dalam negeri menjadi lebih kondusif sehingga mampu menopang perekonomian ke depan,"ungkapnya.

Dari eksternal, lanjutnya, sentimen dari Yunani yang terbilang positif juga mengangkat harga saham global. Parlemen Yunani menyetujui paket reformasi kedua dengan harapan akan mendapatkan dana talangan untuk menopang sektor keuangan dan mencegah keluarnya Yunani dari zona Euro.

Tercatat bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng dibuka melemah 218,58 poin (0,86%) ke level 25.180,27, indeks Nikkei turun 131,18 poin (0,63%) ke level 20.552,77 dan indeks Straits Times melemah 2,03 poin (0,09%) ke posisi 3.353,78. (bani)

 

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…