Upaya Kendalikan Harga Daging Sapi Dipertanyakan

NERACA

Jakarta - Pasca lebaran harga daging sapi bukannya turun malah meroket. Harga daging sapi menjelang Lebaran yang sudah menyentuh harga mencapai Rp130.000/kg diperkirakan masih akan terus naik setelah Lebaran tahun ini. Hal ini disebabkan kebijakan pemerintah yang menurunkan kuota impor sapi dari Australia, sehingga mendorong kenaikan harga daging sapi dalam tiga bulan kedepan (Juli-September).

Pengamat pangan dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Dr Hardinsyah, mempertanyakan ketidakberdayaan pemerintah dalam upaya mengendalikan harga daging sapi, padahal impor juga sudah dilakukan saat pemerintah menilai masih sulit memenuhi stok kebutuhan daging sapi nasional.

Seharusnya dengan impor maka daging sapi dipasar-pasar cukup dan tidak ada alasan terjadi kenaikan harga. Pemerintah seharusnya tidak mengabaikan keberadaan para spekulan dan harus terus diatasi secara tegas,” kata dia, Kamis (23/7).

Hardinsyah menilai tidak salah jika Indonesia menganut sistem pasar bebas karena era globalisasi tidak lagi bisa dihindari. Namun, dia mengingatkan kepentingan masyarakat di dalam negeri harus tetap menjadi prioritas sehingga pada saat kondisi tertentu intevensi pemerintah dibutuhkan.

Idealnya sebenarnya dalam teori ekonominya kan bersaing sempurna, tapi ketika justru diungguli oleh dari sisi suplai itu akhirnya kan harga meningkat terus, untuk kondisi tertentu itu perlu diintervensi supaya bisa membela kepentingan rakyat,” lanjutnya.

Sementara, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menjelaskan bahwa tidak ada hubungan antara berkurangnya kuota impor daging sapi dengan kenaikan harga daging sapi yang terjadi di pasar."Karena impor itu keluar izin hari ini, hasil impor itu satu atau dua bulan ke depan (baru masuk). Jadi tidak ada hubungannya antara rekomendasi (impor) dengan tingginya harga daging," ujarnya di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan. 

Dia menambahkan, kebutuhan impor akan disesuaikan dengan kebutuhan dalam negeri dengan perhitungan dari kementerian terkait bukan semata-mata karena ingin membatasi kran impor. "Masalah impor, apa saja bukan hanya sapi itu sesuai dengan kebutuhan dalam negeri sesuai perhitungan-perhitungan kita bersama, antara Kementerian Perdagangan dengan Kementerian Pertanian. Bukan bahwa tiba-tiba membatasi, sesuai kebutuhan," jelas dia.

Untuk itu, dirinya tidak akan serta merta mengatakan jika impor akan ditutup. Walaupun, dirinya tetap menegaskan produk dalam negeri akan lebih menjadi prioritas utama dibandingkan produk luar."Kalau memang dibutuhkan impor kita lakukan impor. Kalau harus dikurangi, ya kita kurangi. Sesuaikan kebutuhan saja," pungkas dia.

Tunggu Lampu Hijau

Sedangkan Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel mengatakan akan kembali melakukan impor daging sapi. Namun, impor tersebut masih menunggu hasil keputusan evaluasi stok sapi di Indonesia dari Menteri Pertanian."Dalam waktu dekat ini akan dikeluarkan lagi. Saya lagi nunggu Menteri Pertanian punya evaluasi," kata dia. 

Menurutnya, impor daging sapi sebelumnya yang mencapai 50 ribu ekor tersebut, tidak dapat mencukupi untuk kebutuhan selama kurun waktu satu tahun."Jadi bahwa kita mengurangi kuota, itu tidak benar. Hanya izinnya kita keluarkan 50 ribu dulu. Baru nanti kita akan keluarkan lagi. Pasti kita akan keluarkan lagi sesuai dengan kebutuhan," lanjut Gobel.

Adapun alasan lain dilakukannya impor daging sapi juga guna menjaga stabilitas harga daging sapi di dalam negeri."Dan jangan lupa, impor sapi untuk jaga stabilitas harga juga karena sapi lokal kita ada kecenderungan naik harganya," tukas dia.

Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) mengupayakan agar impor daging sapi bakalan alias sapi yang belum mengalami penggemukan diperketat. Kementan mencatat realisasi impor sapi bakalan selama Januari-Juni 2015 mencapai 298.861 ekor. Realisasi tersebut setara 40 persen dari realisasi impor sapi bakalan di 2014. Seperti diketahui, pada 2014 total realisasi impor sapi bakalan yakni sebanyak 729.400 ekor dari Australia. mohar

 

BERITA TERKAIT

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…