Ajukan Ke Pengadilan Singapura - Kreditur BUMI Tolak Moratorium Utang

NERACA

Jakarta - Sejumlah kreditur dari tiga anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI) telah mengajukan kepada pengadilan Singapura untuk menolak moratorium yang diberikan kepada anak usahanya dan langkah ini akan bisa menyulitkan pembicaraan restrukturisasi utang, seperti dikutip Reuters, Rabu (22/7).

Pada Mei lalu, pengadilan tinggi Singapura memberikan waktu kepada Bumi Capital pte Ltd, Bumi Investment Pte Ltd dan Enercoal Resources Pte Ltd yang memiliki total utang US$1,375 miliar hingga 24 Oktober, untuk melakukan negosiasi dengan kreditur.

Namun pada 6 Juli, salah satu pemberi pinjaman mengajukan ke pengadilan untuk mengabaikan moratorium tersebut. Rencananya, hearing akan dilakukan pada 3 September mendatang. Perusahaan memiliki sejumlah kreditur namun tidak disebutkan pihak mana saja yang terkait. Sebagai informasi, kinerja keuangan PT Bumi Resources Tbk anjlok hingga merugi US$ 345,7 juta (Rp 4,49 triliun) di kuartal I-2015. Tahun lalu tambang milik Grup Bakrie itu masih mencatat laba US$ 349,5 juta (Rp 4,54 triliun).

Ada beberapa faktor yang menyebabkan perusahaan tambang tersebut mengalami kerugian. Dimana salah satu faktor kerugian adalah turunnya omzet atau pendapatan dari US$ 19,2 juta (Rp 249 miliar) menjadi hanya US$ 10,5 juta (Rp 136 miliar) di tiga bulan pertama 2015. Sementara laba kotornya dibukukan US$ 9,16 juta di akhir Maret 2015, dari periode yang sama tahun sebelumnya US$ 17,3 juta.

Beban usaha Perseroan juga ikut turun, namun tidak setara dengan omzet, yaitu dari US$ 15,5 juta di kuartal I-2014 menjadi US$ 11,3 juta di kuartal pertama tahun ini. Beban usaha yang masih tinggi itu membuat perusahaan tambang batu bara yang beroperasi di Kalimantan Timur itu mencatat kerugian US$ 2,1 juta di kuartal I-2015, bandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya US$ 1,7 juta.

Rugi selisih kurs yang diderita perusahaan sedikit berkurang tahun ini, hanya US$ 911 ribu dibandingkan tahun sebelumnya US$ 1,4 juta. Beban keuangan yang masih tinggi juga membuat Bumi Resources mencatat rugi besar. Dalam tiga bulan pertama tahun ini, beban bunga dan keuangan BUMI sebesar US$ 132,6 juta sudah berkurang dari tahun sebelumnya US$ 232,5 juta.

Tahun lalu Bumi Resources bisa mencetak laba berkat uang hasil penjualan 19% saham Kaltim Prima Coal (KPC) ke China International Corporation (CIC) sebesar US$ 746 juta. Sementara tahun ini tidak ada aset strategis BUMI yang dijual, sehingga kinerja keuangannya kembali mencatat negatif.

Saat ini harga saham BUMI tidak lagi menjadi primadona sebelum krisis keuangan global tahun 2008. Kala itu, saham BUMI pernah menyentuh titik tertinggi di harga Rp 8.750 per lembar pada 10 Juni 2008 atau sebelum krisis finansial global. Pasalnya, harga saham BUMI hanya bergerak di kisaran Rp 51 per lembar per pukul 14.45 waktu JATS, Rabu (22/7).

Ini merupakan harga termurah saham perusahaan tambang Grup Bakrie tersebut. Sudah dua kali ini sahamnya menyentuh titik terendah alias termurahnya, pertama kali pada perdagangan 14 Juli 2015 lalu. Tinggal satu langkah lagi saham perusahaan tambang yang beroperasi di Kalimantan Timur (Kaltim) masuk peringkat saham gocap alias harga saham terendah di Bursa Efek Indonesia (BEI). (bani)

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…