ADB Pangkas Pertumbuhan Tiongkok dan Negara Berkembang

 

 

NERACA

Jakarta - Bank Pembangunan Asia (ADB) memangkas perkiraan pertumbuhan untuk Tiongkok dan negara berkembang di Asia tahun ini serta berikutnya, karena pelemahan ekonomi nomor dua dunia. Namun, dikatakan peningkatan dalam investasi dan penghapusan hambatan birokrasi di ekonomi India akan terus mendorong pertumbuhan di negeri itu, tetapi mendesak New Delhi harus melanjutkan reformasinya.

Setelah melambat di paruh pertama, produk domestik bruto (PDB) tahun penuh di Tiongkok sekarang diperkirakan 7,0 persen tahun ini dan 6,8 persen tahun depan, pemberi pinjaman yang berbasis di Manila mengatakan dalam sebuah pernyataan. Itu dibandingkan dengan perkiraan Maret sebesar 7,2 persen pada 2015 dan 7,0 persen pada tahun depan.

"Pertumbuhan lambat di (Tiongkok) cenderung memiliki efek yang nyata pada negara lainnya di Asia karena ukuran dan hubungan dekat dengan negara-negara lain di kawasan itu," kata kepala ekonom ADB Wei Shang-Jin, seperti dilansir laman Antara, kemarin.

Permintaan eksternal yang lebih lemah dari perkiraan, penurunan populasi usia kerja dan meningkatnya upah adalah faktor-faktor dalam pelambatan pertumbuhan kekuatan utama ekonomi Asia (Tiongkok), tambahnya. Beijing, Rabu, mengatakan ekonominya tumbuh 7,0 persen pada April-Juni, sama dengan tiga bulan sebelumnya dan sejalan dengan target untuk tahun ini.

Namun, itu akan menandai laju paling lambat sejak 1990, satu tahun setelah peristiwa kerusuhan Lapangan Tiananmen. Negara-negara berkembang Asia secara keseluruhan sekarang diperkirakan tumbuh 6,1 persen tahun ini dan 6,2 persen pada 2016, ADB mengatakan, lebih lambat dari 6,3 persen yang diperkirakan sebelumnya untuk setiap tahun.

Inflasi direvisi turun menjadi 2,4 persen dari 2,6 persen tahun ini, dengan perkiraan 2016 tidak berubah 3,0 persen. Pelemahan di negara-negara industri utama akan berakibat pada pertumbuhan Asia Timur -- termasuk Tiongkok, Taiwan, Korea Selatan dan Hong Kong -- berkurang menjadi 6,2 persen tahun ini bukan 6,5 persen, kata bank.

ADB tidak mengatakan jika perkiraan pertumbuhan 2016-nya 6,3 persen untuk sub-wilayah berubah. Prakiraan untuk India tidak berubah pada 7,8 persen pada 2015 dan 8,2 persen pada 2016, didukung oleh musim yang sehat dan investasi baru. Pertumbuhan tahun depan akan didorong oleh berlanjutnya ekspansi sektor jasa dan "penghapusan hambatan prosedural yang telah menghambat investasi", bank mengatakan.

Namun, ditambahkan "risiko prospek pertumbuhan bisa muncul dari berlanjutnya keterlambatan dalam meloloskan beberapa undang-undang penting untuk mengurangi pembebasan lahan bagi industri dan penerapan penyeragaman pajak barang dan jasa".

Kemajuan India akan membantu kenaikan pertumbuhan Asia Selatan menjadi 7,3 persen tahun ini bukannya 7,2 persen, ADB mengatakan, dengan pertumbuhan yang lebih baik dari perkiraan di Bangladesh menyeimbangkan pelambatan yang disebabkan gempa di Nepal. Pada 2016 sub-wilayah akan tumbuh 7,6 persen, tidak berubah dari perkiraan Maret.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara dipangkas menjadi 4,6 persen tahun ini dari 4,9 persen, dan pada 5,1 persen tahun depan dari 5,3 persen. Harga komoditas global yang lebih rendah dan resesi Rusia akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Asia Tengah, dengan pemotongan pertumbuhan 2016 menjadi 4,2 persen dari 4,5 persen, meskipun perkiraan 2015 sebesar 3,5 persen tidak berubah.

BERITA TERKAIT

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival NERACA Jakarta - Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), setiap tahun ada 23-48…

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival NERACA Jakarta - Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), setiap tahun ada 23-48…

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…