Khasiat Mudik Bagi Ekonomi Nasional

 

Oleh: M. Naufal Yugapradana

Peneliti INDEF

Tradisi mudik yang berlansung 1 minggu sebelum dan sesudah Hari Raya Idul fitri tidaklah hanya  sebagai sebuah peristiwa sosial budaya dan religius, tetapi juga menjadi fenomena  yang memberi manfaat ekonomi yang sangat siginifikan. Menurut Kementerian Perhubungan, diperkirakan pemudik pada tahun 2015 mencapai 22 juta orang. Angka ini naik 2% apabila dibandingkan dengan periode tahun lalu.

Pada periode Ramadhan dan Idul Fitri, kebutuhan uang di masyarakat baik tunai maupun non tunai mengalami peningkatan, hal dipengaruhi oleh meningkatnya kegiatan transaksi di masyarakat. Bank Indonesia memproyeksikan kebutuhan uang (outflow) periode Ramadhan dan Idul Fitri 1436H/2015 sebesar Rp 119,1 triliun – Rp 125,2 triliun, sementara realisasi outflow pada tahun sebelumnya sebesar Rp 124,8 triliun. Proyeksi outflow tersebut diperkirakan akan didominasi oleh uang pecahan besar (Rp.20.000 ke atas) yang diperkirakan akan mencapai 91,7% dari total outflow.

Fenomena lebaran dan mudik diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat untuk mendongkrak aktivitas perekonomian nasional, Pertama, berputarnya perekonomian pada sektor riil, contohnya seperti menjamurnya berbagai usaha kecil mulai dan menengah (seperti makanan, minuman, pakaian, perlengkapan ibadah, sewa mobil) sampai usaha besar (seperti transportasi, telekomunikasi, kendaraan bermotor, asuransi, perbankan).

Kedua, Aliran dana dari tradisi mudik akan menciptakan redistribusi ekonomi dari kota besar, khususnya Jakarta menuju ke daerah-daerah perdesaan. Hal ini diharapkan dapat menjadi multiplier effect yang pada akhirnya menstimulasi aktivitas produktif masyarakat dan pertumbuhan ekonomi daerah. Dalam titik tertentu, kondisi ini juga bisa meningkatkan kemandirian daerah dan mengurangi ketergantungan daerah kepada pusat.  

Ketiga, tradisi mudik juga memberikan dampak positif pada keberadaan infrastruktur. Datangnya arus mudik tak jarang mengharuskan pemerintah memperbaiki dan menambah kondisi infrastruktur yang ada, mulai dari pembangunan jalan darat, rel kereta api, jembatan, bandar udara, hingga pelabuhan laut.

Dari beberapa manfaat mudik bagi perekonomian nasional yang diharapkan diatas, akan sangat disayangkan apabila mayoritas dari aliran dana yang menuju daerah hanya dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomi konsumtif yang hanya bersifat jangka pendek. Pemerintah daerah perlu menjadikan Ramadan dan Lebaran ini sebagai momentum dalam menggerakkan perekonomian dan membuat berbagai terobosan.

Pemerintah daerah harus melihat pemudik sebagai “investor domestik” yang sedang berkunjung. Pemerintah daerah harus meningkatkan pelayanan daerahnya masing – masing, dengan begitu pemudik atau wisatawan akan dapat melihat potensi dari daerah tersebut mulai dari layanan daerah, sarana transportasi, jalan raya, daerah wisata, termasuk hasil alam dan kerajinan usaha kecil menengah dari kampung halamannya, yang memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut.

BERITA TERKAIT

Ekspor Nonmigas Primadona

Oleh: Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Februari 2024 sebesar USD0,87 miliar. Surplus ini…

Jaga Kondusivitas, Tempuh Jalur Hukum

  Oleh: Rama Satria Pengamat Kebijakan Publik Situasi di masyarakat saat ini relatif kondusif pasca penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Perspektif UMKM di Ramadhan

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Memasuki pertengahan bulan suci Ramadhan seperti ini ada dua arus perspektif yang menjadi fenomena…

BERITA LAINNYA DI

Ekspor Nonmigas Primadona

Oleh: Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Februari 2024 sebesar USD0,87 miliar. Surplus ini…

Jaga Kondusivitas, Tempuh Jalur Hukum

  Oleh: Rama Satria Pengamat Kebijakan Publik Situasi di masyarakat saat ini relatif kondusif pasca penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Perspektif UMKM di Ramadhan

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Memasuki pertengahan bulan suci Ramadhan seperti ini ada dua arus perspektif yang menjadi fenomena…