BI Rate Diperkirakan Bertahan

 

 

NERACA

Jakarta - DBS Bank memerkirakan Bank Indonesia akan kembali mempertahankan suku bunga acuan di 7,5 persen pada Selasa (14/7), mengingat fokus bank sentral untuk mengantisipasi ancaman naikknya inflasi, dan urgensi menjaga stabilitas pasar finansial. "Volatilitas di pasar keuangan masih ada, dan terutamanya sentimen negatif terhadap (nilai tukar) rupiah, berarti tidak banyak yang dapat dilakukan BI saat ini," kata Ekonom DBS Gundy Cahya, seperti dikutip laman Antara, akhir pekan kemarin.

Gundy melihat data makro ekonomi dan neraca perdagangan pun belum menunjukkan perbaikan hingga memasuki awal semester II 2015 ini. Konsumsi domestik, baik swasta dan rumah tangga, dinilai Gundy, masih lesu. Lesunya konsumsi juga, menurut Gundy, akan terlihat dari kinerja impor, padahal pembangunan infrastruktur masih mayoritas membutuhkan barang modal impor.

Selain itu, kinerja dunia usaha untuk menggenjot produksi demi memenuhi konsumsi atau permintaan juga belum terlihat. Gundy memperkirakan laju impor masih berada di angka negatif, atau turun sekitar 24 persen, sementara pertumbuhan ekspor juga masih melambat 18 persen. "Masih patut dinanti apakah pemerintah akan mengakselerasi belanja fiskalnya untuk semester II 2015," kata dia.

Terhitung sejak Februari 2015, Bank Indonesia terus mempertahankan BI Rate di 7,5 persen. BI menurunkan suku bunga acuan drai 7,75 persen menjadi 7,5 persen pada Rapat Dewan Gubernur Februari 2015 lalu, mengingat laju inflasi yang terkendali dan prospek daro reformasi struktural perekonomian.

Meskipun BI rate diprediksi tetap bertahan, namun kalangan dunia usaha justru meminta sebaliknya. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meminta agar suku bunga acuan diturunkan ditengah kondisi perekonomian yang melambat.  Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Suryo Bambang Sulisto meminta Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan perbankan untuk mendorong dunia usaha di tengah situasi ekonomi yang melambat. "Turunkan BI Rate, jangan pikirkan hanya sudut pandang BI, tapi lihat kepentingan semua sektor," katanya.

Suryo mengatakan pihaknya turut prihatin dengan kondisi yang melanda perekonomian Indonesia belakangan ini. Tren pelemahan ekonomi global yang terjadi itu juga tidak luput terasa oleh dunia usaha. Namun, tambah Suryo, faktor eksternal tersebut masih harus ditambah dengan tingginya bunga bank yang ditetapkan BI. "Bunga bank di Indonesia cukup tinggi, sedangkan di negara-negara tetangga bunga bank itu hanya separuh dari nilai yang berlaku di dalam negeri. Dari situ saja kita sudah lihat betapa tidak diuntungkannya posisi dunia usaha Indonesia," katanya.

Bunga bank yang tinggi, menurut dia, bisa membuat dunia usaha kelimpungan dalam menjalankan usaha di tengah melemahnya penjualan, produksi hingga ekspor. "Saat ini semuanya melemah, sehingga kita sudah lihat banyak PHK. Maka pemerintah harus menyusun langkah untuk menetralisir keadaan ini dan agar situasi ini tidak berkelanjutan," katanya.

Oleh karena itu, Suryo meminta pemerintah untuk memberikan kebijakan dan strategi khusus serta insentif untuk membantu dunia usaha. "Kalau BI Rate bisa diturunkan, ya turunkan. Tidak perlu terlalu memikirkan sudut pandang BI karena kita harus melihat secara holistik kepentingan semua sektor. Memang ada risiko, tapi kadang risiko itu perlu kita ambil kalau ingin menyelamatkan ekonomi secara keseluruhan," pungkas Suryo.

BERITA TERKAIT

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan total aset bank only…

TASPEN Bagikan Ribuan Paket Sembako Melalui Kegiatan Pasar Murah dan Bazar UMKM

TASPEN Bagikan 1.000 Paket Sembako NERACA Jakarta - Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau TASPEN berkomitmen untuk terus…

LinkAja Raih Pendanaan Strategis dari Mitsui

  NERACA Jakarta – LinkAja meraih pendanaan investasi strategis dari Mitsui & Co., Ltd. (Mitsui) dalam rangka untuk saling memperkuat…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan total aset bank only…

TASPEN Bagikan Ribuan Paket Sembako Melalui Kegiatan Pasar Murah dan Bazar UMKM

TASPEN Bagikan 1.000 Paket Sembako NERACA Jakarta - Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau TASPEN berkomitmen untuk terus…

LinkAja Raih Pendanaan Strategis dari Mitsui

  NERACA Jakarta – LinkAja meraih pendanaan investasi strategis dari Mitsui & Co., Ltd. (Mitsui) dalam rangka untuk saling memperkuat…