Dalam Bentuk PMN - MNA Dapat Kucuran Rp561 Miliar

NERACA

Jakarta---Pemerintah kembali menyuntikan dana kepada BUMN Aviasi, Merpati Nusantara Airlanes (MNA). Kucuran dan itu berupa  Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp561 miliar kepada PT Merpati Nusantara Airlines (Merpati). Namun kucuran itu baru bisa cair pada pertengahan Oktober 2011 yang diputuskan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). 

"RUPS Merpati akan digelar dalam minggu ini. Saat itu akan ditandatangani kuasa pencairan PMN," kata Deputi Menteri BUMN Bidang Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis, Pandu A. Djajanto kepada wartawan di Jakarta, Rabu,28/9

 

Menurut Pandu, kuasa pencairan PMN akan ditandatangani Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan dan pemegang saham lainnya yaitu PT Garuda Indonesia.

"Pencairan PMN tinggal pelaksanaannya saja, karena Undang-Undangnya sudah ada," kata Pandu.

 

Dalam rangka restrukturisasi perusahaan penerbangan pelat merah ini, pada April 2011 pemerintah akhirnya merestui suntikan dana sebesar Rp561 miliar, lebih kecil dari yang diajukan sebesar Rp600 miliar.

 

Menurut Direktur Utama Merpati Sardjono Johny Tjitrokusumo, suntikan dana tersebut disesuaikan dengan rencana bisnis Merpati yang disampaikan kepada pemerintah. Namun pencairan dana restrukturisasi tersebut hingga kini belum juga dicairkan yang mengakibatkan sebagian asumsi dan target-target pencapain kinerja keuangan perusahaan tidak terpenuhi.

 

Sesuai dengan kajian PT Perusahaan Pengelola Aset sebagai perusahaan yang menangani restrukturisasi Merpati, suntikan dana akan dialokasikan antara lain untuk maintenance & overhaul Rp320,4 miiliar, defisit arus kas Rp156,4 miliar.

 

Selanjutnya investasi untuk pembangunan Merpati Maintenance Facility (MMF) sebesar Rp13,15 miliar, investasi sistem IT Rp20,67 miliar, dan penguatan operasional Rp51,06 miliar.

 

Johny mengkhawatirkan apabila waktu pelaksanaan pencairan dana tersebut meleset terlalu jauh, akan mengakibatkan rencana perseroan meleset. Dengan penambahan PMN Rp561 miliar tersebut pada 2012 perseroan akan mencatat laba bersih sebesar Rp42 miliar, meningkat dari proyeksi rugi bersih 2011 sebesar Rp159 miliar. Sementara pendapatan 2012 diperkirakan mencapai Rp4,277 triliun, naik dari sebelumnya yang diproyeksikan Rp3,002 triliun.

 

Optimisme pertumbuhan laba operasional, selain diperoleh dari hasil efisiensi juga didapat dari hasil penambahan jumlah rute penerbangan. Sejalan dengan penambahan pesawat maka Merpati pada tahun 2011 ini menambah sebanyak 18 rute baru sehingga berjumlah 102 rute. **cahyo

BERITA TERKAIT

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini NERACA Jakarta - Bangkok RHVAC 2024 dan…

Defisit Fiskal Berpotensi Melebar

    NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…

Presiden Minta Waspadai Pola Baru Pencucian Uang Lewat Kripto

  NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini NERACA Jakarta - Bangkok RHVAC 2024 dan…

Defisit Fiskal Berpotensi Melebar

    NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…

Presiden Minta Waspadai Pola Baru Pencucian Uang Lewat Kripto

  NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…