Reshuffle dan Kinerja Ekonomi

 

 

Oleh: Prof. Firmanzah., PhD

Rektor Universitas Paramadina

Guru Besar FEB Universitas Indonesia

 

Dampak dari perlambatan perekonomian nasional yang kita rasakan saat ini membuat tekanan publik akan perombakan kabinet semakin santer di media. Tidak hanya akademisi tetapi suara-suara dari para pelaku pasar yang menginginkan adanya perbaikan komposisi dan pola komunikasi kabinet ekonomi semakin menguat.

Selain itu juga, publik juga sangat mengharapkan orang-orang yang mengisi kabinet ekonomi mereka yang kompeten di bidangnya dan profesional. Sebaliknya penempatan orang-orang di kabinet ekonomi hasil dari balas jasa atau yang memiliki latar belakang politik yang kental menjadi kontraproduktif di saat keinginan Presiden Jokowi ingin meningkatkan kepercayaan pasar akan ekonomi nasional.

Keputusan reshuffle tentunya menjadi hak prerogratif Presiden karena kita menganut sistem presidensial. Jika keputusan perombakan kabinet benar-benar dilakukan oleh Presiden Jokowi maka kita berharap keputusan tersebut segera dilakukan. Hal ini karena tantangan perekonomian nasional akan menjadi semakin kompleks dan dinamis.

Berkaca pada situasi perekonomian nasional saat ini, kita menghadapi dua tekanan sekaligus yaitu tekanan eksternal dan internal. Tekanan eksternal terjadi akibat ketidakpastian dan guncangan (external shock) masih akan terus terjadi setelah kita terkena dampak ketidakpastian keputusan penaikkan sukubunga The Fed, krisis utang Yunani dan kejatuhan pasar saham Tiongkok.  Ketiga tekanan eksternal tersebut langsung dan tidak langsung berdampak pada perekonomian nasional.

Sementara di dalam negeri, perekonomian nasional masih berupaya untuk meningkatkan daya beli masyarakat yang menurun akibat kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi, tarif dasar listrik dan gas. Kuartal I-2015 ekonomi kita hanya mampu tumbuh 4,71% dan pada kuartal II-2015 sepertinya realisasi pertumbuhan tidak akan jauh berbeda dengan kuartal pertama. Sementara itu dari sisi belanja pemerintah juga belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan.

Realisasi belanja K/L pada semester pertama hanya mampu terealisir 26%. Penyerapan anggaran daerah juga masih sangat kecil pada semester pertama. Belanja infrastruktur yang sebelumnya diharapkan mampu mengompensasi pelemahan daya beli masyarakat juga masih belum berjalan optimal. Sementara itu penerimaan pajak sepertinya tidak akan mencapai target seperti yang diharapkan dalam APBNP-2015.

Melihat kedua tantangan tersebut maka kabinet bidang ekonomi dituntut untuk tidak hanya bekerja keras tetapi juga smart dan kolektif. Koordinasi dan kerjasama juga tidak hanya antarkementerian/lembaga (K/L) di tingkat pusat tetapi juga dengan pemerintah daerah. Pengisian kabinet bidang ekonomi ketika reshuffle dilakukan harus memilih orang-orang yang mampu bekerja sama dan berkomunikasi secara baik.

Seringkali kendala non-teknis dalam birokrasi pemerintah memiliki dampak yang tidak kecil bagi kelancaran baik di tingkat perencanaan, penganggaran maupun eksekusi program. Tentunya kita semua berharap apapun keputusan Presiden Jokowi terkait reshuffle kabinet bidang ekonomi, bila benar-benar dilaksanakan, akan membuat ekonomi nasional menjadi lebih baik di tengah tantangan yang semakin berat saat ini.

BERITA TERKAIT

Ekspor Nonmigas Primadona

Oleh: Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Februari 2024 sebesar USD0,87 miliar. Surplus ini…

Jaga Kondusivitas, Tempuh Jalur Hukum

  Oleh: Rama Satria Pengamat Kebijakan Publik Situasi di masyarakat saat ini relatif kondusif pasca penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Perspektif UMKM di Ramadhan

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Memasuki pertengahan bulan suci Ramadhan seperti ini ada dua arus perspektif yang menjadi fenomena…

BERITA LAINNYA DI

Ekspor Nonmigas Primadona

Oleh: Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Februari 2024 sebesar USD0,87 miliar. Surplus ini…

Jaga Kondusivitas, Tempuh Jalur Hukum

  Oleh: Rama Satria Pengamat Kebijakan Publik Situasi di masyarakat saat ini relatif kondusif pasca penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Perspektif UMKM di Ramadhan

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Memasuki pertengahan bulan suci Ramadhan seperti ini ada dua arus perspektif yang menjadi fenomena…