Jaga Stabilitas Pasar - Perusahaan Efek Diminta Tingkatkan MKBD

NERACA

Jakarta –Eksistensi perusahaan sekuritas tidak hanya di lihat sekedar jumlah investor yang dihimpun, tetapi juga pemenuhan modal kerja bersih disesuaikan (MKBD). Hal ini dirasakan penting guna menjaga stabilitas industri pasar modal domestik,”

Direktur Perdagangan BEI, Alpino Kianjaya mengatakan, dengan MKBD yang meningkat maka perusahaan efek atau broker bisa melakukan transaksi dengan nilai maksimal,”Tentunya dengan nilai transaksi saham harian yang meningkat bisa menjaga stabilitas pasar modal,”tuturnya di Jakarta, kemarin.

Dia mengemukakan bahwa salah satu misi Bursa Efek Indonesia bersama dengan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dan Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) yakni meningkatkan nilai transaksi. Berdasarkan peraturan OJK No.V.D.5 tentang Pemeliharaan dan Pelaporan Modal Kerja Bersih Disesuaikan, MKBD merupakan modal minimal yang harus dimiliki perusahaan sebagai penghitungan kekuatan modal perusahaan efek (anggora bursa/AB) berdasarkan aset dan modal perusahaan yang dikurangi komponen kewajibannya.

Dalam peraturan itu disebutkan, perusahaan efek yang menjalankan usaha sebagai penjamin emisi ataupun perantara pedagang efek yang mengadministrasikan rekening efek nasabah wajib memiliki MKBD paling sedikit Rp25 miliar.

Menurut Alpino Kianjaya, cara paling ampuh untuk meningkatkan MKBD yakni dengan memperkuat kinerja broker dan menambah jumlah nasabah. Dengan begitu, secara otomatis MKBD dapat terus meningkat. Saat ini beberapa AB masih memiliki MKBD yang minim atau di bawah Rp50 miliar."Berarti perusahaan efk harus memiliki tenaga sumber daya manusia (SDM) yang bagus agar dapat menarik investor," ucapnya.

Direktur Pengembangan BEI Hosea Nicky Hogan menambahkan bahwa pihaknya juga akan mendorong penambahan jumlah investor di pasar modal dengan tetap gencar melakukan edukasi dan sosialisi ke berbagai daerah di Indonesia."Masyarakat masih memiliki pandangan bahwa investasi di pasar modal membutuhkan dana besar, padahal untuk memiliki saham yang bagus tidak lebih dari satu juga bisa, misalnya harga saham A Rp7.000 per lembar, membeli satu lot saham (100 lembar) hanya dengan Rp700 ribu," katanya.

Dirinya menargetkan, setiap tahun sebanyak 100 ribu pertumbuhan investor baru yang masuk ke pasar modal, baik investor saham ataupun melalui reksadana. Gencarnya pihak BEI meningkatkan jumlah investor lokal sangat beralasan, lantaran porsi investor asing di pasar Indonesia masih paling besar bila dibandingkan dengan investor lokal. Selama investor asing masih mendominasi, maka pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) masih akan terus dibayangi oleh sentimen global.

Analis PT Millennium Danatama Asset Management, Desmon Silitonga bilang, pasar modal Indonesia masih ketergantungan terhadap asing cukup besar,”Porsi asing di pasar modal kita besar. Karena itu, kalau ada sentimen dari global, pasti kita kena imbasnya. Contohnya seperti dampak dari turunnya pasar saham Tiongkok, Shanghai, dan krisis yang terjadi di Yunani,”ungkapnya. (bani)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…