Penyakit Stunting Disebabkan Gizi Tak Seimbang

Indonesia menempati posisi nomor 5 sebagai negara yang memiliki penduduk dengan perawakan terpendek di dunia berdasarkan data WHO. Sebenarnya, stunting (tubuh pendek) diakibatkan dari asupan kuantitas dan kualitas kesehatan yang salah.

Menurut Dr. Dr. Damayanti R. Sjarif, Sp.A(K), Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi RSCM Jakarta, stunting memiliki gejala jangka pendek (masa anak-anak) dan gejala jangka panjang (masa dewasa) yang buruk untuk kesehatan."Yang jelas selain menghambat perkembangan dan pertumbuhan, stunting juga bisa menurunkan fungsi kekebalan, kecerdasan hingga menyebabkan penyakit jantung," ungkapnya, saat Acara Diskusi Media di Hotel Intercontinental Jakarta.

Maka dari itu, sangat penting bagi orang tua untuk mendeteksi masalah stunting pada anak se-dini mungkin. "Orang tua harus tahu anaknya stunting apa tidak dengan memantau pertumbuhan anaknya," lanjut Damayanti.

Bagaimana cara mengetahui bahwa anak mengalami stunting?

Sangat mudah. Dokter Damayanti telah mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk para ibu menimbang bayi mereka setiap bulan dan diukur panjangnya. Pada anak usia di bawah 2 tahun, diukur dengan posisi berbaring. Sedangkan di atas 2 tahun mengukur tinggi dengan posisi berdiri.

"Plot grafik pertumbuhan harus dimiliki semua bayi. Jika hasilnya menurun, berhati-hatilah itu stunting," ujarnya.Tapi, sesungguhnya masalah stunting masih bisa dicegah dengan cara memberikan makanan yang kaya akan protein terutama protein hewani pada anak.

"Karena inti masalah stunting sebenarnya dari buruknya makanan yang dikonsumsi. Protein anak usia di atas 6-12 bulan itu butuh 1,2 g/kg dari berat badan. Di atas itu lebih banyak lagi proteinnya," kata Dokter Damayanti.

Apabila anak sudah terlanjur terkena stunting, Dokter Damayanti menjelaskan bahwa masih bisa diobati dengan konsultasi ke dokter, memberi makanan yang kaya protein, istirahat dan tidur yang cukup.

"Semua bisa diatasi dengan memberi makan daging, ikan kembung, susu, telur ayam dan sebagainya. Tapi, itu untuk yang belum melewati masa pubertas. Kalau sudah pubertas, tidak bisa diobati," tutupnya.

 Kekurangan gizi masa anakanak selalu dihubungkan dengan kekurangan vitamin mineral yang spesifik dan berhubungan dengan mikronutrien tertentu. Beberapa tahun terakhir ini telah banyak penelitian mengenai dampak dari kekurangan mikronutrien, dimulai dari meningkatnya resiko terhadap penyakit infeksi dan kematian yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan mental. Konsekuensi defisiensi mikronutrien selama masa anak-anak sangat berbahaya.

Kekurangan protein murni pada stadium berat menyebabkan kwashiorkor pada anak-anak di bawah lima tahun. Kekurangan protein juga sering ditemukan secara bersamaan dengan kekurangan energi yang menyebabkan kondisi yang dinamakan marasmus. Protein sendiri mempunyai banyak fungsi, diantaranya membentuk jaringan tubuh baru dalam masa pertumbuhan dan perkembangan tubuh, memelihara jaringan tubuh, memperbaiki serta mengganti jaringan yang aus, rusak atau mati, menyediakan asam amino yang diperlukan untuk membentuk enzim pencernaan dan metabolism.

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…