Mengatasi Kulit Kering Selama Puasa

Selama berpuasa, tubuh akan banyak kekurangan cairan yang bisa menyebabkan kulit cepat kering. Saat asupan cairan ini berkurang, hal yang paling perlu diperhatikan yaitu bagaimana menjaga kelembaban alami kulit. Ditemui di kawasan Jakarta Selatan, dr. Sari Chairunnisa, SpKK, seorang dokter spesialis kulit, ia menjelaskan tips-tips mudah untuk mengatasi kulit kering saat berpuasa. "Yang penting saat sahur perbanyak minum air dan saat berbuka pilih makanan yang berserat dan sayur seperti beras merah dan gandum," ungkapnya.

Selain itu, menurut dr. Sari, untuk menghindari kulit kering bisa dengan cara memakai pelembab di pagi hari. "Tidak hanya pagi hari saja, kalau memang merasa kulit kering segera pakai pelembab. Jadi kapan saja, ini buat pengganti air selama Ramadan," katanya.

Kulit kering bisa menyebabkan penuaan dini bagi seseorang. Penuaan dini mudah terjadi dikarenakan oleh berbagai hal, baik itu karena sinar matahari, gaya hidup yang tidak sehat, merokok bahkan polusi udara.

Kulit kering menjadi masalah utama pada kulit ketika berpuasa. Itu tanda bahwa Anda mengalami dehidrasi, karena tubuh kekurangan cairan yang tidak tergantikan. Kekeringan pada kulit membuat tampilan tampak kusam dan kurang segar. Parahnya lagi, Anda akan merasa gatal dan kulit menjadi kasar serta bersisik.

"Kurang minum membuat kulit menjadi dehidrasi. Efeknya kulit jadi lebih kering dan tampak kusam," ujar dr. Gloria Novelita, SpKK.

Untuk mencegah kekeringan kulit, dokter Gloria menyarankan agar menjaganya dari dalam dan luar tubuh. Dari dalam, perbanyaklah asupan air putih dan buah-buahan yang mengandung vitamin A seperti apel, pisang, pepaya dan stroberi saat sahur.

Selain itu konsumsilah buah-buahan yang mengandung vitamin C seperti jeruk, mangga atau kiwi yang juga bagus untuk membuat kulit lebih lembab. Asupan vitamin E juga tidak kalah penting. Tidak hanya untuk melembabkan, vitamin E berfungsi untuk menyegarkan dan mengencangkan kulit. Sumber dari vitamin E bisa didapat dari jenis biji-bijian dan kacang-kacangan.

Jika perawatan dari dalam telah terpenuhi, Anda juga harus merawat kulit dari luar. Menurut dokter Gloria pada dasarnya kulit harus dirawat dengan menggunakan moisturizer yang digunakan pada kulit wajah dan muka, serta lip balm untuk melembabkan bibir.

Tidak makan dan minum sejak matahari terbit hingga terbenam, rasanya wajar kalau tubuh Anda mendadak ‘KO’ di tengah jalan. Begitu masuk pukul tiga sore, badan rasanya kehilangan daya. Perlu dipahami bahwa keluhan itu sebenarnya terjadi karena pola berpuasa kita yang salah. Saran dr. Aryandhito Widhi Nugroho dari SOS International berikut ini akan membantu Anda lebih produktif dan ceria di bulan puasa.

Dehidrasi

Dalam keadaan normal, volume cairan yang hilang dari tubuh setiap hari  antara 1.000-4.500 ml. Entah itu melalui keringat, BAB, buang air kecil, dan insensible water loss (kehilangan cairan yang tidak terasa, misalnya sewaktu tidur). Karena sedang menjalankan puasa, Anda harus menunggu untuk bisa menggantikan cairan yang hilang sampai saatnya berbuka.

Bagi beberapa orang, hal ini membuat mereka rentan terhadap serangan dehidrasi. Ditandai dengan munculnya rasa letih-lesu, tidak nyaman, konsentrasi berkurang, sakit kepala, haus, mual, bahkan jatuh pingsan!

Sebagai upaya pencegahan, Anda harus menyetarakan volume cairan yang masuk dan yang keluar dari tubuh. Caranya, dengan membagi asupan kebutuhan di antara waktu berbuka dan sahur.

Meski begitu, minum sewajarnya saja, karena minum terlalu banyak justru bisa menyebabkan distensi (penggelembungan) lambung yang menimbulkan rasa mual dan muntah. Apalagi di saat puasa, lambung lebih sensitif.

Kurangi aktivitas outdoor yang membuat Anda rentan kehilangan banyak cairan. Bagi Anda yang pekerjaannya banyak di luar ruangan, lindungi kepala dari paparan sinar matahari. Mengenakan pakaianberwarna cerah dan ringan bisa membantu ‘menolak’ sinar matahari dan menghindari keringat berlebih. Biasakan untuk berganti pakaian dan menyeka keringat agar tidak menumpuk di permukaan kulit. Keringat yang menutup pori dapat mengganggu transfer panas tubuh serta memunculkan berbagai gangguan, seperti kulit kering atau bibir pecah-pecah.

Kulit Kering

Kekeringan pada kulit rentan terjadi di  bulan puasa, lagi-lagi sebagai akibat dari dehidrasi. Tanda-tanda kulit kering adalah terbentuknya garis kerut halus, terutama di tulang pipi, sekitar mata, dan dahi. Rasanya gatal, kaku, dan kemerahan di kulit. Bila berlangsung terlalu lama, akan terjadi kematian sel sehingga kulit mengelupas dan menjadi kusam. Bila dehidrasi terjadi pada saat puasa, maka kerusakan kulit akan lebih parah, karena cairan yang hilang tidak segera tergantikan.

Di bulan puasa, masalah ini bisa dihindari dengan menjauhkan diri dari paparan suhu panas atau dingin yang terlalu ekstrem, memenuhi kebutuhan cairan tubuh saat sahur dan berbuka, mandi dengan sabun ber-pH seimbang yang cocok dengan kulit Anda, dan rajin menggunakan pelembap. Terakhir, hindari kopi dan rokok, karena ketiganya akan mengikat cairan dalam tubuh

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…