Pasar Kurang Kondusif - Tiga Calon Emiten Batal Gelar IPO

NERACA

Jakarta - PT MNC Securities menyatakan ada tiga perusahaan, yang dalam menunda melakukan pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) pada tahun ini,”Akibat ekonomi yang lesu dan belum stabil, ada dua atau tiga calon emiten yang mundur jadi tahun depan,”kata Direktur Utama MNC Securities Susy Meilina di Jakarta, kemarin.

Dirinya menuturkan, ketiga perusahaan tersebut menunda menjadi perusahaan publik pada tahun depan karena kondisi ekonomi. Selain itu, pada produk obligasi juga ada yang mundur karena tingkat bunga yang tinggi, sehingga sulit untuk dipertahankan ke depannya,”Baru Astra Sedaya di obligasi, itu pun join lead," pungkas Susy.

Sekadar informasi, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun ini menargetkan emiten baru sebanyak 32, direvisi dari target awal 35 emiten baru. Dia tetap optimistis dengan jajaran direksi BEI yang baru. Pasalnya, empat dari mereka pernah menjadi pelaku pasar modal. "Pak Tito (Dirut BEI Tito Sulistio) pernah jadi komisaris bursa, juga pernah jadi pelaku di emiten. Sudah lama, mengerti bahasa kita," ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Riset MNC Securities, Edwin Sebayang menilai, lesunya perekonomian Indonesia pada kuartal pertama 2015 memicu minat investor terhadap penawaran umum perdana saham (IPO) cenderung menurun,”Menurunnya perekonomian domestik serta ekspektasi pada kuartal II yang kembali menurun akan membuat minat investor terhadap saham IPO berkurang,”ujarnya

Menurut dia, ekspektasi produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II tahun ini akan kembali menurun menyusul bulan puasa yang biasanya mencatatkan inflasi. Di sisi lain, dalam masa itu biasanya kinerja emiten juga cenderung menurun,”Di tengah ekspektasi yang kurang optimis itu, maka pelaku pasar akan cenderung menahan dananya untuk diinvestasikan, dalam masa penurunan ekonomi kebanyakan masyarakat juga lebih suka memegang dana tunai," ucapnya.

Dia menambahkan, salah satu indikator investor kurang optimis terhadap ekonomi Indonesia salah satunya juga terlihat dari aksi pelaku pasar asing yang cenderung melakukan aksi lepas saham,”Pelaku pasar asing cenderung kurang optimistis. Dan itu bisa berdampak pada indeks harga saham gabungan (IHSG) akan turun," katanya.

Sementara itu, Direktur Utama Evergreen Capital Rudy Utomo mengungkapkan, investor akan selektif dalam menempatkan pendanaannya pada saham IPO. Fundamental kinerja perusahaan menjadi salah satu faktor utama yang akan dicermati,”Kalau BUMN yang IPO cenderung akan positif, namun untuk sektor swasta investor akan sangat selektif,”ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri.  Gagalnya target IPO lantaran pasar saham masih tertekan. Akibatnya, minat investor menanam modal di pasar saham juga berkurang. "Hingga akhir tahun prospek perusahaan yang akan IPO masih terus tertekan karena pasar saham masih diwarnai masalah Yunani dan ketidakpastian kenaikan suku bunga The Fed”ujarnya. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…