Pakuwon Jati Bukukan Penjualan Rp 2 Triliun

NERACA

Jakarta - Sepanjang semester I 2015, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) berhasil merealisasikan target marketing sales 58,8%. Selama enam bulan pertama ini perseroan telah mengantongi pra penjualan sebesar Rp 2 triliun.

Direktur Keuangan PT Pakuwon Jati Tbk, Minarto Basuki mengatakan, kendati lebih dari separuh target telah terlampaui, perseroan belum berencana merevisi target. “Saat ini kami masih maintenance target marketing sales yang sama,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Sebagian besar realisasi marketing sales selama semeter I masih didominasi dari penjualan proyek landed house atau rumah tapak yang ada di Surabaya yakni Grand Pakuwon dan Pakuwon City dengan kontribusi sebesar 52% atau sebesar Rp 1,04 triliun. Sedangkan 48% sisanya berasal dari proyek kondominiun.
Tahun ini, perseroan masih tetap membidik marketing sales Rp 3,4 triliun atau meningkat 9,6% dari pencapaian tahun lalau sebesar Rp 3,1 triliun. Penjualan ditargetkan dari pengembangan proyek Tunjungan Plaza 5, Tunjungan Plaza 6, perluasan super mall dan perumahan grand Pakuwon.

Menurut Minarto, kemampuan perseroan mencapai pra penjualan lebih dari separuh target dalam enam bulan pertama bukan karena dampak dari pelonggaran LTV. Dia bilang, aturan LTV baru akan memberi dampak tiga sampai enam bulan kedepan. Pasalnya, PBI baru keluar bulan Juni dan perbankan tentu baru bisa merealisasikan setelah juklak lanjutan dari otoritas jasa keuangan.

Begitu positifnya pencapaian kinerja keuangan hingga semester pertama, menjadi keyakinan bagi perseroan bila target penjualan optimis bakal tercapai. Analis pasar modal dari Investa Saran Mandiri, Hans Kwee pernah bilang, prospek PWON masih cukup cerah tahun ini meski industri properti masih akan mengalami perlambatan hingga dua tahun ke depan. Pasalnya, perseroan memiliki pendapatan berulang yang cukup besar.

Hans bilang, sebenarnya tahun lalu penjualan properti PWON mengalami perlambatan. Namun, besarnya porsi pendapatan berulang atau recurring income yang besar menyokong pertumbuhan perseroan. Dirinya menegaskan, pelemahan nilai tukar rupiah juga memberi tekanan terhadap bisnis properti karena hampir 30% bahan dasar impor." Itu sebabnya para spekulan di properti akan menahan diri tahun ini," kata dia.

Tahun lalu, porsi pendapatan berulang (recurring revenue) Pakuwon tercatat sebesar 46% dan sedangkan development revenue sebesar 54%. Sepanjang periode tersebut, perseroan berhasil mendorong sumber pendapatan berulang dan development masing-masing sebanyak 25% dan 31%. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…