Peredaran Upal Bakal Meningkat, BI dan Polri Kerjasama

 

 

NERACA

 

Jakarta - Polri berkoordinasi dengan Bank Indonesia terkait upaya peningkatan pengawasan terhadap peredaran uang palsu menjelang Lebaran. "Kami kerja sama dengan BI dan perbankan lain untuk pengawasan itu (peredaran uang palsu)," kata Kabareskrim Polri Komjen Pol Budi Waseso, di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (7/7).

Menurut dia, sejumlah polisi dikerahkan dalam pengawasan peredaran uang termasuk dalam pembelanjaan dan tempat penukaran uang. "Polisi aktif mengawasi penggunaan uang-uang yang dimungkinkan menggunakan uang palsu (upal), termasuk dalam pembelanjaan," katanya. Pihaknya memperkirakan peredaran uang palsu akan meningkat jelang lebaran. Meski demikian, pihaknya tidak bisa memperkirakan nilainya.

Sementara Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald Waas mengimbau kepada seluruh masyarakat agar menghindari calo jika ingin melakukan penukaran pecahan uang jelang lebaran. "Jangan lewat calo, rawan uang palsu," ucap Ronald. Ia mengatakan akan banyak kerugian jika melalui calo. Kerugian pertama adalah masyarakat akan dipungut biaya jasa penukaran.

Kedua, uang baru yang diperjualbelikan rawan palsu. Karena sudah banyak ditemui kasus pemalsuan uang. "Hingga saat ini rasio uang palsu adalah 15 lembar per satu juta, begitu cara menghitung rasionya," tambah Ronald. Masih banyak ditemukan pemalsuan uang, yang umumnya pada nominal Rp50 ribu dan Rp100 ribu.

Oleh karena itu, BI selalu berkerja sama dengan Polri untuk memberantas kasus uang palsu. Pada penukaran uang yang resmi, masyarakat akan diminta data KTP nya untuk memastikan tidak melakukan transaksi penukaran lagi di hari yang sama. Pengambilan nominal dibatasi maksimal sebanyak Rp3,7 juta, dengan rincian pecahan Rp20 ribu maksimal senilai Rp2 juta. Pecahan Rp10 ribu, maksimal sejumlah Rp1 juta, Rp5 ribu maksimal penukaran Rp500 ribu dan Rp2 ribu maksimal Rp200 ribu.

Secara nasional, data BI menyebutkan jumlah peredaran uang palsu selalu meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah peredaran uang. Buktinya, pada Agustus tahun lalu peredaran uang palsu mencapai 10.092 lembar. Temuan uang palsu melonjak mencapai 15.089 lembar pada Desember 2014.

Tahun ini, peredaran uang palsu semakin menggila. Dalam waktu hanya lima bulan, atau terhitung Januari-Mei 2015, ditemukan 184.783 lembar uang palsu. Angka tersebut lebih tinggi bila dibandingkan periode sama tahun lalu, 38.656 lembar.

Pengamat Mata Uang Rully Nova melihat perlunya langkah Bank Indonesia 'memaksa' penggunaan transaksi non-tunai. Dia yakin ini sebagai solusi strategis mengurangi peredaran uang palsu. "Namun, harus diakui alat elektronik untuk transaksi keuangan sudah banyak. Sikap perbankan juga baik dalam mengatasi uang palsu walaupun pencegahan yang dilakukan BI belum maksimal," kata Rully.

Bank Indonesia (BI) menyayangkan masih minimnya masyarakat Indonesia menggunakan transaksi nontunai atau kartu seperti e-money. Padahal dengan meningkatkan transaksi e-money akan mencegah banyaknya peredaran uang palsu. "Nantinya tentu, tapi saat ini penggunaan e-money masih relatif sedikit," ujar Direktur Departemen Komunikasi BI Peter Jacobs.

Kendati demikian, kata Peter, dalam mengatasi peredaran uang palsu, BI terus melakukan sosialisasi terhadap masyarakat melalui bank dan seluruh kantor BI di daerah. Peredaran uang palsu diduga akan kembali marak jelang bulan puasa dan Lebaran tahun ini. Hal itu dikarenakan tingginya transaksi yang membutuhkan banyak uang tunai. "Tapi, BI selalu antisipasi dengan terus melakukan sosialisasi keaslian uang, baik melalui bank maupun kantor BI di daerah," paparnya.

Pada 2014, kasus uang palsu paling banyak ditemukan di provinsi Jawa Timur. Propinsi lainnya yang banyak menjadi sasaran peredaran uang palsu adalah DKI Jakarta, Jawa Tengah, Bali dan Lampung. Uang kertas pecahan Rp100 ribu adalah jenis uang yang paling banyak dipalsukan. "Namun, sekarang ini kami menemukan uang Rp20 ribu juga jadi sasaran pemalsuan uang. Hal itu mungkin karena masyarakat sering tidak awas dengan nilai nominal uang yang relatif kecil," kata Asisten Direktur Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia Dandy Indarto Seno.

 

BERITA TERKAIT

Jasa Raharja Berikan Santunan ke Korban Kecelakaan Tol Cikampek KM 58

  NERACA Jakarta – PT Jasa Raharja memberikan uang santunan kepada 12 orang korban kecelakaan Tol Jakarta-Cikampek KM 58 masing-masing…

Spekulasi Pasar Terhadap The Fed Sebabkan Pelemahan Rupiah

  NERACA Jakarta – Ekonom sekaligus Menteri Keuangan (Menkeu) periode 2014-2016 Bambang Brodjonegoro menilai, pelemahan rupiah terhadap dolar AS disebabkan…

Zurich Syariah Optimis Kinerja Asuransi Kendaraan akan Positif Selama Mudik

Zurich Syariah Optimis Kinerja Asuransi Kendaraan akan Positif Selama Mudik NERACA Jakarta - Presiden Direktur PT Zurich General Takaful Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Jasa Raharja Berikan Santunan ke Korban Kecelakaan Tol Cikampek KM 58

  NERACA Jakarta – PT Jasa Raharja memberikan uang santunan kepada 12 orang korban kecelakaan Tol Jakarta-Cikampek KM 58 masing-masing…

Spekulasi Pasar Terhadap The Fed Sebabkan Pelemahan Rupiah

  NERACA Jakarta – Ekonom sekaligus Menteri Keuangan (Menkeu) periode 2014-2016 Bambang Brodjonegoro menilai, pelemahan rupiah terhadap dolar AS disebabkan…

Zurich Syariah Optimis Kinerja Asuransi Kendaraan akan Positif Selama Mudik

Zurich Syariah Optimis Kinerja Asuransi Kendaraan akan Positif Selama Mudik NERACA Jakarta - Presiden Direktur PT Zurich General Takaful Indonesia…