Ekonomi Indonesia Dinilai Masih Tangguh - Dampak Krisis di Yunani

 

 

NERACA

 

Jakarta – Kondisi Yunani yang dipastikan tidak dapat membayar utangnya ke International Monetary Fund (IMF) dan menolak untuk menyetujui persyaratan dana talangan dari negara-negara di Eropa melalui referendum menjadi perhatian banyak negara lain termasuk Indonesia. Pasalnya, jika negara tersebut akhirnya terjerat krisis yang berkepanjangan bisa menular ke negara-negara lain.

Namun begitu, beberapa pihak menyatakan ekonomi Indonesia masih cukup kuat menghadapi dampak krisis yang terjadi di Yunani. Bank Indonesia (BI) menyatakan tidak khawatir terkait dampak krisis Yunani terhadap perekonomian domestik karena hal tersebut sudah diantisipasi oleh banyak pihak sebelumnya. "Kami melihat kondisi di Yunani bukan hal yang baru. Kita harapkan pengaruhnya tidak terlalu besar (terhadap Indonesia)," kata Direktur Departemen Komunikasi BI Peter Jacobs di Jakarta, Senin (6/7).

Peter menuturkan, Indonesia juga relatif sedikit dalam menjalin kerja sama perdagangan dengan Yunani sehingga diperkirakan tidak akan banyak berpengaruh terhadap perekonomian di Tanah Air. Namun, terkait pasar keuangan, pihaknya masih terus melihat bagaimana para investor melihat krisis tersebut dalam konteks volatilitas dalam dolar AS. "Seberapa besar pengaruh investor jual aset untuk beli dolar sehingga dolar semakin kuat, itu yang nantinya sedikit berdampak. Jadi sangat situasional sifatnya," kata Peter.

Peter menambahkan, pihaknya tidak akan ragu untuk turun ke pasar apabila ada volatilitas yang di luar kewajaran dan melakukan intervensi secara terukur. "Kami akan terus mengawasi pergerakan yang di luar jalur fundamentalnya," ujar Peter.

Meski masalah Yunani tidak memiliki dampak secara langsung, pemerintah Indonesia tetap mengantisipasi dampak yang terjadi. Bukan hanya dampak antara Yunani dengan Indonesia, namun juga dampak antara Yunani dengan negara-negara lain di Eropa yang kemungkinan besar akan berdampak juga ke Indonesia.

Untuk membahas mengenai dampak-dampak tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun berkonsultasi dengan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden, Sri Adiningsih pada Senin (6/7/2015). Sri diminta oleh Presiden Jokowi untuk memberikan masukan mengenai kondisi ekonomi Indonesia untuk saat ini. "Kami tidak secara detail diskusikan itu, tapi saya percaya kondisi ekonomi Indonesia saat ini jauh lebih baik dari Yunani," kata Sri, di tempat terpisah.

Hal itu dibuktikan Sri dengan adanya beberapa Undang-Undang yang dibuat pemerintah yang diakuinya cukup mumpuni untuk meredam gejolak ekonomi global. "Sistem keuangan kita sekarang ini lebih baik UU-nya, dan punya mekanisme mengantisipasi perkembangan yang ada," tegasnya.

Hal yang disampaikan secara detail kepada Presiden dikatakannya mengenai bagaimana cara untuk meningkatkan daya saing Indonesia terutama dalam meningkatkan kualitas ekspor. ‎"Kami memberikan pertimbangan dan nasihat bagaimana memperbaiki kinerja ekonomi kita, karena pertumbuhan ekonomi kita 4,7 persen, kami harus bangkit lagi, dan stabilitas ekonomi kita bisa terjaga," tutupnya

Kepala Ekonom BRI Anggito Abimanyu menilai perekonomian Yunani saat ini tergolong berat untuk diselamatkan tanpa ada pengorbanan dari pemerintahan Tsipras. Pengorbanan yang dimaksud adalah dengan mengikuti rekomendasi UE untuk memangkas dana pensiun dan menaikkan pajak. “Seharusnya diputuskan Pemerintah Yunani dengan membuat undang-undnag atau apa tanpa harus melakukan referendum,” katanya.

Namun dengan hasil referendum yang telah keluar, Mantan Kepala BKF ini memperkirakan akan ada tekanan berat terhadap mata uang euro. Efek psikologisnya diyakini akan meluas ke bursa global. "Indonesia seharusnya tidak terpengaruh karena pemerintah seharusnya sudah siap (dengan kondisi terburuk Yunani)," tuturnya.

 

 

BERITA TERKAIT

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab  NERACA Probolinggo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

Perhatikan Batasan dalam Berkonten di Media Sosial

  NERACA Jember - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) berkomitmen meningkatkan literasi digital masyarakat menuju Indonesia #MakinCakapDigital2024. Dalam rangka…

Infobrand.id Gelar Indonesia Digital Popular Brand Award untuk ke 32 Kalinya

Infobrand Gelar Indonesia Digital Popular Brand Award untuk ke 32 Kalinya NERACA Jakarta – Di tengah persaingan yang semakin sengit,…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab  NERACA Probolinggo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

Perhatikan Batasan dalam Berkonten di Media Sosial

  NERACA Jember - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) berkomitmen meningkatkan literasi digital masyarakat menuju Indonesia #MakinCakapDigital2024. Dalam rangka…

Infobrand.id Gelar Indonesia Digital Popular Brand Award untuk ke 32 Kalinya

Infobrand Gelar Indonesia Digital Popular Brand Award untuk ke 32 Kalinya NERACA Jakarta – Di tengah persaingan yang semakin sengit,…