Genset Hemat Berbahan Bakar Gas

NERACA. Selama ini, penggunaan mesin genset telah memakai bahan bakar bensin. Seiring kemajuan arus informasi dan teknologi dekade ini, maka inovasi baru dihasilkan termasuk pada mesin genset yang menggunakan bahan bakar Gas atau LPG. Hal tersebut ternyata mampu menghemat biaya operasional. Salah seorang petani ketika ditanya mengenai penggunaan mesin genset yang menggunakan bahan bakar gas, mengaku lebih hemat ketimbang memakai bahan bakar bensin. Perbandingannya bila menggunakan bensin memerlukan 5 liter bensin untuk mengaliri air sawah, tetapi bila menggunakan gas hanya butuh 1-2 tabung gas dengan ukuran gas Rp.3000/kg.

Melihat kondisi sebagian masyarakat di daerah-daerah terpencil yang jauh dari pusat-pusat jaringan PLN, genset banyak dipergunakan untuk menerangi rumah-rumah penduduk. Kebanyakan mereka menggunakan mesin genset berbahan bakar bensin. Seiring dengan harga bensin yang cukup mahal bila perhari dihitung pengeluaran Rp. 50.000 bagi masyarakat pedesaan, maka angka itu cukup mahal. Umumnya penggunaan genset dengan bahan bakar bensin merupakan mesin yang berkapasitas kecil. Untuk genset dengan kapasitas yang cukup besar menggunakan bahan bakar solar. Mesin genset berkapasitas besar biasanya banyak digunakan oleh perusahaan dan perindustrian.

Untuk menggunakan mesin genset ada yang meski dipertimbangkan, mulai dari segi harga, kekuatan, daya tahan dan ukuran serta kecocokan barang dan tempat. Pertimbangan itu, diperlukan untuk melihat kemampuan mesin tersebut dan penghematan biaya operasional.

Melihat mesin genset yang menggunakan bahan bakar bensin dan solar secara ekonomis mengeluarkan biaya yang lebih mahal daripada menggunakan mesin berbahan bakar gas. Saat ini harga LPG Rp.3000/kg-nya sedang harga bensin Rp.4500/liter. Bila penggunaan mesin dalam jangka waktu panjang dan terus menerus, maka tentu mesin berbahan bakar bensin lebih mahal.

Untuk harga sebuah mesin genset berbahan bakar bensin dan solar itu memang lebih murah dibandingkan genset berbahan bakar LPG. Genset LPG merupakan model baru yang telah di inovasi untuk memberikan kemudahan dan penghematan biaya operasional. Memang genset ini terbilang lebih mahal tetapi biaya operasional serta perawatannya sangat mudah dan murah. Selain itu, karena berbahan bakar gas, maka kadar karbondioksidan drastis berkurang sehingga ramah terhadap lingkungan.

Jadi, bila dilihat dari segi kualitas dan penghematan maka mesin genset berbahan bakar gas itu lebih menguntungkan. Genset LPG belakangan ini telah beredar luas di pasaran, walaupun dari segi harga cukup mahal dibanding genset bensin. Akan tetapi bila di hitung dari biaya operasional jangka menengah dan panjang, Genset LPG lebih murah pembiayaannya. Seperti pada genset buatan China yang memiliki kapasitas 5.5 Kva di bila ditemui dipasaran berkisar harganya mulai dari Rp. 7.100.000, untuk genset yang memakai bensin. Untuk genset berbahan bakar LPG yang merupakan produk China dibandrol dengan harga sekitar  Rp. 9.600.000. Sebuah perbandingan harga yang cukup lumayan besar perbedaannya, sekitar Rp. 2.500.000. per-mesinnya.

Umumnya genset LPG yang dipergunakan pada saat ini, hanya berkapasitas 4.5 kva, tetapi banyak keuntungan yang didapat dibandingkan oleh genset bensin. Untuk bahan bakar itu sendiri, pembakaran dengan menggunakan gas dalam proses pembakarannya lebih sempurna dan maksimal. Di samping itu, dari segi fisik pada mesin akan lebih awet karena tidak menyisakan bahan bakar yang dapat menempel pada mesin tersebut.

Selain itu, penggunaan bahan bakar untuk operasional, lebih hemat. Perbandingan yang lebih spesifik dilihat pada ukuran bahan bakar. Untuk bensin dengan1 kwh  sama dengan 0.7l  setara dengan harga Rp 3,150 sedang untuk LPG untuk 1 kwh-nya sama dengan 0.32kg  yang memiliki nilai setara dengan Rp2,080. Jadi, sangat jelas perbedaan angka tersebut untuk penggunaan operasional bahan bakar, apalagi bila penggunaannya cukup lama, akan sangat terasa sekali selisih harganya.

Keuntungan lainnya, bila menggunakan bensin dan tidak segera dioperasionalkan mesin tersebut akan mengendap. Akan tetapi bila menggunakan gas, yang merupakan zat nitrogen yang sangat ringan, tidak akan meninggalkan sedikitpun sisa-sisa dari proses pembakaran energi tersebut menjadi listrik. Satu hal lagi, gas tidak mengeluarkan asap pada saat proses pembakaran terjadi sehingga bisa dikatakan ramah lingkungan.

 

BERITA TERKAIT

Bantu UKM Kembangkan Bisnis, Salesforce Luncurkan Pro Suite

  NERACA Jakarta - Salesforce meluncurkan edisi terbaru Pro Suite yang tersedia di market Indonesia. Sebuah solusi yang fleksibel, terukur,…

Menggabungkan Seni dan Teknologi, Ink Lords Kenalkan Desain Kemasan dari Makhluk Mitologi Indonesia

  Menggabungkan Seni dan Teknologi, Ink Lords Ciptakan Desain Kemasan dari Makhluk Mitologi Indonesia NERACA Jakarta - Minat terhadap ‘Creative…

Kolaborasi dengan Timezone - Coocaa Indonesia Bagi THR TV 86 Inch dan Ratusan Juta Rupiah

Coocaa, sebagai brand TV no. 1 di Indonesia berkolaborasi dengan Timezone Indonesia ingin berbagi kebahagiaan serta perasaan dan pengalaman yang…

BERITA LAINNYA DI Teknologi

Bantu UKM Kembangkan Bisnis, Salesforce Luncurkan Pro Suite

  NERACA Jakarta - Salesforce meluncurkan edisi terbaru Pro Suite yang tersedia di market Indonesia. Sebuah solusi yang fleksibel, terukur,…

Menggabungkan Seni dan Teknologi, Ink Lords Kenalkan Desain Kemasan dari Makhluk Mitologi Indonesia

  Menggabungkan Seni dan Teknologi, Ink Lords Ciptakan Desain Kemasan dari Makhluk Mitologi Indonesia NERACA Jakarta - Minat terhadap ‘Creative…

Kolaborasi dengan Timezone - Coocaa Indonesia Bagi THR TV 86 Inch dan Ratusan Juta Rupiah

Coocaa, sebagai brand TV no. 1 di Indonesia berkolaborasi dengan Timezone Indonesia ingin berbagi kebahagiaan serta perasaan dan pengalaman yang…