NERACA

Sukabumi - Debitur Bank Mandiri, Titin Kartini tidak menyetujui solusi yang diberikan bank plat merah tersebut terkait pengaduan yang diajukan ke Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kabupaten Sukabumi.

“Solusi yang diberikan oleh pihak Bank Mandiri sangat memberatkan saya. Dan saya belum memutuskan apakah menerima tawaran tersebut,” ungkap Titin Kartini kepada Neraca usai menjalani sidang kedua dengan agenda meminta keterangan, Jumat (3/7).

Titin menginginkan pihak Bank Mandiri melakukan pembaruan utang  sesuai janji Kepala Kantor Unit Cigombong.“Saya memang ditawari membayar lunas semua utang saya tanpa ada denda dan bunga serta setoran yang di bawa kabur Rian ditanggulangi pihak Bank Mandiri,” ungkap dia.

Namun persoalannya, permintaan tersebut belum bisa disanggupi mengingat kondisi usahanya sedang terpuruk, dan mengajukan kepada pihak Bank Mandiri agar memperbarui utang. Hal ini saya kemukakan karena sebelumnya pihak Bank Mandiri memberikan penawaran bahwa saya bisa top up utang diatas kredit saya sekarang,” sebut Titin.

Ia mengungkapkan, pihak Bank Mandiri melalui Kuasanya, Gandung Prasetyo mengatakan, permintaan Titin Kartini belum bisa mendapatkan keputusan. Sebab, hal ini belum dimusyawarahkan di rapat pimpinan Bank Mandiri.

“Benar pihak Bank Mandiri di persidangan menawarkan demikian kepada Ny Titin Kartini. Tawaran kami itu, yakni melunasi utang sebesar Rp110 juta tanpa denda dan bunga. Sedangkan setoran yang dinyatakan di bawa kabur oleh eks karyawan Bank Mandiri akan menjadi tanggungan Bank Mandiri,” terang Titin, didampingi kuasanya dari Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM) Mahardika, Yusep Muharam.

Dan dari hasil komunikasi yang dibangun, imbuh Yusep, kuasa Bank Mandiri belum bisa memberikan keputusan.“Mungkin pada sidang ketiga semoga solusi yang diinginkan klien kami terkabul. Janji para kuasa Bank Mandiri itu akan menyampaikan keinginan klien kami ke pimpinannya,” seru dia. Ron