Perbankan Tunggu Kepastikan Implementasi Chip Kartu Debit

 

 

NERACA

Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menunggu kepastian waktu pemberlakuan implementasi migrasi kartu debit dan kartu anjungan tunai mandiri (ATM) dari teknologi "magnetic stripe" ke teknologi chip oleh Bank Indonesia. "Kita sebenarnya sudah merencanakan dan mempersiapkan diri, tapi yang kita minta sama BI itu pemberitahuan berlakunya kapan itu, harus jauh-jauh hari karena kita 'kan memigrasi kartu yang demikian banyak dan perlu meng-'install' juga di ATM," kata Direktur Consumer Banking Anggoro Eko Cahyo saat buka bersama dengan media di Jakarta, Jumat malam.

Bank Indonesia (BI) masih mengkaji rencana migrasi tersebut dengan mempertimbangkan sejumlah faktor mulai dari kesiapan bank secara keseluruhan hingga kemampuan produsen untuk mencetak kartu. "Sekarang 'kan 'standard setting'-nya ditentukan oleh BI. BI belum memberikan blessing mana parameternya, begitu nanti BI berikan baru kita start (mulai)," ujar Anggoro.

Menurut Anggoro, secara ideal pihaknya membutuhkan waktu sekitar 4-6 bulan terhitung mundur dari waktu berlakunya migrasi kartu debit dan ATM ke teknologi chip, untuk mempersiapkan segala proses mulai dari penukaran kartu, pembaruan format mesin ATM, hingga sosialisasi ke nasabah. "Kalau kita bicara start, katakanlah berlaku Januari 2016, ya kita persiapkan sekarang. Tapi kalau misalnya BI bilang berlakunya Juli 2016, ya kira-kira kita start-nya enam bulan sebelumnya," kata Anggoro.

Terkait sosialisasi ke nasabah, Anggoro menuturkan tantangan yang utama bukanlah menyosialisaikan fungsi kartu dengan chip yang baru, melainkan sosialisasi ke nasabah terkait waktu untuk menukarkan kartunya ke kantor cabang terdekat. "Challenge yang utama pada saat kita migrasi, kalau masalah mencetak kartunya bisa kita hitung, tapi yang butuh waktu adalah menyosialisasikan kepada pengguna kartu debit untuk menukarkannya ke cabang," ujar Anggoro.

Anggoro berharap sebelum nantinya memberlakukan migrasi kartu debit dan ATM tersebut, Bank Indonesia juga dapat berkoordinasi dengan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) jauh-jauh hari sebelumnya. Kartu debit BNI hingga kini telah mencapai sekitar 10 juta yang didukung dengan 14.100 ATM yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Sementara itu, dalam peraturan BI (PBI) Nomor 16/1/2014 tentang Perlindungan Konsumen Jasa Sistem Pembayaran disebutkan bahwa bank-bank harus mulai menggunakan teknologi chip per 1 Januari 2016.

Sementara itu, Pengamat perbankan Eko B. Supriyanto memperkirakan proses migrasi kartu anjungan tunai mandiri (ATM) dan debit dari magnetic stripe ke chip akan mundur. Dia menjelaskan bank-bank masih kesulitan untuk menerapkan proses migrasi ke chip ini karena beberapa hal. Pertama, jumlah kartu debit yang sangat besar atau 9 kali lebih banyak dari jumlah kartu kredit.

Berdasarkan data statistik sistem pembayaran Bank Indonesia, jumlah kartu ATM dan debit mencapai 99,91 juta keping kartu per 1 Januari 2015. Sedangkan kartu kredit hanya 16,04 juta keping kartu. "Penerapan kartu kredit ber-PIN saja membutuhkan waktu yang relatif lama, sekitar 5 tahun. Apalagi kartu ATM dan debit yang jumlahnya lebih banyak," ucapnya.

Selain itu, proses ini melibatkan banyak bank, yaitu 59 bank. Sedangkan kartu kredit hanya melibatkan 21 bank. Adapun, biaya yang diperlukan juga besar. Eko memperkirakan untuk migrasi 100 juta keping kartu diperlukan dana sekitar US$200 juta hingga US$300 juta atau setara dengan Rp2,6 triliun hingga Rp3,9 triliun.

"Biaya itu belum termasuk biaya migrasi electronic data capture (EDC) dan mesin ATM yang memerlukan upgrade. Jika melihat kesipan bank-bank saat ini dan biaya yang besar, diperkirakan penggunaan chip ini akan mundur," ujar Eko.

BERITA TERKAIT

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan total aset bank only…

TASPEN Bagikan Ribuan Paket Sembako Melalui Kegiatan Pasar Murah dan Bazar UMKM

TASPEN Bagikan 1.000 Paket Sembako NERACA Jakarta - Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau TASPEN berkomitmen untuk terus…

LinkAja Raih Pendanaan Strategis dari Mitsui

  NERACA Jakarta – LinkAja meraih pendanaan investasi strategis dari Mitsui & Co., Ltd. (Mitsui) dalam rangka untuk saling memperkuat…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan total aset bank only…

TASPEN Bagikan Ribuan Paket Sembako Melalui Kegiatan Pasar Murah dan Bazar UMKM

TASPEN Bagikan 1.000 Paket Sembako NERACA Jakarta - Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau TASPEN berkomitmen untuk terus…

LinkAja Raih Pendanaan Strategis dari Mitsui

  NERACA Jakarta – LinkAja meraih pendanaan investasi strategis dari Mitsui & Co., Ltd. (Mitsui) dalam rangka untuk saling memperkuat…