Berharap Asa di Semester Kedua - Reksa Dana Saham Diprediksi Tumbuh 20%

NERACA

Jakarta – Meskipun di paruh pertama tahun ini, kinerja reksa dana saham masih terkoreksi seiring dengan lambatnya pertumbuhan ekonomi. Namun sebagian pelaku pasar menyakini, pada semester kedua tahun ini pasar reksa dana akan kembali tumbuh positif.

Anggota Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) Rudianto menyampaikan optimistis, kinerja produk reksa dana saham selama semester pertama yang negatif akan kembali positif pada semester kedua tahun 2015,”Kinerja reksa dana saham tergantung dari pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), saat ini memang kurang bagus. Namun, potensi perbaikan masih terbuka jika penyerapan anggaran pembiayaan infrastruktur pemerintah pada semester dua membaik," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Rudianto yang juga Head of Operation and Business Development, Panin Asset Management menilai, dengan penyerapan anggaran pemerintah yang rendah, maka menjadi hal yang wajar jika kinerja reksa dana saham selama semester I-2015 ini negatif karena sebesar 80% portofolio asetnya diinvestasikan pada saham-saham yang terdaftar di BEI.

Dalam catatan Rudianto, kinerja reksa dana saham selama semester I-2015 minus lima persen, reksa dana campuran minus empat persen, dan reksa dana pendapatan tetap tumbuh 1,8%. Dirinya mengharapkan, kondisi ekonomi Indonesia dapat membaik seiring dengan pembangunan infrastruktur sehingga dapat menopang kinerja emiten yang pada akhirnya akan mendorong saham-saham di BEI,”Semua perusahaan pengelola investasi produk reksa dana selalu berlomba-lomba mengalahkan kinerja IHSG. Hasilnya kadang di atas, kadang di bawah IHSG. Tetapi biasanya minimal lima persen di atas IHSG," ucapnya.

Sementara untuk produk reksa dana pendapatan tetap atau obligasi, Rudianto memproyeksikan sampai akhir tahun ini akan memiliki kinerja positif seiring dengan laju inflasi yang masih terjaga. Reksa dana obligasi menempatkan sedikitnya 80% dari keseluruhan investasi dalam efek yang bersifat utang, baik yang diterbitkan oleh pemerintah agen pemerintah, maupun korporasi,”Reksa dana obligasi cukup dipengaruhi oleh tingkat inflasi dan suku bunga, di mana harga obligasi dapat turun seiring dengan laju inflasi dan kenaikan tingkat suku bunga," katanya.

Menurutnya, kalau untuk rekomendasi, investor dapat menyesuaikan tujuan keuangannya. Jika investasi dalam jangka waktu untuk tiga tahun ke depan bisa masuk ke dalam reksa dana campuran dan obligasi. Sementara untuk investasi 3-5 tahun bisa ke reksa dana pasar uang dan 5 tahun baik di reksa dana saham. Namun, kata Rudianto, investor juga perlu melakukan evaluasi sesuai dengan profil risiko keuangan.

Sebagai informasi, APRDI optimistis industri reksa dana tumbuh 20% pada tahun ini meski pasar keuangan secara umum melemah pada paruh pertama 2015. APRDI memperkirakan total dana kelolaan pada tahun ini mencapai Rp 273 triliun. Tercatat hingga Mei 2015, dana kelolaan industri reksa dana mencapai Rp 258 triliun, atau naik 11,4% dari posisi Desember 2014 senilai Rp 228 triliun.

Berdasarkan data dari Infovesta, tercatat kinerja imbal hasil reksa dana saham sejak akhir 2014 hingga 30 Juni 2015 merosot 9,55%. Sementara itu, untuk reksa dana campuran, kinerja telah turun 4,4%. Di sisi lain, reksa dana pendapatan tetap mampu tumbuh 1,86% dan reksa dana pasar uang tumbuh 3,15%. (bani)

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…