NERACA

Lebak - Sebanyak tujuh kecamatan di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, berpotensi mengalami krisis air bersih akibat kemarau yang menyebabkan sumur bawah tanah mengering.

"Kami terus melakukan pemantauan kekeringan ini, karena khawatirkan menimbulkan krisis air bersih berkepanjangan," kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Kaprawi, di Lebak, Kamis (2/7).

Kaprawi mengatakan, pihaknya hingga kini belum menerima laporan adanya krisis air bersih dari aparat kecamatan maupun desa bersangkutan.

Kabupaten Lebak mencatat tujuh kecamatan yang masuk kategori rawan krisis air bersih. Ketujuh kecamatan itu masing-masing Wanasalam, Cihara, Cilograng, Banjarsari, Maja, Cileles dan Curugbitung.

Meskipun, lanjut dia, belum terjadi krisis air bersih, tetapi sudah disiapkan armada angkutan untuk memasok air bersih dari PDAM setempat."Kami menyiapkan angkutan tangki untuk memasok air bersih ke desa-desa yang mengalami krisis air bersih akibat kemarau," kata Kaprawi.

Menurut dia, jika ada warga yang membutuhkan pasokan air bersih, diminta segera disampaikan pada Bagian Sosial Sekretariat Pemerintah Kabupaten Lebak untuk selanjutnya diteruskan pada kantor PDAM setempat.Kedua instansi itu yang berperan untuk menangani masalah bantuan krisis air bersih, ujarnya."Kami siap mengirimkan air bersih ke daerah-daerah yang mengalami kekeringan," katanya.

Dia pun menyebutkan, umumnya warga yang mengalami kesulitan air bersih setelah air sumur bawah tanah, sumber mata air dan jet pump mulai kekeringan. Untuk itu, pihaknya menjalin koordinasi dengan PDAM Kabupaten Lebak untuk mendistribusikan pasokan air bersih melalui tangki. Ant