Internux Bidik Dana IPO Rp 700 Miliar

NERACA

Jakarta – Meskipun Grup Lippo menunda rencana go public Big TV tahun ini lantaran kondisi pasar yang belum baik, namun perseroan masih memiliki rencana besar lainnya. Salah satunya  akan kembali mengantarkan salah satu anak usahanya ke papan pencatatan Bursa Efek Indonesia (BEI). Anak usaha yang dimaksud adalah PT Internux, penyedia jasa internet bermerek Bolt!.

Samsul Hidayat, Direktur Penilaian Perusahaan BEI mengatakan, Internux berencana melepas 20%-25% saham ke publik. "Tidak semua saham baru, ada saham pendiri yang akan divestasi juga," ujarnya, Selasa (30/6).
Namun, dia mengaku tidak ingat saham siapa yang akan dilepas dan berapa banyak. Perusahaan telekomunikasi ini memiliki aset senilai Rp 3 triliun. Perinciannya, ekuitas sebesar Rp 750 miliar, sisanya sebesar Rp 2,25 triliun merupakan kewajiban.

Perseroan menggunakan laporan keuangan Maret 2015 sebagai dasar valuasi. Adapun, PT Ciptadana Securities bertindak sebagai penjamin emisi (underwriter). Ferry Budiman Tanja, Presiden Direktur Ciptadana Securities menambahkan, jumlah saham pendiri yang akan didivestasi sekitar sepertiga dari total saham yang akan ditawarkan ke publik.

Informasi saja, PT First Media Tbk (KBLV) menguasai saham Internux secara langsung sebesar 39,35%. Selain itu, emiten TV berbayar ini juga mengempit Internux melaui PT Mitra Mandiri Mantap (MMM). MMM menguasai 56,99% saham Internux.

Sedangkan, saham MMM yang dimiliki KBLV sebesar 69,04%. Berarti, kepemilikan Grup Lippo di Internux sekitar 78,69%. Sedangkan sisanya, ada kepemilikan Mitsui & Co. Ferry mengaku belum mengetahui saham pendiri mana saja yang akan dilepas, termasuk investor Jepang tersebut.

Dia memastikan, belum ada pembeli jangkar alias anchor buyer yang bersedia menyerap saham IPO Internux, baik saham baru maupun saham divestasi. "Target dana yang ingin diperoleh sekitar Rp 500 miliar sampai Rp 700 miliar," tuturnya.

Ini kedua kalinya Internux memaparkan rencana penawaran saham perdana (IPO) di hadapan pejabat BEI melalui mini expose. Sebelumnya, anak usaha ini menggunakan laporan keuangan Desember 2014 sebagai dasar valuasi. Namun, menurut BEI ada masalah terkait penghitungan net tangible asset. Sehingga, perseroan memutuskan untuk menunda IPO.

Sebelumnya, perusahaan televisi berbayar satelit PT Indonesia Media Televisi atau yang dikenal dengan Big TV sempat berharap bisa melakukan penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di semester pertama tahun ini.

Namun aksi anak usaha PT Multipolar Tbk (MLPL) ini tampaknya tak bisa berjalan sesuai rencana. "IPO belum ada kemajuan. Sengaja kita tunda dulu. Tunggu situasi pasar,”kata Direktur MLPL, Harijono Suwarno.

Dia belum mau mengungkapkan sampai kapan penundaan rencana IPO tersebut. Namun ini berarti Big TV perlu mengganti dasar laporan keuangannya. Karena saat melakukan mini expose ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Big TV menggunakan dasar buku November 2014. Kala itu Big TV disebut akan melepas sekitar 15% saham ke publik. (bani)

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…