NERACA

Jakarta – Kebijakan pemerintah yang akan mewujudkan jalan tol Trans Jawa memberi peluang baru bagi dunia usaha transportasi angkutan darat berpenumpang umum. Jika selama ini kemacetan lalu lintas menjadi salah satu hambatan utama, maka dengan terwujudnya jalan tol Trans Jawa tersebut diharapkan masyarakat yang sempat berpindah menggunakan moda transportasi lain akan kembali menggunakan moda transportasi darat seperti AKAP.

Maka menangkap peluang terjadinya lonjakan penumpang, PT Eka Sari Lorena Transport  Tbk (LRNA) sebagai emiten transportasi publik terus berbenah diri tidak hanya menambah armada, tetapi juga ekspansi bisnis dengan memperluas pemasaran dengan mengembangkan sistem penjualan tiket dengan metode “e-Commerce” dimana calon penumpang bus segmen AKAP dapat memesan secara on-line dan membayar dengan kartu debit atau kartu kredit yang sudah berjalan pada pada beberapa jurusan/rute.

G.T. Soerbakti, Presiden Direktur PT Eka Sari Lorena Transport  Tbk mengatakan, dalam pengembangan bisnis tersebut, perseroan telah menjalin kerja sama dengan salah satu chain mini market dalam hal pembayaran tiket yang dipesan oleh calon penumpang melalui situs Perseroan www.lorena-transport.com. Sekarang sedang dalam tahap penjajakan untuk menjadikan chain mini market tersebut menjadi “Sales Agent”,”Dengan memasarkan tiket melalui “e-Commerce”, maka wilayah pemasaran perseroan menjadi sangat tidak terbatas hanya di Indonesia saja, bahkan hingga ke luar negeri sehingga para pelancong asing pun akan dapat merancang rencana perjalanannya (itenary). Diharapkan, cara ini akan meningkatkan pangsa pasar Perseroan,”ujarnya dalam siaran persnya di Jakarta, Selasa (30/6).

Sedangkan dari sisi operasional, perusahaan mempunyai strategi meningkatkan kinerja operasional dan penambahan rute baru. “Kami merespon selain meningkatkan ”On Time Performance” yaitu tingkat ketepatan waktu berangkat dan tiba yang menjadi salah satu strategi Perseroan mempertahankan loyalitas penumpang, Perseroan juga segera membuka rute-rute baru sebagai bagian dari rencana ekspansi Perseroan,”kata Dwi Rianta Soerbakti, Direktur LRNA.

Dirinya menambahkan, rute-rute baru tersebut adalah rute jarak pendek yang oleh perseroan diistilahkan sebagai Feeder Satelit karena beroperasi mengumpan penumpang dari kota-kota satelit penyangga kota Jakarta.”

LRNA  telah memiliki izin prinsip untuk rute-rute baru Feeder Satelit dari Kementerian Perhubungan, yaitu: Bogor – Kampung Rambutan, Bogor – Kalideres, Bogor – Ciputat - Tangerang Selatan, Bogor – Bandung dan Bogor – Cirebon.

Sementara terkait kinerja keuangan perseroan, Dwi Rianta Soerbakti, Direktur LRNA menjelaskan pertumbuhan perekonomian Indonesia yang dirilis Bank Indonesia tahun 2014 sebesar 5,02% yang melambat jika dibandingkan 5,8% tahun 2013 secara langsung berdampak signifikan kepada pertumbuhan industri transportasi, termasuk Perseroan. Hal ini terlihat jelas pada kinerja Perseroan tahun 2014 dimana terjadi penurunan Pendapatan Usaha sebesar 8% dari sebesar Rp 154,314 miliar di tahun 2013 menjadi sebesar Rp 141,974 miliar pada tahun 2014. “Terjadi penurunan Laba Bersih Komprehensif yang sangat signifikan sebesar 67% dari Rp 6,548 miliar tahun 2013 menjadi Rp 2,159 miliar tahun 2014,” ungkap Dwi Rianta  Soerbakti.

Penurunan pendapatan usaha sebesar 8% dari sebesar Rp 154,314 miliar di tahun 2013 menjadi sebesar Rp 141,974 miliar pada tahun 2014 atau hanya 71% dari target. Kontribusi penurunan terbesar adalah pada segmen Busway Transjakarta Koridor V dan Koridor VII yaitu 29,28% dari Rp 32,17 miliar tahun 2013 menjadi Rp 22,74 miliar tahun 2014. Sementara segmen AKAP menurun 9,76% dari Rp 122 miliar tahun 2013 menjadi Rp 119 miliar tahun 2014. (bani)