Tahun ini, produsen ban PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) menyiapkan US$ 100 juta (Rp 1,3 triliun) untuk belanja modal (capital expenditure/capex) yang akan digunakan untuk modal kerja rutin dan pengembangan usaha.

Kata Direktur Gajah Tunggal Catharina Widjaja, sebanyak US$ 50 juta dana capex dialokasikan untuk perawatan (maintenance) mesin-mesin produksi. Sebanyak US$ 30 juta akan disalurkan untuk pengembangan produk truck bus radial (TBR), sedangkan sisa US$ 20 juta untuk research and development (R&D),”Sumber pendanaan sebagian besar berasal dari kas internal. Khusus untuk pengembangan TBR, kami mengandalkan sisa bond sebesar US$ 70 juta yang diterbitkan tahun lalu,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Dia menegaskan, perseroan akan meningkatkan dan menjaga kualitas dan kuantitas ekspor ke negara-negara tujuan. Perseroan juga akan memperluas jaringan Original Equipment Manufacture (OEM). Untuk itu, perseroan menggenjot kemampuan R&D dan inovasi produk.

Lebih jauh, Catharina melanjutkan, pihaknya juga akan mendorong produk baru TBR. Pada 2017 mendatang, perseroan menargetkan kapasitas produksi TBR menjadi sebesar 2.200 ban per hari, dibandingkan saat ini sekitar 300 ban per hari.“Total dana investasi untuk proyek TBR sebesar US$ 100 juta. Kami sudah kucurkan sekitar US$ 45 juta dalam dua tahun terakhir, sehingga menjadi sisa US$ 55 juta untuk dua tahun ke depan,” papar dia.

Selama kuartal I – 2015, Gajah Tunggal membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 3 triliun atau turun 3,9% dibandingkan periode sama tahun lalu senilai Rp 3,2 triliun. Perseroan juga mencetak rugi bersih sebesar Rp 290,2 miliar, dibandingkan laba bersih sebesar Rp 340,1 miliar pada kuartal I – 2014.“Depresiasi nilai rupiah menghasilkan translasi kurs mata uang asing yang negatif, terutama karena liabilitas perseroan yang sedang berjalan dalam mata uang asing. Akibatnya, perusahaan menderita rugi bersih,” tutur Catharina. (id/bani)