NERACA
Semarang- PT Danareksa Sekuritas optimistis Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia akan kembali meningkat setelah mengalami penurunan akibat lesunya kondisi ekonomi Indonesia di semester I 2015,”Sebelumnya IHSG sempat di level 5.000 ke atas, sekarang di kisaran 4.900 akibat banyaknya investor yang melakukan aksi jual," kata Branch Manager PT Danareksa Sekuritas Semarang, Melcy RS Makarawung di Semarang, kemarin.
Meski saat ini turun, pihaknya menyakini hingga akhir tahun IHSG akan menjadi 5.900 seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi di Indonesia. Diakui, perekonomian global saat ini masih dalam masa ekspansi yang terutama dimotori oleh Amerika Serikat. Hal ini berdampak positif pada perekonomian dalam negeri.
Menurutnya, sepanjang tahun 2014 pertumbuhan ekonomi cenderung melambat yaitu 5% karena kebijakan moneter yang ketat dan fiskal yang kontraktif. Untuk tahun ini pertumbuhan ekonomi diperkirakan masih sekitar 4,9-5,1% atau hampir sama dengan tahun lalu,”Dibandingkan dengan tahun lalu, kontribusi konsumsi dan ekspor akan sedikit menurun, namun kontribusi belanja Pemerintah dan investasi diperkirakan akan meningkat," katanya.
Sementara itu, untuk inflasi cenderung stabil di level 6,5-7% dan diprediksi akan menurun tajam di akhir tahun menjadi 4-5%. Menurutnya, harga komoditas global yang cenderung stabil serta distribusi dan pasokan kebutuhan pokok yang semakin baik menjadi faktor penentu stabilitas laju inflasi,”Kami juga memrediksi nilai tukar rupiah berpotensi menguat seiring dengan perbaikan current account deficit, masuknya modal asing dalam bentuk portofolio serta prospek makro ekonomi yang lebih baik,”ujarnya.
Meski demikian, pihaknya menegaskan yang perlu diwaspadai adalah rencana normalisasi kebijakan the Fed karena akan berpotensi membuat rupiah masih berfluktuasi. Mengawali perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa, IHSG dibuka menguat tipis sebesar 4,79 poin atau 0,10% menjadi 4.887,36 Sementara kelompok 45 saham unggulan (LQ45) bergerak menguat 1,22 poin atau 0,15% ke level 836,07.
Kata analis Asjaya Indosurya Securities, William Surya Wijaya, IHSG bergerak menguat diawal perdaganagn setelah pada hari sebelumnya (Senin, 29/6) mengalami tekanan, bervariasinya pergerakan indeks BEI itu mencerminkan fase konsolidasi menjelang pergantian bulan.
Dia menambahkan bahwa potensi IHSG untuk bergerak menguat masih cukup terbuka menyusul belum adanya perubahan tren dalam jangka panjang, namun dalam jangka pendek ini diperkirakan pergerakan indeks BEI akan dibayangi oleh sentimen eksternal salah satunya krisis utang Yunani,”Saat ini pola investasi ada baiknya mengacu pada 'time frame' yang lebih panjang," katanya.
Sementara itu, Head of Research Valbury Asia Securities Alfiansyah menambahkan, sentimen negatif baik dari eksternal maupun domestik akan mengahambat laju pergerakan indeks bursa global, termasuk IHSG BEI. Dirinya mengemukakan bahwa ketidakpastian krisis Yunani memicu kepanikan pelaku pasar global.
Dari dalam negeri, lanjutnya, kembali muncul tekanan kepada pemerintah untuk melakukan perombakan atau 'reshuffle' Kabinet Kerja,”Isu perombakan kabinet dapat memicu kepanikan kalangan pelaku pasar," ungkapnya. (ant/bani)
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menempati posisi Top 3 tempat kerja terbaik untuk pengembangan karir di Indonesia versi…
NERACA Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di pasar modal, PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) membidik pendapatan tumbuh 20% pada…
NERACA Jakarta- Tensi ketegangan politik di kawasan timur tengah menjadi sentimen negatif terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa…
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menempati posisi Top 3 tempat kerja terbaik untuk pengembangan karir di Indonesia versi…
NERACA Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di pasar modal, PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) membidik pendapatan tumbuh 20% pada…
NERACA Jakarta- Tensi ketegangan politik di kawasan timur tengah menjadi sentimen negatif terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa…