Pelaku Pasar Waspadai Efek Psikologis Yunani

NERACA

Jakarta – Belum redanya aksi jual investor asing di pasar modal membuat laju indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) bergerak fluktuatif yang cukup tinggi. Kondisi ini tidak bisa lepas dari pengaruh sentiment dalam negeri dan luar negeri. Apalagi, kabar gagal bayar atau bangkrutnya Yunani makin membuat investor lebih berhati-hati dalam menempatkan dananya di pasar modal, termasuk di Indonesia.

Merespon hal tersebut, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Tito Sulistio mengatakan, efek psikologi dari ancaman gagal bayar Yunani lebih mengerikan dibandingkan dengan efek riilnya. Menurut dia, kondisi Yunani saat ini sangat penuh dengan unsur politik,”Kalau melihat makroekonomi, jatuh tempo utang Yunani ada unsur politik yang unpredictable,”ujarnya di Jakarta, Senin (29/6).

Meskipun begitu, dia optimstis pasar saham Indonesia tidak akan banyak terpengaruh oleh kejadian Yunani. Menurut dia, perdagangan masih berjalan dan belum bisa mengomentari terkait hal tersebut. Sementara Direktur PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Alex Safrudin menambahkan, koreksi yang terjadi di pasar seharusnya dimanfaatkan investor domestik memborong saham yang dilepas investor asing,”Kalau yang namanya investasi itu kita harus lihat dari history, bukan psikologi. Kalau kita lihatnya investasi jangka panjang justru ini saat-saat yang bagus buat beli. Terutama yang lokal mana saham-saham yang potensial di masa depan untuk kita beli. Lagi diskon ini semua," ungkap Alex.

Alex mengatakan, investor dalam negeri tak perlu mengkhawatirkan dampak negatif krisis di Yunani. IHSG yang anjlok awal pekan ini,kata Alex, diakuinya karena efek domino krisis Yunani. Namun hal itu bukan sinyal bahwa kondisi pasar modal Indonesia yang sedang negatif,”Kenapa kita paling sering naik turun kalau krisis global, karena investor asing kan yang banyak. Prosentase asing kan sekitar 60%, ini kan krisis luar makanya yang cabut itu investor luar," jelasnya

Kondisi ini, kata Alex, bisa dilihat dari banyaknya perusahaan yang mencatatkan kinerja baik namun sahamnya ikut merosot karena krisis global."Tren turun memang, tapi lihat turun karena apa itu sifatnya sementara. Market cap besar juga nggak terpengaruh. Kayak Jasa Marga mau harga sahamnya turun tapi pendapatannya nggak pernah turun, atau Unilever, jangan lupa asing keluar jangan langsung ikut-ikut jual," paparnya.

Mengakhiri perdagangan saham Senin awal pekan, IHSG ditutup melemah 40,42 poin atau turun 0,82% ke level 4.882,58. Sebanyak 53 saham menguat, 223 saham melemah, dan 90 saham stagnan. Jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 2,67 miliar lot saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 2,78 triliun. Indeks LQ45 melemah 7,52 poin atau turun 0,89 persen ke level 834,85.

Hampir semua sektor mengalami pelemahan. Sektor yang mengalami penurunan terbesar adalah sektor agribisnis yang anjlok 40,6% disusul sektor konsumer yang melemah 20,3%, dan sektor properti yang turun 16,9%. Sektor lainnya yang mengalami pelemahan yakni, sektor keuangan turun 3,8%, infrastruktur turun 7,9%, sektor pertambangan turun 10,7%, sektor industri dasar melemah 4,2 persen, sektor manufaktur yang anjlok 7,2%, dan sektor perdagangan turun 2,2%. Satu-satunya sektor yang menguat adalah sektor aneka industri yang naik 6,1%.

Di awal perdagangan, IHSG juga sudah dibuka terkoreksi 26,77 poin atau 0,54% menjadi 4.896,23. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 6,84 poin (0,81%) menjadi 835,52,”Perundingan terkait penanganan utang Yunani terhadap kreditur Uni Eropa, Dana Moneter Internasional dan Bank Sentral Eropa yang gagal menghasilkan kesepakatan menjadi salah satu sentimen negatif bagi pasar saham global, termasuk IHSG BEI," kata Head of Research Valbury Asia Securities Alfiansyah.

Dalam pekan ini, lanjut dia, sentimen yang menjadi perhatian pasar berkenaan dengan krisis Yunani diperkirakan berdampak bagi pergerakan indeks global ke depannya. Yunani menyatakan bahwa hasil pembicaraan dengan para kreditur internasional mengenai dana talangan akan diputuskan untuk diterima atau ditolak setelah melangsungkan referendum nasional yang akan akan berlangsung 5 Juli. bani

 

BERITA TERKAIT

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…