Sentimen Negeri Para Dewa

 

Oleh : Tumpal Sihombing

Praktisi dan Pengajar Surat Berharga

Yunani dan Jepang adalah dua negara yang perekonomiannya didominasi oleh utang. Namun, keduanya berbeda total dari sisi pengelolaan keuangan dan peringkat investasi. Jepang kini memiliki rasio government debt to GDP (D2GDP) sebesar 230% sementara Yunani 177%. Jepang kini memiliki tingkat pengangguran 3,3% sementara Yunani 25,6%.

Indeks capacity utilization Jepang kini di level 99,4%; sementara Yunani 67,4%. Dari data gamblang tersebut, antara negara Jepang dan Yunani bisa dianalogikan demikian : Jepang bagai seseorang yang menggunakan kartu kreditnya secara jor-joran, namun masih memiliki mata pencaharian bagus yang menghasilkan revenue besar untuk melunasi semua utang kartu kreditnya. Sementara Yunani, bagai seorang pengangguran yang hidup dari penggunaan kartu kredit tanpa regular income. Tak heran kedua negara pengutang ini memiliki profil sovereign risk yang berbeda.

Pasar keuangan dunia kini sedang fokus pada dinamika perekonomian Yunani yang berada di ujung tanduk. Sebagai catatan historis, Yunani pernah mengalami technical default pada surat berharga negaranya. Pada tahun 2012, yield obligasi pemerintah Yunani bertenor 10 tahun sempat hampir menyentuh figur 50% sebelum drop tajam ke angka belasan persen lalu naik lagi ke figur 30% dalam tahun yang sama. Fluktuasi indikator makro yang demikian merupakan suatu ciri negara dengan manajemen utang negara yang super payah.

Di sepanjang tahun 2013-2014, yield bergerak agak datar di kisaran 6-10%. Pada tahun ini, yield obligasi pemerintah Yunani bertenor 10 tahun kembali bergolak dan keluar dari range tersebut ke arah 12%. Perlu dicatat bahwa yield obligasi pemerintah di kawasan Euro (Eurozone) saat ini berada pada rentang 0,20-0,25%. Jerman selaku lokomotif perekonomian Eurozone kini memiliki yield 0,92%. Artinya, tren yield negara Yunani telah mengindikasikan adanya pergolakan lanjut terhadap perekonomian negeri para dewa-dewi ini.

Bagaimana ceritanya krisis Yunani bisa berpengaruh pada perekonomian Nusantara? Kini, batas antar perekonomian negara-negara sudah semakin blur. Yunani jelas telah memberikan aspek sentimental bagi para pelaku pasar global yang berinvestasi di ragam negara.

Walau negeri Yunani memiliki Troika selaku supporter dalam rangka menghindari wanprestasi pelunasan surat utang yang jatuh tempo hari ini (sekitar Rp 22 T) plus lanjutannya, namun persyaratan yang ada masih menuntut persetujuan rakyat Yunani yang bakal divoting pada minggu pertama Juli 2015. Troika bersedia membantu, namun tentunya dengan syarat. Namun jika Yunani tidak dibantu, maka sentimen kebangkrutan Yunani sudah cukup membuat para investor global menarik investasinya dari transaksi pasar modal global (termasuk Asia) dan melarikannya ke aset berbasis US$.  

BERITA TERKAIT

Ekspor Nonmigas Primadona

Oleh: Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Februari 2024 sebesar USD0,87 miliar. Surplus ini…

Jaga Kondusivitas, Tempuh Jalur Hukum

  Oleh: Rama Satria Pengamat Kebijakan Publik Situasi di masyarakat saat ini relatif kondusif pasca penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Perspektif UMKM di Ramadhan

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Memasuki pertengahan bulan suci Ramadhan seperti ini ada dua arus perspektif yang menjadi fenomena…

BERITA LAINNYA DI

Ekspor Nonmigas Primadona

Oleh: Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Februari 2024 sebesar USD0,87 miliar. Surplus ini…

Jaga Kondusivitas, Tempuh Jalur Hukum

  Oleh: Rama Satria Pengamat Kebijakan Publik Situasi di masyarakat saat ini relatif kondusif pasca penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Perspektif UMKM di Ramadhan

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Memasuki pertengahan bulan suci Ramadhan seperti ini ada dua arus perspektif yang menjadi fenomena…