Permainan Cermin Ajaib Ala Federal Reserve

Oleh: Theo Fransisco, Pengamat Pasar Uang

Kebijakan Bank Sentral Amerika dengan suka bunga nol, menempatkan semua pelaku pasar seperti berada di dalam sebuah ruangan yang dikelilingi cermin. Pernyataan yang dikeluarkan oleh Direktur Federal Reserve, Janet Yellen, merupakan sesuatu yang sangat penting untuk dicermati. Haram hukumnya untuk mengabaikan begitu saja apa yang ia ucapkan. Bisa dibilang, setelah jangka waktu yang sangat lama, ini merupakan pernyataan terpenting yang pernah dikeluarkan oleh Federal Reserve.

Menjadi hal yang patut disayangkan, ketika pasar modal memiliki ketergantungan sangat tinggi pada Bank Sentral Amerika tersebut. Idealnya, keputusan di lantai perdagangan, tidak selalu harus ditentukan oleh data-data yang dirilis oleh The Fed.

Berapa banyak pialang-pialang yang enggan untuk belajar mencari dan menganalisa data, dalam memprediksi pergerakan pasar. Sebaliknya, begitu banyak pelaku pasar yang manja, karena selalu bergantung pada data-data serta pernyataan Federal Reserve, ketika mereka bermain di lantai bursa.

Akan tetapi, semua kenyamanan berubah drastis ketika Bank Sentral Amerika menggunting suku bunga sampai ke level nol dan menggelontorkan triliunan dolar dana talangan, untuk menghindarkan banyak bank dan  perusahaan dari jurang kebangkrutan.

Ada sebuah analogi.

Ketika seseorang hanyut terseret gelombang, maka hati-hatilah jika Anda ingin mencoba menyelamatkan orang itu. Berpikirlah beribu kali, sebelum Anda memutuskan untuk terjun ke dalam air. Alih-alih menyelamatakan, bisa-bisa Anda juga malah ikut terseret arus dan akhirnya tidak ada yang selamat.

Sayang sekali, inilah yang justru dilakukan oleh Federal Reserve, ketika mencoba untuk menyelamatkan bank-bank dan perusahaan yang sedang terseret arus kebangkrutan. The Fedmeminjamkan dana, menjamin hutang mereka, kemudian memotong suku bunga supaya bank dan perusahaan yang sedang sekarat ini bisa kembali melakukan pinjaman dana.

Tentu saja iming-imingnya adalah suku bunga yang mendekati nol. Federal Reserve mati-matian dalam menjamin keberhasilan kebijakan ini. Sederhananya adalah, jika bank dan perusahaan ini akhirnya tidak terselamatkan, berarti Federal Reserve juga akan mengalami nasib sama. Semua mati konyol.

Sadar akan hal ini, Federal Reserve kemudian melakukan tindakan radikal untuk memastikan bank-bank dan perusahaan-perusahaan sakit tersebut akan bisa bertahan.Langkah pertama yang diambil adalah memastikan suku bunga akan bertahan di level terendah untuk jangka waktu lama. Melalui kebijakan ini, diharapkan bank dan perusahaan akan terus menerus melakukan pinjaman dengan bunga serendah mungkin. Di saat bersamaan, seiring dengan ketersediaan modal, The Fed berharap bank dan perusahaan ini akan kembali menjadi sehat dan bisa kembali hidup.

Akan tetapi, hanya dari sisi itu saja suku bunga rendah ini bisa membantu bank-bank serta perusahaan yang sekarat tersebut. Di lain pihak, resiko yang mengintip juga semakin besar.

Pernahkan Anda pergi ke sebuah pasar malam dan masuk ke dalam wahana rumah kaca?

Begitu masuk, Anda akan menemukan diri Anda dikelilingi oleh banyak cermin, yang terdiri dari berbagai jenis. Ada cermin yang memantulkan bayangan Anda dengan normal. Tapi lebih banyak cermin yang menjadikan diri Anda terlihat aneh. Kepala menjadi lonjong, wajah menjadi cekung, gepeng, ataupun bentuk tubuh yang kelihatan menjadi lebar, pendek dan gendut. Atau diri Anda malah akan terlihat kurus seperti sebatang lidi.

Begitu pula dengan kebijakan suku bunga nol yang diambil oleh Federal Reserve. Pelaku pasar seperti ditarik masuk ke dalam rumah kaca dengan banyak cermin ajaib. Ekonomi dan pasar modal akan terlihat dalam banyak bentuk aneh, tidak menentu dan susah untuk diprediksi seperti apa sebetulnya postur ekonomi, serta pasar modal ideal.

Tingkat suku bunga rendah akan menjadikan investasi pasar modal menjadi sangat menarik untuk para investor. Itu benar.

Jika Anda adalah seorang investor konservatif, mungkin Anda tidak akan tertarik untuk membeli saham apapun. Tapi jika obligasi Anda ternyata tidak menguntungkan dan bahkan tidak bisa melebihi tingkat inflasi, terpaksa Anda akan berpikir mungkin investasi di pasar saham bisa menjadi alternatif. Meskipun, dengan resiko lebih besar tentunya.

Nah, ketika harga saham menggeliat, para pengamat sering berkata bahwa ekonomi lagi bagus, hanya saja datanya belum keburu dirilis bank sentral atau pemerintah.Yang sering dilupakan adalah, pergerakan harga di lantai pasar modal, selalu ditentukan oleh ekspektasi mengenai apa yang akan terjadi esok hari.

Ada dua “cermin” menarik dalam hal ini. Pertama harga saham tinggi akibat fundamental ekonomi positif dari suatu negara. Sementara hal kedua adalah, kebutuhan investor untuk meraup untung besar, hingga menyebabkan naiknya harga saham.

“Cermin” mana yang sedang Anda lihat?

Sekali lagi, suku bunga rendah akan menipu postur ekonomi yang dunia saksikan hari ini. Contohnya sepeti ini. Misalnya Anda adalah seorang investor konservatif, yang tidak begitu suka dengan investasi pasar modal. Anda mungkin harus memotong pengeluaran pribadi Anda, untuk mengcover kerugian yang dialami, karena tabungan atau deposito Anda tidak memperoleh bunga tinggi dari bank.

Di sisi lain, dari kacamata ekonomi minimnya pengeluaran sama dengan lemahnya daya beli. Secara otomatis, itu berarti ekonomi lagi kepayahan. Ketika hal ini terjadi, para pengamat akan berteriak kenapa tidak ada pertumbuhan sama sekali?

Keadaan akan menjadi lebih buruk, ketika perusahaan terus menumpuk pinjaman dengan iming-iming suku bunga rendah, kemudian menggunakan dana pinjaman tersebut untuk melakukan buy back saham mereka sendiri di lantai bursa. Sekilas, saham tersebut akan terlihat “sexy”  seiring dengan berkurangnya ketersediaan saham akibat buy back. Harga pun meningkat. Akan tetapi, rasio dari Price To Earning (P/E) pasti menukik tajam.

Terkesan bahwa saham yang naik, menggambarkan perusahaan tersebut sedang dalam kondisi sehat karena saham yang diminati –padahal dibeli sendiri-. Sebaliknya, rasio P/E yang turun tajam, akan membuat saham menjadi lebih murah dari harga yang semestinya.

Di sinilah letak persoalan besarnya.

Karena suku bunga nol, kita tidak tahu apa keadaan sebenarnya dari sebuah saham. Perusahaan yang hampir mati, bisa bertahan dengan pinjaman modal dan membeli sahamnya sendiri untuk menipu investor. Saham terlihat laku, padahal dibeli sendiri.

Gambaran aslinya dibuat tidak jelas, karena “cermin” suku bunga rendah. Pertumbuhan ekonomi menjadi sesuatu yang tidak pernah kita mengerti dengan benar. Celakanya, para investor kemudian mulai membentuk sebuah pola pikir bahwa suku bunga rendah, adalah bagian permanen ketika menghitung pertumbuhan dan valuasi.

Namun jangan lupa bahwa suku bunga tidak bisa selamanya ada di level nol. Ada waktunya keadaan ini akan berubah. Jika itu terjadi pertanyaannya adalah, postur ekonomi seperti apa lagi yang akan dipantulkan oleh “cermin-cermin ajaib tersebut” ?

Itulah mengapa pernyataan dari Janet Yellen di awal tulisan ini menjadi sangat penting bagi kita. Sudah bukan menjadi rahasia, bahwa suku bunga akan segera bergerak naik. Apa yang belum kita ketahui adalah, seberapa besar suku bunga akan naik.

Minggu lalu, Janet Yellen menjawab pertanyaan itu.

Ia berkata suku bunga tidak akan naik drastis dalam waktu dekat. Mungkin seperempat poin tahun ini, kemudian beberapa poin di tahun depan. Tapi Janet Yellen dengan jelas berkata bahwa Federal Reserve akan menetapkan suku bunga tidak lebih dari 3% sampai akhir tahun 2017.

Artinya, kita masih akan berada di dalam rumah kaca –dengan beragam cermin-, untuk beberapa tahun ke depan.

Bersiap-siaplah. Harga saham akan terus naik! (www.jokowinomics.com)

BERITA TERKAIT

Rekonsiliasi Antar Pihak Pasca Pemilu Sangat Penting Wujudkan Visi Negara

Oleh: Naomi Leah Christine, Analis Sosial dan Politik     Rekonsiliasi antar pihak pasca pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 menjadi…

Pemerintah Optimis Laju Pertumbuhan Ekonomi RI 2024 Semakin Pesat

  Oleh : Nagita Salwa, Mahasiswa Jurusan Ekonomi dan Bisnis di PTS   Pertumbuhan ekonomi sebagai sebuah proses peningkatan output…

Pasca Balasan Iran ke Israel, Bagaimana Prediksi Eskalasi Selanjutnya?

    Oleh: Achmad Nur Hidayat MPP, CEO Narasi Institute   Konflik gaza sejak Oktober 2023 kini berkembang menjadi kekacauan…

BERITA LAINNYA DI Opini

Rekonsiliasi Antar Pihak Pasca Pemilu Sangat Penting Wujudkan Visi Negara

Oleh: Naomi Leah Christine, Analis Sosial dan Politik     Rekonsiliasi antar pihak pasca pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 menjadi…

Pemerintah Optimis Laju Pertumbuhan Ekonomi RI 2024 Semakin Pesat

  Oleh : Nagita Salwa, Mahasiswa Jurusan Ekonomi dan Bisnis di PTS   Pertumbuhan ekonomi sebagai sebuah proses peningkatan output…

Pasca Balasan Iran ke Israel, Bagaimana Prediksi Eskalasi Selanjutnya?

    Oleh: Achmad Nur Hidayat MPP, CEO Narasi Institute   Konflik gaza sejak Oktober 2023 kini berkembang menjadi kekacauan…