Menapaki bulan Ramadan, sejatinya sejumlah kegiatan religi dilakukan untuk menunjang wisata Islami dunia. CEO The Pacific Asia Travel Association (PATA) Indonesia Chapter Poernomo Siswoprasetijo menjelaskan pihaknya begitu antusias agar mempunyai destinasi wisata islam yang bertaraf International, oleh karenanya dirinya mendorong kota Banda Aceh sebagai destinasi Islami dunia.

“Apalagi selama Ramadan tentunya banyak kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat di Banda Aceh sehingga bisa jadi daya tarik untuk wisatawan belajar mengenai syariah dengan baik,” katanya.

Poernomo mengatakan meski suasana Ramadan, Kota Banda Aceh tetap menyambut kehadiran wisatawan asing. Warga Banda Aceh menghargai turis dari luar negeri dari berbagai bangsa seperti yang telah dilakukan saat datangnya pertolongan dari luar negeri ketika Aceh mengalami tsunami pada 2004. Hal tersebut menjadikan PATA Indonesia Chapter mendorong penuh pengembangan pariwisata di kota Banda Aceh hingga ke mancanegara.

Pada Mei 2015 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Aceh meluncurkan paket wisata Amazing Ramadhan in Aceh. Dengan paket wisata yang dikemas oleh bersama para pelaku usaha wisata dan disediakan oleh agen-agen pariwisata dan travel ini, wisatawan bisa menikmati sahur dan buka puasa bersama khas Aceh, shalat terutama tarawih berjamaah di masjid (khususnya Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh), dan menikmati kuliner khas Ramadan di Aceh.

Ada juga tradisi tadarus malam hari, khaduri khatam Al-Quran dan Nuzulul Quran, mengunjungi masjid-masjid, berziarah ke kuburan massal korban tsunami, berkunjung ke dayah (pesantren) atau panti anak yatim. Disbudpar Aceh juga meluncurkan paket wisata “Banda Aceh-Sabang”.

Seperti diketahui, walau bukan negara dengan mayoritas berpenduduk Muslim, namun Singapura dipandang sebagai salah satu destinasi wisata Muslim terbaik di dunia. Predikat tersebut diraih Singapura dalam Matercard-Crescent Rating Globba Muslim Travel Index di tahun 2015.

Dalam penghargaan ini dinyatakan bahwa Singapura berada di peringkat teratas sebagai destinasi wisata yang ramah bagi wisatawan Muslim untuk kategori negara yang bukan anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Sementara secara keseluruhan untuk semua negara, Singapura berada di posisi kesembilan mengalahkan beberapa negara anggota OKI.

"Kami senang Singapura diberi penghargaan sebagai destinasi teratas yang ramah untuk wisatawan Muslim," ungkap Area Director of Indonesia, Singapore Tourism Board, Michele Wooi.

Di dalam peringkat 10 teratas, selain Singapura secara berurutan adalah Thailand, Inggris, Afrika Selatan, Perancis, Belgia, Hongkong, Amerika Serikat, Spanyol, dan Taiwan di urutan kesepuluh. Di tahun 2014, Singapura menerima kedatangan 3,2 juta wisatawan Muslim. Secara global, ada 108 juta wisatawan Muslim di tahun 2014. 

Bagaimana dengan Indonesia? Indonesia berada di peringkat enam baik di kategori negara anggota OKI maupun secara keseluruhan. Di kategori anggota OKI, Indonesia kalah dengan Malaysia yang berada di peringkat pertama, disusul Turki, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Qatar. Setelah Indonesia di urutan ketujuh dan selanjutnya adalah Oman, Jordan, Moroko, dan Brunei.

Kriteria dalam survei GMTI ini meliputi beberapa faktor yaitu destinasi wisata yang ramah bagi keluarga Muslim, tingkat pelayanan untuk wisatawan Muslim, ketersediaan fasilitas bagi wisatawan Muslim, pilihan akomodasi, jumlah kedatangan wisatawan Muslim, pilihan menu dan makanan halal, dan kriteria lainnya.