OJK Tengah Proses Empat Calon Emiten

NERACA

Jakarta- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan sedang memproses empat calon emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI). Disebutkan, jumlah perusahaan yang akan melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) belum ada pengajuan revisi target emiten dari BEI,”Jika BEI merasa ada perlu penyesuaian meningkat atau menurun bisa sampaikan ke kami, tapi revisi belum ada,”kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Nurhaida di Jakarta, Senin (22/6).

Adapun data yang dikeluarkan oleh Komisioner Pengawas Pasar Modal II OJK Noor Rachman, yakni PT Garuda Metalindo, PT Binakarya Jaya Abadi, PT Anabatic Technologies dan PT Bank Harda Internasional. Selain itu, empat perusahaan dalam proses IPO, ada dua penawaran umum terbatas (PUT), yang diajukan PT Radana Bhaskara Finance Tbk dan PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk. Sementara pengajuan sukuk diajukan oleh PT Adira Dinamika Multifinance Tbk, yakni PUB Sukuk Mudharabah II Tahap I.

Di samping itu, tercatat ada tujuh perusahaan yang mengajukan PUB Obligasi Tahap I, yakni PT Adira Dinamika Multifinance Tbk, PT Modernland Realty Tbk, PT Bank Bukopin Tbk, PT Sarana Multigriya Finansial, PT Bank Tabungan Negara Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk dan PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk. Sedangkan PUB Obligasi tahap II dan seterusnya, yang sedang diproses berasal dari PT Astra Sedaya Finance.

Kemudian bicara target IPO tahun sebanyak 32 emiten, beberapa kalangan analis pasar modal menilai skeptic target tersebut bisa tercapai dengan mempertimbangan kondisi pasar saham yang belum kondusif dan disusul beberapa calon emiten yang menjadwal ulang kembali rencana go public tahun ini, seperti PT Phapros Tbk dan Wika Realty.

Analis PT Pefindo Riset Konsultasi, Guntur Tri Hariyanto pernah bilang, target 32 perusahaan yang IPO diperkirakan tidak tercapai di tengah pergerakan bursa saham yang mudah berubah karena masih melambatnya perekonomian domestik dan global,”Hingga mendekati pertengahan tahun ini, jumlah IPO baru mencapai lima emiten dan kondisi ini memang banyak didukung oleh kondisi pasar modal yang kurang kondusif, sehingga banyak emiten yang melakukan penundaan,”ujarnya.

Menurut dia, pasar modal saat ini berada dalam fase volatilitas yang tinggi sehingga membuat arah pasar sulit dipastikan ke depannya, situasi itu dapat memicu risiko penurunan target raihan dana IPO perusahaan."Dari emiten-emiten yang sudah IPO pada tahun ini, mereka cenderung mengalami penurunan target dana yang diperoleh, sehingga aktivitas tersebut menjadi kurang menguntungkan bagi perusahaan," katanya.

Di sisi lain, dia menambahkan bahwa kondisi ekonomi domestik juga belum bisa menyediakan sentimen positif yang bisa menjadi penopang pasar di tengah tren pelemahan seperti saat ini, meskipun pemerintah terus berusaha untuk melakukan stimulus terhadap ekonomi.

Maka dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, lanjutnya, kemungkinan besar pihak BEI akan melakukan revisi target jumlam IPO di tahun ini. Direktur Utama PT Phapros, Iswanto mengakui, kondisi pasar saham yang belum pulih menjadi alasan bagi PT Phapris untuk menjadwal ulang kembali rencana IPO dari rencana tahun ini menjadi semester pertama tahun 2016,”Sedianya IPO Phapros semester I 2015. Persiapan sudah dijalankan, namun karena pasar saham kurang kondusif, ditambah belum tuntasnya program internal, maka IPO kami jadwalkan tahun depan,”ungkapnya. (bani)

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…