WALAU EL NINO MENYERANG INDONESIA - JK: Belum Perlu Impor Pangan

Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi  musim kemarau tahun ini bisa lebih panjang. Pasalnya, di Samudra Pasifik pun berpotensi terjadi El Nino yang menimbulkan musim kemarau berkepanjangan di Indonesia. Meski demikian, Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan pemerintah belum perlu mengimpor bahan pangan untuk menghadapi dampak serangan El Nino tersebut.

NERACA
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, pemerintah harus siap memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri jika El Nino berdampak signifikan terhadap produksi pangan.

Dampak signifikan bisa terjadi jika El Nino menguat pada musim tanam sekitar Oktober mendatang. "Kalau pun (harus) mengimpor, kalau El Nino-nya pada musim tanam, Oktober kenanya, ya kita harus siap-siap memenuhinya walau pun sekarang harga-harga naik akibat itu," ujar JK di Jakarta, Kamis (19/5).  

Meski demikian, Wapres optimis pemerintah tidak perlu mengimpor bahan makanan jika sejak dini telah melakukan persiapan dengan baik. Lagi pula banyak ahli yang memperkirakan bahwa El Nino yang melanda Indonesia tidak tergolong berat, melainkan moderat.

"Bahwa El Nino kan ada tiga, ringan, moderat, dan berat. Kalau banyak analisa, kita yang moderat jadi efeknya lebih ringan dibanding tahun 1998, itu yang keras (berat) sampai kita impor pangan 5 juta ton," ujarnya.

Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi iklim El Nino akan melanda Indonesia pada Juli hingga November mendatang. Akibatnya, musim kemarau panjang akan melanda sejumlah wilayah di Indonesia, dan berakibat pada gagal panen bahan pangan di Tanah Air.

El Nino merupakan gejala penyimpangan kondisi laut yang ditandai dengan meningkatnya suhu permukaan laut di Samudera Pasifik di bagian tengah dan timur garis ekuator.

BMKG memperkirakan gelombang panas El Nino akan menyerang wilayah Indonesia sampai November 2015. Menurut Deputi Bidang Meteorologi BMKG Yunus Subagyo Swarinoto, El Nino yang menyerang wilayah Indonesia berjenis moderat.

“Akibat adanya El Nino diperkirakan awal musim hujan 2015/2016 di beberapa wilayah mengalami kemunduran,” ujar Yunus di Jakarta, Rabu (17/6).  

Yunus mengatakan, hasil monitoring BMKG, perkembangan El Nino sampai Juni menunjukkan El Nino moderat. Kondisi ini diperkirakan akan berlangsung sampai November dan berpeluang untuk menguat (WMO, 2015).

Menurut dia, sejumlah daerah yang berpotensi terkenda dampak El Nino meliputi Sumatera Selatan, Lampung, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara. Dia mengingatkan, El Nino bukan satu-satunya faktor pemicu kekeringan di Indonesia, tapi harus dipertimbangkan faktor lain seperti Dipole Mode dan SST di perairan Indonesia.

Curah Hujan Berkurang

Yunus mengatakan, efek dari El Nino di tiap-tiap daerah berbeda. Paling nyata ada di Sumatera Selatan, Lampung, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, serta Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Perbedaan dampak El Nino ini disebabkan letak geografis yang berbeda-beda, dan juga pola hujan.

Dampak lain dari El Nino adalah beberapa wilayah menjadi rentan mengalami kebakaran hutan. Dia menyebut Sumatera Selatan, Jawa dan Kalimantan Barat adalah daerah yang saat ini sangat mudah terjadi kebakaran. “Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat ini karena dekat dengan Singapura harus diantisipasi, karena mereka yang paling rewel (kalau ada kebakaran),” ujarnya. .

Sebelumnya Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan pihaknya mempersiapkan 20 ribu unit pompa air yang akan didistribusikan ke daerah-daerah yang sering dilanda kekeringan.

Menurut dia, wilayah yang sering mengalami kekeringan mencapai 96 kabupaten dengan total luas 198 ribu ha. Hingga saat ini pihaknya telah mengirimkan tim beserta unit pompa air ke Indramayu, Jawa Barat karena daerah tersebut kesulitan mendapatkan pasokan air bersih.

"Lahan yang kekeringan sekitar 198 ribu ha, sedangkan lahan yang beririgasi 4,8 juta ha. Total rencana tanam ini bisa diupayakan sampai 5-6 juta ton hingga September, tapi sudah ada surplusnya," ujarnya.

El Nino, menurut sejarahnya adalah sebuah fenomena yang teramati oleh para penduduk atau nelayan Peru dan Ekuador yang tinggal di pantai sekitar Samudra Pasifik bagian timur menjelang Hari Natal (Desember). El Nino adalah fenomena alam, yakni meningkatnya suhu muka laut di sekitar Pasifik Tengah dan Timur sepanjang ekuator di atas nilai rata-ratanya. Fenomena El Nino dapat menyebabkan curah hujan di berbagai negara, termasuk sebagian besar wilayah Indonesia berkurang hingga berpotensi menimbulkan kekeringan panjang.

Musim kemarau yang berkepanjangan dapat mengganggu masa tanam padi. Nah, kondisi ini dikhawatirkan mengganggu pasokan beras, karena El Nino yang saat ini mengancam, berpotensi memengaruhi masa tanam di kuartal terakhir.Berbagai dampak kekeringan yang dapat ditimbulkan antara lain menurunnya persediaan air (air permukaan dan air tanah), terganggunya pola tanam, pertanaman mengalami puso,meningkatkan serangan organisme perusak tanaman (OPT), dan kebakaran hutan.

Pengalaman El Nino di masa lalu telah mengakibatkan kekeringan yang banyak merugikan sektor pertanian.Pada 1998 seluas 517.614 ha, tahun 2003 seluas 568.619 ha dan tahun 2006 seluas 338.261 ha. Sebagai gambaran dampak buruk El-Nino tahun 1998, sawah mengalami kekeringan dan terjadi kebakaran hutan di berbagai tempat. Kekeringan sawah berdampak pada penurunan produksi beras sehingga Indonesia harus mengimpor beras sekitar 5 juta ton,demikian pula kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan yang menimbulkan kabut asap hingga ke negeri tetangga.

Presiden SBY saat itu pernah menginstruksikan langkah- langkah untuk mengantisipasi dampak El Nino, yaitu pertama meningkatkan produksi padi untuk mencapai sasaran produksi yang telah ditetapkan. Kedua, percepatan masa tanam di daerah tertentu.Ketiga, mengembangkan varietas padi yang bisa ditanam dan tumbuh di daerah sedikit air. Keempat,memanfaatkan lahan basah atau rawa saat airnya susut untuk difungsikan menjadi sawah seperti di Lampung, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah yang diperkirakan mencapai 1,8 juta ha dapat difungsikan menjadi sawah.

Kelima, memastikan gudang atau lumbung terjaga agar surplus sejak 2007 bisa tersimpan aman dalam gudang dan lumbung sebagai cadangan. Keenam, meningkatkan peran penyuluh untuk memberikan bimbingan teknis dan pendampingan pada para petani. Ketujuh, pengecekan saluran irigasi,waduk, dan situ di seluruh Indonesia yang harus berfungsi baik saat ancaman kekeringan akibat El Nino datang. Berbagai langkah lain yang dilakukan pemerintah untuk mengeliminasi dampak iklim negatif tersebut.  bari/mohar


BERITA TERKAIT

MENAKER IDA FAUZIYAH: - Kaji Regulasi Perlindungan Ojol dan Kurir

Jakarta-Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah akan mengkaji regulasi tentang perlindungan bagi ojek online (ojol) hingga kurir paket, termasuk mencakup pemberian tunjangan…

TRANSISI EBT: - Sejumlah Negara di Asteng Alami Kemunduran

Jakarta-Inflasi hijau (greenflation) menyebabkan sejumlah negara di Asia Tenggara (Asteng), termasuk Indonesia, Malaysia, dan Vietnam mengalami kemunduran dalam transisi energi…

RENCANA KENAIKAN PPN 12 PERSEN PADA 2025: - Presiden Jokowi akan Pertimbangkan Kembali

Jakarta-Presiden Jokowi disebut-sebut akan mempertimbangkan kembali rencana kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Sebelumnya, Ketua Umum…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MENAKER IDA FAUZIYAH: - Kaji Regulasi Perlindungan Ojol dan Kurir

Jakarta-Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah akan mengkaji regulasi tentang perlindungan bagi ojek online (ojol) hingga kurir paket, termasuk mencakup pemberian tunjangan…

TRANSISI EBT: - Sejumlah Negara di Asteng Alami Kemunduran

Jakarta-Inflasi hijau (greenflation) menyebabkan sejumlah negara di Asia Tenggara (Asteng), termasuk Indonesia, Malaysia, dan Vietnam mengalami kemunduran dalam transisi energi…

RENCANA KENAIKAN PPN 12 PERSEN PADA 2025: - Presiden Jokowi akan Pertimbangkan Kembali

Jakarta-Presiden Jokowi disebut-sebut akan mempertimbangkan kembali rencana kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Sebelumnya, Ketua Umum…